Strategi yang dapat digunakan dalam
pembelajaran kontekstual adalah REACT Menurut CORD (The Center for Occupational Research and Development), (2012: 2) REACT
adalah strategi pembelajaran dengan relating, experiencing, appliying,
cooperating dan transferring.
Penjelasan selengkapnya adalah sebagai berikut:
1)
Relating (Mengaitkan)
Guru menggunakan strategi relating ketika
mengaitkan konsep baru dengan sesuatu
yang sudah dikenal siswa. Untuk menjadikan pembelajaran lebih bermakna maka
hendaknya proses pembelajarannya mengaitkan konsep-konsep dengan keadaan nyata
di lingkungan sekitar. Guru berperan membantu menghubungkan antara yang baru
dengan yang sudah diketahui siswa. Seseorang yang mampu belajar dengan
mengaitkan antara pengalaman lama dan pengalaman baru akan memperoleh pemahaman
yang baik dan pengetahuanakan diingat dalam waktu lama.
2)
Experiencing (Mengalami)
Experiencing
adalah bermakna “learning by doing” atau belajar melalui eksplorasi, penemuan dan
penciptaan. Aktivitas experiencing di dalam kelas dapat berupa kegiatan
memanipulasi peralatan, pemecahan masalah maupun kegiatan di laboratorium.
Gafur (2003: 277) menerangkan bahwa.proses pembelajaran perlu mendapatkan
pengalaman langsung melalui kegiatan eksplorasi, penemuan (discovery), inventory, investigasi, penelitian.
3)
Applying (Menerapkan)
Artinya suatu tahap pembelajaran bagaimana
menempatkan suatu konsep untuk digunakan, dalam hal ini adalah guru tidak perlu
mentransfer semua pengetahuan tetapi mengajak siswa untuk berpikir dan mencari
jawaban sendiri atas permasalahan yang diberikan oleh guru maupun siswa itu
sendiri. Cara ini akan melatih kemahiran aplikasi siswa dan cara penyelesaian
masalah. Kemampuan siswa menerapkan konsep dan informasi dalam konteks yang
bermanfaat juga dapat mendorong siswa untuk memikirkan karir dan pekerjaan di
masa depan (Gafur, 2003: 277)
4)
Cooperating (Bekerja sama)
Siswa yang bekerja secara individu dalam
memecahkan suatu masalah sering tidak menunjukkan perkembangan signifikan,
terkadang justru frustasi kecuali jika guru memberikan petunjuk penyelesaian
langkah demi langkah. Sebaliknya siswa yang bekerja secara kelompok sering
dapat mengatasi masalah dengan sedikit bantuan. Bekerja dengan teman sejawat
dalam kelompok kecil akan meningkatkan kesiapan siswa dalam menjelaskan
pemahaman konsep dan menyarankan pendekatan pemecahan bagi kelompoknya.
5)
Transfering (Memindahkan)
Transfering
bermakna mempelajari sesuatu dalam konteks
pengetahuan, ketrampilan serta sikap yang telah ada, menggunakan dan memperluas
apa yang telah diketahui. Tranfering juga bermakna menghubungkan apa yang sudah
dipelajari siswa atau apa yang sudah diketahui siswa secara konteks untuk
dipergunakan pada kondisi yang lebih luas dalam meta kognitif. Peran guru adalah membuat bermacam-macam pengalaman
belajar siswa dengan focus pada pemahaman bukan pada hafalan. Kemampuan siswa
menerapkan konsep dalam situasi lain merupakan bentuk keberhasilan proses
pembelajaran siswa secara komprehensif.
b. Langkah-Langkah Pelaksanaan REACT
Langkah-langkah pembelajaran dengan strategi
pembelajaran kontekstual REACT pada dasarnya mengikuti tahapan-tahapan dari
model tersebut, yaitu terdiri dari lima fase (1) relating atau mengaitkan, (2) experiencing atau mengalami, (3) applying atau menerapkan, (4) cooperating atau kerjasama, dan (5) transferring atau pemindahan. Proses
pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual REACT merupakan
suatu siklus kegiatan. Artinya, proses tersebut tidak pernah terputus, seperti
yang disajikan pada gambar dibawah.
Gambar 1 Proses Pelaksanaan REACT Sumber: CORD, (2012: 4) |
Pembelajaran diawali dengan tahap relating. Pada tahap ini guru mengaitkan pengetahuan awal siswa dengan pengetahuan baru yang akan dibahas dengan memunculkan permasalahan-permasalahan autentik yang akrab dengan keseharian siswa. Tahap kedua adalah experiencing. Pada tahap ini guru mengajak siswa untuk menemukan konsep melalui aktivitas laboratorium (kegiatan eksperimen). Setelah siswa menemukan konsep pada tahap experiencing, pembelajaran dilanjutkan ke tahap applying yaitu penerapan konsep melalui latihan soal yang sifatnya autentik dan realistik. Tahap pembelajaran keempat adalah cooperating, yaitu kerjasama kelompok untuk mencari solusi pemecahan masalah yang terbaik. Tahap pembelajaran paling akhir adalah transfering. Pada tahap ini guru mencoba membimbing siswa mentransfer pengetahuan atau konsep yang sudah didapatkan dalam proses pembelajaran ke konteks pengetahuan lain yang lebih kompleks
c. Keunggulan Pembelajaran Kontekstual
Keunggulan pembelajaran kontekstual menurut
Gafur (2003: 276-278) sebagai berikut:
1)
Pembelajaran yang memiliki keterkaitan dengan
lingkungan siswa atau konteks pengalaman kehidupan sehari-hari
2)
Pembelajaran lebih memberikan kegiatan
eksplorasi, penemuan langsung, produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep
kepada siswa karena pembelajaran kontekstual menuntut siswa menemukan sendiri
bukan menghafal
3)
Pembelajaran yang membimbing siswa untuk
menerapkan materi pelajaran dalam
situasi lain yang berbeda. Kemampuan siswa menerapkan konsep dan informasi
dalam konteks yang bermanfaat dapat mendorong siswa untuk memikirkan kair dan
pekerjaan masa depan yang mereka minati.
4)
Melatih siswa untuk bekerjasama, mengemukakan
pendapat, mengajukan dan menjawab pertanyaan, komunikasi interaktif antar siswa
dengan guru serta nara sumber. Pengalaman bekerja sama tidak hanya membantu
membantu siswa belajar menguasai materi pembelajaran tetapi sekaligus
memberikan wawasan pada dunia nyata bahwa untuk menyelesaikan suatu tugas akan
lebih berhasil jika dilakukan secara bersama-sama dalam bentuk team kerja.
5) Pembelajaran yang menekankan pada kemampuan mentransfer pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang telah dimilikinya pada situasi lain. Dengan kata lain pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimiliki bukan sekedar dihafal tetapi digunakan, diaplikasikan pada situasi lain. Kemampuan menerapkan materi pembelajaran untuk memecahkan permasalahan yang ada merupakan penguasaan metakognitif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar