SIGIT KINDARTO

"SELAMAT DATANG DI BLOG SANG OEMAR BAKRI"

Jumat, 16 November 2012

Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan


KAJIAN OBYEK STUDI FILSAFAT DAN ILMU PPENGETAHUAN
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Secara Etimologis kata Filsafat berasal dari Bahasa Yunani “Philein” yang berarti Cinta atau “Philia” yang berarti Persahabatan dan “Shopos” yang mempunyai arti kebijaksanaan, intelegensi. Dengan demikian kata Filsafat (Philoshopia)  dapat diartikan sebagai cinta atau kecenderungan akan kebijaksanaan, atau cinta pada pandangan pengetahuan yang bijaksana atau dapat diartikan pula sebagai cinta secara mendalam akan kebijakasanaan atau menurut Win Usuluddin Bernadien (2011 : 2) adalah Cinta sedalam – dalamnya akan kearifan terhadap pandangan atau kebenaran (love of wisdom or love the vision of truth). Sedangkan pencetus kata filsafat adalah Pythagoras, mengatakan ia hanyalah orang yang mencintai pengetahuan. Mohammad Adib (2011 : 18) mengatakan bahwa Filsafat berarti “Cinta akan hikmat” atau “Cinta akan pengetahuan”.
Secara umum, para filusuf bersepakat akan pengertian etimologis tersebut. Sedangkan pengertian Filsafat secara Terminologi antar para filsuf memberikan pengertian yang berbeda-beda, sebagaimana yang dikutip oleh Mohammad Adib  (2011 : 37-38), Plato berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk mencapai kebenaran yang asli. Menurut Aristoteles, filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu – ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika. Rene Descrates filsafat adalah kumpulan semua pengetahuan dari Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikan, Immanuel Kant berpendapat filsafat adalah ilmu yang menjadi pangkal dari semua pengetahuan yang di dalamnya tercakup masalah epistemologi (teori pengetahuan).

Minggu, 11 November 2012

PENDIDIKAN MORAL MELALUI PENDEKATAN KOGNITIF


PENDIDIKAN MORAL MELALUI
PENDEKATAN KOGNITIF


DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH PENDIDIKAN TATA NILAI IPS
PROGRAM PASCASARJANA UNY
JURUSAN PIPS







Disusun oleh :

SIGIT KINDARTO
NIM. 12705259010





 
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
PROGRAM PASCASARJANA PIPS
KERJASAMA P2TK DENGAN UNY
TAHUN 2012




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah 
     Negara Indonesia sekarang ini sedang mengalami krisis moral. Kondisi moral anak usia sekolah dasar saat ini sangat rendah, contohnya antara lain berperilaku kasar, acuh tak acuh pada pelajaran, bersikap seperti orang dewasa, tidak berkeinginan turut melestarikan warisan kebudayaan daerahnya. Moral anak – anak yang notabene adalah calon para penerus bangsa kini malah mulai tergerus oleh arus jaman, maka memang tidak salah bila ada pepatah orang tua yang mengatakan “Jaman saiki jaman edan” yang artinya jaman sekarang  jaman orang bertindak tanpa memperhitungkan moral, betapa tidak kini dengan mudah dijumpai anak – anak yang sangat tidak mencerminkan perilaku moral yang baik dan terpuji. Tindakan tersebut bukan hanya dicerminkan oleh para anak – anak remaja bahkan sampai pada anak – anak usia sekolah dasar yaitu kisaran 7 – 12 tahun, usia dimana tingkat kognisi anak sedang berkembang pesat dan sangat mudah menerima segala bentuk pengetahuan baru secara utuh yang diberikan oleh segenap lingkungannya, apabila lingkungannya mendukung pada pembentukan moral yang baik maka akan terbentuk anak yang bermoral baik dan sebaliknya.

Sabtu, 03 November 2012

Urgensi dan Implikasi Pribumisasi Ilmu Sosial



   PRIBUMISASI ILMU SOSIAL DI TINJAU DARI 
ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS DAN AKSIOLOGIS
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu Pascasarja UNY 

a.      Landasan Ontologi Pribumisasi Ilmu Sosial
Kajian pribumisasi ilmu sosial beraras ontologis maksudnya adalah kajian mengenai sifat dasar dari kenyataan ilmu – ilmu sosial Indonesia, hal ini dikarenakan bahwa dominasi pengaruh Ilmu – Ilmu Sosial Eropa atau Amerika terhadap perkembangan Ilmu – Ilmu Sosial di Asia termasuk Indonesia dirasakan dalam kurun waktu yang telah lama, bahkan sejak sebelum kemerdekaan. Kondisi ini mengkaibatkan perkembangan ilmu – ilmu sosial di Indonesia khususnya dan Asia pada umumnya berada pada keadaan yang tergantung pada dinamika Barat (Captive mind), hal ini tentu menimbulkan keprihatinan yang mendalam pada praktisi ilmu bidang ilmu – ilmu sosial (Nasiwan, 2012).

Ilmu Pengtahuan sebagai Respon terhadap Realitas


Manusia merupakan ciptaan Tuhan yang paling sempurna lagi paripurna, kesempurnaannya tampak pada kecakapan dalam menghadapi pelbagai bentuk permasalahan hidup yang merupakan manifestasi dari kesucian fitrah insaniyah yang dianugrahkan oleh Allah kepadanya, dan keparipurnaannya tampak pada kemampuannya menganalisa setiap permasalahan guna mendapatkan jalan keluar yang akurat tanpa menimbulkan problematika yang lebih parah dari sebelumnya, keparipurnaan ini merupakan bentuk manifestasi hikmah ‘aqliyyah yang menjadi bagian utama terbentuknya makhluk Tuhan yang teristimewa diantara seluruh makhluk yang tercipta di bumi.

Nestapa Manusia Modern




        Perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat, dalam pendangan beberapa filosof, telah menyebabkan manusia terjebak dalam “perangkap” yang dibuatnya sendiri, atau berada dalam “keterasingan" atau yang disebut Sayyed Husein Nasr dengan “Nestapa Manusia Modern”. Berikanlah uraian saudara terhadap pandangan tersebut.
Jawaban
Paradoksal Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan dalam perkembangannya ternyata menimbulkan situasi yang paradoksal. Di satu sisi Ilmu Pengetahuan menjadi simbol keunggulan dan kecerdasan manusia, tetapi di sisi lain ilmu dapat menjadi sumber masalah yang yang dapat mengguncangkan pandangan – pandangan tradisional tentang kodrat kita sebagai manusia. Sebab – sebab terdalam dari kenyataan tersebut tidak dpat dipisahkan dari motif - motif perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. Ilmu pengetahuan tidak lagi hanya menjadi simbol pergumulan manusia mencari kebenaran, tetapi juga menjadi sebuah tugas untuk menyejahterakan manusia, disamping dalam kacamata modern ilmu pengetahuan menempatkan manusia sebagai tuan dan pemilik atas alam.

Jumat, 02 November 2012

Pribumisasi Ilmu - Ilmu Sosial : Sebuah Paradigma menuju Kedaulatan Akademik


MEWUJUDKAN KEDAULATAN  AKADEMIK
(PROSES INDIGENOUSASI ILMU SOSIAL DI INDONESIA)
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu

Dominasi pengaruh Ilmu – Ilmu Sosial Eropa atau Amerika terhadap perkembangan Ilmu – Ilmu Sosial di Asia termasuk Indonesia dirsakan dalam kurun waktu yang telah lama, bahkan sejak sebelum kemerdekaan.
Kondisi ini mengkaibatkan perkembangan ilmu – ilmu sosial di Indonesia khususnya dan Asia pada umumnya berada pada keadaan yang tergantung pada dinamika Barat (Captive mind), hal ini tentu menimbulkan keprihatinan yang mendalam pada praktisi ilmu bidang ilmu – ilmu sosial.
Stagnasi ilmu – ilmu sosial ini menjadi pemicu bagi intelektual Asia – Indonesia untuk mengembangkan kajiannya. Untuk Merealisasikan keinginan tersebut pada tahun 1970-an Ismail Raji Al-Faruqi menyampaikan ide – ide tentang Islamisasi Ilmu – Ilmu Sosial Kontemporer. Langkah ini mendapat dukungan dari Naquib Al-Attas yang juga mendorong dilakukannya Islamisasi ilmu – ilmu secara luas dengan memasukkan unsur-unsur Islam dalam ilmu – ilmu komtemporer.