SIGIT KINDARTO

"SELAMAT DATANG DI BLOG SANG OEMAR BAKRI"

Jumat, 16 April 2021

BELAJAR WIRA NIAGA DENGAN MENCIPTA KULINER UNIK


Sigit Kindarto, S.Pd., M.Pd.
Guru SMP Negeri 7 Cilacap
Fasda Pembelajaran Tanoto Foundation Cilacap
Peraih Fasilitator Daerah Terbaik Tingkat Jawa Tengah

Tahun 2020

 


Kondisi geografis Indonesia memungkinkan banyaknya tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar kita. Tumbuhan ini menjadi modal dan sumber belajar bagi lingkungan pendidikan. Dengan menggunakan metode kontekstual maka lingkungan menjadi sumber belajar utama dalam pembelajaran ini.

Mata Pelajaran IPS adalah mata pelajaran yang sangat dekat dengan aktivitas keseharian peserta didik. Oleh karena itu, guru perlu memanfaatkan kedekatan lingkungan peserta didik ini menjadi tema dalam pembelajaran yang dilakukannya dikaitkan dengan kompetensi dasar yang ada dalam struktur kurikulumnya.

Secara umum, pembelajaran IPS bertujuan mengembangkan pengetahuan, keterampilan sosial, kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama, kemampuan memecahkan masalah, serta komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan sebagai perwujudan warga negara yang baik. Oleh karena itu, pembelajran berbasis aktivitas akan memberikan nilai tambah dan bermakna bagi peserta didik

Dalam salah satu kompetensi dasar IPS ada materi mengenai produksi, distribusi dan konsumsi. Materi ini mengajarkan kepada peserta didik untuk dapat mengulik lebih dalam hal-hal terkait dengan berbagai macam kegiatan memproduksi barang dan jasa agar peserta didik mempunyai bekal dan keterampilan untuk menghasilkan jenis-jenis produksi baik barang maupun jasa.

Di SMP Negeri 7 Cilacap mata pelajaran IPS untuk kompetensi dasar produksi, distribusi dan konsumsi diarahkan agar peserta didik mampu menciptakan berbagai jenis kuliner unik yang belum ada di pasaran. Sumber kuliner harus diperoleh dari bahan-bahan yang ada di sekitar tempat tinggal peserta didik berupa hasil pertanian maupun perkebunan yang selama ini belum dilirik dan dijadikan sebagai bahan kuliner oleh pelaku boga.

Selaku guru IPS berusaha untuk menggerakkan peserta didik mampu berkreasi, mengkonsep, memproduksi dan memperdagangkan produk boga unik yang belum ada di pasaran sekaligus sebagai sarana berlatih wira niaga. Jenis kuliner yang dicipta boleh mirip atau merupakan inovasi dari berbagai jenis boga yang sudah ada.  Tujuannya adalah peserta didik mampu mengolah ide kuliner untuk dimanfaatkan memberi alternatif menu boga unik serta mengatasi kelangkaan akibat tingginya pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia dan membiasakan berkreasi dengan ide-ide nyentriknya dan dari 5 kelas yang ditugasi tercipta 124 jenis kuliner baru.

Semua kuliner unik ketika sebelum masa pandemi dikemas untuk ditawarkan dan didistribusikan ke setiap kelas dan ruang guru yang ada di SMP Negeri 7 Cilacap secara berkelompok dan bergilir. Setiap kelompok terdiri dari 4 orang sehingga ketika mempromosikan produknya mempunyai kesempatan yang sama dalam menawarkan hasil kulinernya. Untuk memeriahkan kegiatan ini juga di beri nama Hari Berniaga Espentu. Dari kegiatan ini terkumpul dana hasil penjualan yang cukup besar yaitu Rp. 1.872.500. Literasi finansial sekaligus menjadi bagian dalam pengelolaan hasil kegiatan ini.

 

Pandemi Covid-19 mengakibatkan terjadi perubahan moda pembelajaran dari luring menjadi daring. Hari Berniaga Espentu-pun juga mengikuti moda pembelajaran yang dilaksanakan. Kegiatan pembelajaran berbasis aktivitas yang dikemas menjadi Hari Berniaga ini  dimaksudkan sebagai upaya melatih BERWIRA NIAGA. Kegiatan ini  sekaligus juga mempraktikkan model pembelajaran MIKiR. Bagaimana MIKiR ini dapat diterapkan ? Karena peserta didik Mengalami secara langsung untuk mengkonsep, menggali ide, mengamati lingkungan dalam mencari bahan baku untuk jadikan sebagai Boga Uniknya. Interaksinya dilakukan peserta didik dengan sesama peserta dalam menentukan bahan dan nama kuliner yang diciptakannya melalui media sosial kelas agar tidak terjadi nama boga yang sama dengan bahan yang sama pula, Komunikasi dilakukan oleh peserta didika ketia melakukan promosiatau penawaran hasil karyanya kepada para konsumennya. Refleski dilakukan ketika akhir pekan pembelajaran setelah peserta melakukan proses penjualan, kesulitan atau apa manfaat yang dirasakan peserta didik dengan melaksanakan kegiatan ini.

Langkah-langkah melaksanakan latihan berwira niaga di Hari Berniaga Espentu di masa daring adalah sebagai berikut : 1) Guru Memberikan arahan pembelajaran menggunakan Aplikasi Plotagon tentang Materi Pokok Ekonomi atau PPT. 2). Membuat LKPD IPS tentang pembuatan Kuliner Unik yang belum ada di pasaran berbahan baku hasil pertanian dan perkebunan. 3). Aplikasi Plotagon/PPT dan LKPD di upload guru di kelas virtual bisa menggunakan google classroom maupun WA grup kelas. 4). Guru dan Peserta didik melakukan diskusi pembelajaran dalam tatap muka virtual di Forum WA Messenger 5).  Setelah ada kesepahaman tetang pembelajaran materi pokok ekonomi, peserta didik dan guru melakukan interaksi secara chatting di grup WA sampai berproses menentukan produk kuliner uniknya. 6). Di hari pembelajaran minggu berikutnya semua peserta didik melakukan gelar karya hasil ciptaan kuliner uniknya di media sosial sekolah maupun pribadi dengan deskripsi produknya berupa bahan, proses produksi, harga, keunggulan kuliner yang dibuat.

Gelar karya secara maya ini juga unik karena ternyata konsumen selaku pembeli produk juga harus daring dalam melakukan transaksi. Meski demikian pangsa pasar yang terbuka luas tersebut belum sepenuhnya disambut luas masyarakat, karena ternyata pembelinya baru sesama temannya, dalam rangka memeriahkan hari berniaga. Ini mungkin promosinya yang harus lebih diintensifkan di waktu mendatang.  

Meski Hari Berniaga sebagai upaya melatih Berwira Niaga kepada peserta didik dengan menggunakan moda daring ini tidak semeriah ketika era tatap muka, namun peserta didik merasakan merdeka belajar selaras dengan yang sedang digalakkan oleh Pemerintah. Guru bersifat sebagai fasilitator dan motivator bagi proses pembelajaran yang dialami oleh siswa. Proses model pembelajaran semacam ini memberikan keyakinan bahwa peserta didik di masanya nanti akan mampu menjadi wira usahawan handal dan kreatif  yang mampu mensiasati keadaan dan mampu bertahan dalam setiap kondisi.