SIGIT KINDARTO

"SELAMAT DATANG DI BLOG SANG OEMAR BAKRI"

Senin, 21 Agustus 2023

Mengabdi Menjadi Pendidik Selama 25 Tahun, Guru Sigit Konsisten Berinovasi

Mengabdi Menjadi Pendidik Selama 25 Tahun, Guru Sigit Konsisten Berinovasi
Fahri Zulfikar - detikEdu
Sabtu, 19 Agu 2023 11:00 WIB


Jakarta - Tak mudah untuk melakukan konsistensi selama puluhan tahun. Namun, hal ini berhasil dilakukan oleh pendidik asal Cilacap, Sigit Kindarto.
Sigit Kindarto merupakan seorang guru yang mengawali karier sebagai seorang pendidik sejak 1998 di SMP Islam Al-Irsyad. Kariernya sebagai guru paling lama adalah di SMPN 7 Cilacap yakni lebih dari 14 tahun.

Kemudian sejak 4 Oktober 2022, ia promosi sebagai Kepala SMP Negeri 2 Kedungreja, Cilacap.


Pengabdian Selama 25 Tahun: Inovasi Tanpa Henti
Bagi Sigit, era pendidikan yang berlaku dari dulu sampai saat ini telah menuntut banyak hal yang harus dipenuhi oleh guru. Terutama agar murid-muridnya bisa memperhatikan secara efektif terhadap materi yang diajarkan.

Oleh karena itu, menurutnya, inovasi dalam setiap mengajar dan mendidik menjadi hal penting yang harus dilakukan oleh setiap guru.

Sebab, pendidikan adalah sebuah investasi yang hasilnya tidak akan diraih dalam waktu yang pendek atau singkat, tetapi proses pendidikan yang dilakukan saat ini baru dipetik hasilnya pada 20-25 tahun yang akan datang.

"Bagi saya inovasi yang dilakukan oleh setiap guru menjadi tanggung jawab besar karena semua diarahkan untuk mempersiapkan generasi yang akan memegang arah kebijakan negara di masa datang," ucapnya kepada detikEdu, Jumat (18/8/2023).

"Saya dan banyak guru tentu akan bangga dan bahagia jika banyak dari anak-anak kami yang dididik saat ini akan menjadi pemimpin di eranya kelak mampu berlaku juror, menorehkan banyak kemaslahatan bagi kepentingan bersama menghadirkan kesejahteraan dan rasa keadilan sebagaimana tujuan yang telah dicantumkan dalam sila ke-5 Pancasila, bukan untuk memperkaya bagi diri, keluarga atau kelompoknya saja," tambah Sigit.

Baca juga:
Kisah Guru Andi Maryam Seberangi Lautan untuk Ngajar, Pernah 'Dicegat' Ombak
Baca juga:
Kisah Sri Melati: Difabel Netra Lulusan UCL, Eks Dokter yang Pilih Ngajar di SLB

Inovasi yang Dilakukan Guru Sigit
Ia mengatakan, selama ini, beberapa inovasi yang sudah dilakukan olehnya antara lain:

1. Bintang Prestasi
Program ini bertujuan untuk membiasakan siswa berlatih bersikap jujur dalam keseharian di sekolah maupun di lingkungan masyarakat, yaitu memberikan reward kepada setiap murid yang mau berperilaku jujur dengan mengembalikan setiap barang temuan atau bukan miliknya kepada sekolah.

Selain itu, reward juga diberikan kepada siswa yang berbuat baik/menolong kesulitan yang dialami oleh masyarakat.

2. Penerapan Aplikasi ColorNote
Penerapan Aplikasi ColorNote yaitu strategi untuk membantu murid untuk membuat/menulis dengan suara.

Dengan metode ini kesulitan murid dalam menulis/membuat laporan dapat diatasi dengan cukup mengekspresikan apa yang dilihat, dipikirkan dan dirasakan melalui ucapan yang akan berubah menjadi tulisan.

3. Kesamaptaan dan Leadership Bela Negara
Kesamaptaan dan Leadership Bela Negara adalah upaya membentuk karakter disiplin murid dengan bekerja sama pihak ketiga yang memiliki kompetensi di bidangnya yaitu Kodim 0703 Cilacap berbentuk latihan fisik berupa PBB, Kepemimpinan, Teknik Survival, Nasionalisme dan Outbond.

Menginisiasi Gerakan Komunitas Guru Menulis (K'Gum)
Sigit juga turut melakukan inovasi untuk membantu sesama guru dengan membentuk Gerakan Komunitas Guru Menulis di Cilacap.

Komunitas ini hadir di tengah-tengah kondisi kesulitan yang dialami oleh guru dalam pemenuhan program pengembangan diri yang harus dilakukan untuk naik pangkat.

Kesulitan ini berupa proses yang berbelit dan waktu yang lama ketika guru ingin mendokumentasikan ide dan gagasan besarnya dalam pembuatan buku yang ber-ISBN maupun dalam bentuk penulisan gagasan di Jurnal Penelitian.

"Di samping itu biaya yang harus dikeluarkan untuk itu semua mahal, minimal kisaran 2 jutaan. Dogma sulit, berbelit dan mahal ini disampaikan oleh tokoh-tokoh senior literasi yang sudah mengetahui proses penerbitan buku dan jurnal penelitian di Kabupaten Cilacap," papar Sigit.

"Kebetulan di awal tahun 2018 saya lolos seleksi berkesempatan mengikuti Diklat Penulisan Sejarah yang diadakan oleh Bidang Kebudayaan Kemdikbud yang dilaksanakan selama 4 hari di Semarang. Proses diklatnya dapat diikuti dengan baik dan lancar. Tetapi yang saya rasakan manfaatnya adalah di kesempatan diklat tersebut saya berkenalan dengan peserta lain bernama Kiki Ratnaning Arimbi dari Sidoarjo yang dalam kesehariannya selain mengajar juga menekuni dunia penerbitan buku dan majalah," tuturnya menceritakan awal mula ingin mendirikan Komunitas Guru Menulis.

Berdasarkan diskusi yang ia lakukan, kemudian ia mengetahui bahwa untuk proses penerbitan buku yang sudah memiliki ISBN (International Serial Book Number) itu sangat singkat, mudah dan tidak mahal.

Maka bermula dari diskusi inilah pada 1 Desember 2018 saya mengajak teman-teman lainnya yang memiliki visi sama untuk membantu kesulitan yang dialami oleh ibu bapak guru dalam pengembangan diri ini dengan mendirikan Komunitas Guru Menulis (K'Gum).

Saat ini dan ke depan K'Gum sedang menggarap potensi yang dimiliki para muridnya yang selama ini belum tertangani maksimal dalam bidang jurnalistik.

Kemudian langkah selanjutnya dilakukan K'Gum membentuk Dewan Redaksi yang dikepalai oleh Wuri Handayani, S.Pd. dan sejak 31 Desember 2021 Komunitas Guru Menulis mendirikan anak usaha yang diberi nama "MAJALAH CAHYA WIDYA".

Sasaran majalah ini adalah para murid dari jenjang SD dan SMP. Naskah dari rubrik majalah tersebut berasal dari kiriman tulisan para siswa SD dan SMP se-Kabupaten Cilacap.

Pesan dari Sigit untuk Para Guru Muda
Menurutnya, apa yang telah ia lakukan belum selesai. Sebab, berinovasi sebagai pendidik akan terus dan harus menjadi kewajiban.

Untuk bisa konsisten terhadap hal ini, Sigit berpesan untuk pemerintah dan sesama guru, tentang kunci selamat dalam hidup ini adalah "Kejujuran".

Oleh karena itu, ia berharap dalam sistem pendidikan yang diterapkan, bisa mengakomodir nilai-nilai kejujuran yang terus ditanamkan dan dibiasakan kepada murid. Banyak strategi agar nilai-nilai kejujuran ini dapat diimplementasikan kepada para murid.

"Dengan sikap jujur yang melekat pada para murid, maka ke depan jika saatnya memimpin baik di skala kecil maupun besar, maka amanah itu akan ditunaikan sesuai dengan regulasi dan tujuan dari lembaga yang dipimpinnya," harapnya.

Sigit menekankan bahwa dengan karakter jujur yang dimiliki, maka akan memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat melalui kecerdasan yang dimiliki setiap siswa.

Selain itu, proses pembelajaran atau pendidikan saat ini juga mengalami perkembangan yang sangat cepat. Maka sebagai guru, perlu terus membuka diri untuk belajar.

"Kita selaku guru hendaknya berperan sebagai fasilitator maupun mediator dalam pembelajaran, bukan lagi sebagai satu-satunya sumber belajar. Kita harus bersikap open minded, murid diberi keleluasaan untuk berselancar mencari pengetahuan yang sudah tersedia di banyak sumber belajar," pungkasnya.