SIGIT KINDARTO

"SELAMAT DATANG DI BLOG SANG OEMAR BAKRI"

Rabu, 13 Oktober 2021

WORKSHOP PENYUSUNAN KISI-KISI DAN SOAL BERBASIS AKM

MGMP IPS SMP Kabupaten Cilacap terus bergerak meningkatkan kompetensi anggotanya dengan melakukan kegiatan Workshop Penulisan Kisi-Kisi dan Soal Berbasis AKM. Kondisi pandemi tidak menghalangi semangat dan antusiasme peserta yang ketat menerapkan protokol kesehatan. Syarat peserta mengikuti workshop ini adalah telah divaksin dan mengunggah bukti vaksin ke link yang sudah disediakan panitia.  Kegiatan dilaksanakan bertempat di auditorium Politeknik Negeri Cilacap. Workshop ini dilaksanakan selama dua hari yaitu Rabu dan Kamis tanggal 13-14 Oktober 2021 mulai pukul 09.00. sampai dengan pukul 16.00.

Laporan Ketua MGMP IPS SMP Kab. Cilacap

Sigit Kindarto, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Umum MGMP IPS SMP Kabupaten Cilacap melaporkan bahwa dasar pelaksanaan kegiatan ini adalah adanya tuntutan era pendidikan bagi Ibu Bapak guru untuk mampu menyusun dan menulis soal HOTs berbasis AKM. Kegiatan ini diikuti oleh 120 peserta yang merupakan perwakilan guru IPS dari sekolah negeri maupun swasta di Kabupaten Cilacap. Target kegiatan ini agar guru-guru IPS mempunyai kompetensi dan kualitas yang sama dan merata dari wilayah Daeyuhluhur sampai Nusawungu. Dalam kesempatan itu dibagikan pula buku sejarah lokal Cilacap karya penulis guru IPS kepada peserta yang mendapatkan 3 buah judul per peserta. Dilaporkan juga jejaring yang sudah terbangun oleh MGMP IPS Kabupaten Cilacap yaitu melakukan kerjasama dengan Program Magister IPS UMP, BPMPK (Badan Pengembangan Multimedia Pendidikan dan Kebudayaan), UNY (Universitas Negeri Yogyakarta). Mimpi yang ingin segera diwujudkan pleh MGMP IPS Kabupaten Cilacap adalah terbangunnya Laboratorium Outdoor IPS yang mengintegrasikan Hutan Mangrove, Peninggalan Sejarah Benteng Pendem serta loka sosial budaya masyarakat nelayan sebagai inti tracking knowledge-nya.

Kadinas dan Tamu Undangan Foto Bersama Peserta

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap, Drs. Sadmoko Danardono, M.Si.. Dalam arahannya disampaikan konsep dan rancangan kerja Dinas P dan K Kabupaten Cilacap di masa depan, diantaranya agara penanaman semangat dan kebanggaan sebagai warga bangsa senantiasa ditanamkan secara serius kepada peserta didik yang akan menjadi pemimpin Indonesia di kemudian hari. Juga program bilingual di kelas-kelas setiap jenjang SMP, hal ini karena tuntutan dan tantangan ke depan peserta didik harus mampu berkompetisi dan berkomunikasi dalam percaturan dunia menggunakan bahasa internasional. Dan program yang akan segera diwujudkan adalah adanya leader class khusus untuk peserta didik yang mempunyai potensi di bidang oleh raga.

Kadinas P dan K Cilacap Menyerahkan Buku Sejarah Lokal Cilacap kepada peserta workshop, Ahmad Dahlan SMP Negeri 3 Kroya dan Heny SMP Negeri 1 Cimanggu
Drs. Saiful Anam, M.Pd. menyampaikan paparan

Nara sumber kegiatan ini adalah Drs. Saiful Anam, M.Pd.yang mengupas secara tuntas tentang pembuatan kisi-kisi dan soal berbasis AKM. Secara teori dijelaskan konsep AKM yang memuat materi literasi, numerasi dan survai karakter. Antusiasme tampak dari aktivitas peserta yang sungguh-sungguh dalam melakukan praktik pembuatan kisi-kisi dan soal berbasisi AKM. Selanjutnya dilakukan presentasi dari peserta untuk dikritisi secara bersama.

Narasumber kedua disampaikan oleh Dr. Sriyanto, M.Pd. dari Magister IPS UMP menyampaikan tentang Inovasi Pembelajaran IPS Berbasis IT. Hal ini menyikapi kondisi pandemi yang masih terus menuntut inovasi dari para guru IPS agar tetap eksis dan mampu memberikan layanan prima kepada para siswanya. Aplikasi Canva menjadi salah satu alternatif yang dapat dilakukan oleh Ibu Bapak Guru IPS.

Di akhir sessi panitia kegiatan mengingatkan kepada peserta untuk memenuhi tugas mandiri dari workshop ini dan membagikan banyak doorprize kepada peserta berupa buku karya Ibu Bapak Guru yang tergabung dalam wadah K’Gum (Komunitas Guru Menulis) Kabupaten Cilacap.

Sabtu, 28 Agustus 2021

BERATNYA PERJUANGAN DIPLOMASI

Sigit  Kindarto, S.Pd., M.Pd.
Guru SMP Negeri 7 Cilacap
Aktivis Literasi Tulis di Kabupaten Ciacap

Menyerahnya militer jepang kepada pada tanggal 15 Agustus 1945 telah menimbulkan suatu kekosongan kekuasaan di daerah pendudukan yang tidak dapat segera diisi oleh pihak Inggris, sebagai wakil dari negara-negara Sekutu yang menang dalam Perang Dunia II, atau Belanda yang berkeinginan untuk melaksanakan kembali sistem kolonialismenya di Indonesia. Keadaan tersebut mendorong para pejuang di Indonesia, khususnya pemuda, agar Indonesia segera memproklamasikan kemerdekaannya.

Pada tanggal 17 Agustus 1945 Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta memproklamasikan berdirinya Negara Indonesia yang berdaulat. Keberanian Soekarno dan Mohammad Hatta mendapat dukungan luas dari rakyat Indonesia, tetapi tidak mendapatkan pengakuan dari masyarakat internasional (Harold Crouch, 1986). Masalah itu dimungkinkan, karena Belanda yang tergabung dalam Sekutu masih diakui kekuasaannya di Indonesia. Dengan demikian ketika Inggris di tugaskan Sekutu untuk melucuti pasukan Jepang, maka langkah tersebut memperlancar kembalinya pemerintahan Belanda di Indonesia. Para pemimpin Indonesia memprotes kembalinya pasukan Belanda, tetapi bangsa Indonesia tidak mempunyai kesanggupan dan kekuatan militer untuk mencegahnya.

Enam minggu setelah proklamasi kemerdekaan pemerintah Indonesia membentuk tentara reguler, yaitu Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang di kemudian hari dikenal dengan sebutan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Tentara baru tersebut semula merupakan kesatuan setempat yang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia dan terbentuk secara spontan setelah mendengar berita menyerahnya pemerintah pendudukan Jepang. Tentara Keamanan Rakyat dalam mempersenjatai diri merebut senjata dari pasukan Jepang. Kekuatan utama TKR adalah para pemuda yang telah memasuki organisasi Pembela Tanah Air (PETA). Selain PETA, TKR juga merekrut mantan perwira muda yang telah mendapatkan latihan kemiliteran pada Akademi Militer Belanda dengan tingkat profesionalisme yang jauh lebih tinggi apabila di bandingkan dengan pasukan yang berasal dari PETA, tetapi jumlahnya sangat sedikit.

Dilihat dari komposisi dan kualitasnya maka tentara Indonesia bukan merupakan lawan yang setingkat dengan pasukan Inggris dan pasukan Belanda didalam perang konvensional. Meski tentara Indonesia melakukan perlawanan ketika pasukan Inggris mendarat di kawasan Indonesia pada akhir tahun 1945 tetapi pada akhirnya pasukan Inggris dan pasukan Belanda dapat menguasai kota-kota utama di Indonesia. Hal ini dikarenakan pasukan Belanda dipimpin oleh perwira-perwira profesional terlatih dan berpengalaman mengomandokan pasukan sedangkan pasukan Indonesia tidak lebih dari kumpulan-kumpulan pemuda setempat dengan latihan-latihan yang terbatas, tidak mempunyai pengalaman bertempur, persenjataan yang dimiliki sedikit dan jauh dari bersatu. Meski lemahnya pengalaman dan persenjataan serta kemampuan yang dimiliki oleh tentara Indonesia ternyata pasukan Belanda tidak mampu menghapuskan eksistensi Republik Indonesia (K.M.L. Tobing, 1987). Sebaliknya justru menumbuhkan tingkat kesadaran untuk berjuang menegakkan dan mempertahankan Negara Republik Indonesia yang baru diproklamasikan tersebut.

Pertanda utama dari tahun-tahun pertama revolusi Indonesia dari pertengahan 1946 sampai dengan akhir tahun 1948 adalah tekanan yang semakin meningkat yang dilancarkan oleh pihak Belanda terhadap pemerintah Indonesia. Keadaan tersebut telah mendorong upaya untuk mengubah strategi perjuangan Republik Indonesia dari konflik-konflik militer ke usaha penyelesaian secara diplomasi dalam rangka melaksanakan sistem dekolonisasi dan mempertahankan kemerdekaan di Indonesia.

Perundingan-perundingan diplomatik Indonesia dan Belanda secara formal dimulai sejak 1946 dengan melalui perantaraan Inggris kemudian Amerika Serikat. Dalam setiap perundingan sesungguhnya Belanda telah mengakui Republik Indonesia secara de facto (R.Z. Leirissa, 1992). Disepakati bersama bahwa Belanda mengakui kedaulatan penuh Republik Indonesia setelah suatu masa tertentu, tetapi kapan hal tersebut akan direalisasikan adalah suatu masalah yang selalu menghambat. Meski anggota delegasi Belanda dan Indonesia dapat mencapai kesepakatan atau persetujuan mengenai berbagai soal, tetapi pihak-pihak yang beroposisi baik yang ada di Indonesia atau di Negari Belanda selalu mengajukan berbagai keberatan terhadap hasil kesepakatan tersebut beserta implementasinya.

Dengan demikian, realisasi dari hasil kesepakatan dalam perundingan tersebut selalu terhambat, sehingga kembali terjadi konflik-konflik bersenjata antara Indonesia dengan pihak Belanda. Baru setelah adanya pelaksanaan agresi militer Belanda yang ke I dengan sasaran utama diarahkan kepada wilayah Republik Indonesia de facto, masalah pertikaian Indonesia dengan Belanda dimasukkan dalam agenda resmi persidangan di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Hal ini membawa keuntungan bagi Republik Indonesia dalam upayanya untuk mencari dukungan pengakuan dari negara-negara di dunia. Sementara itu situasi militer Indonesia semakin menyulitkan posisi Belanda dengan sistem gerilyanya. Keadaan tersebut dimanfaatkan oleh kaum politisi Indonesia untuk memberikan tekanan yang semakin intensif kepada Belanda di meja perundingan supaya meluluskan tuntutan-tuntutan yang diajukan oleh pihak Republik Indonesia yakni melepaskan pemerintahan masa peralihan dan akhirnya mengakui serta menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tanggal 27 Desember 1949. Meski dalam pengakuan dan penyerahan kedaulatan tersebut kedudukan Negara Republik Indonesia hanya merupakan bagian dari Republik Indonesia Serikat tetapi sebenarnya bentuk RIS tersebut bukan tujuan utama dari perjuangan rakyat Indonesia karena hal tersebut bertentangan dengan cita-cita negara yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, melainkan hanya sebagai taktik untuk memperoleh pengakuan kedaulatan secara penuh dari Belanda dan setelah itu terpenuhi akan kembali kepada maksud perjuangan semula yaitu negara kesatuan. Sebab Belanda sudah tidak mempunyai kewenangan untuk mencampuri urusan dalam negeri Indonesia. Seperti yang tercantum dalam Piagam Pemindahan Kedaulatan yang menyebutkan Negara Belanda tidak akan menuntut syarat apa-apa dan memindahkan kedaulatan Indonesia yang penuh kepada Republik Indonesia Serikat dan mengakui Republik Indonesia Serikat sebagai sebuah negara yang merdeka dan berdaulat (George Mc. Kahin, 1980). Oleh karena itu tidak perlu heran jika usia dari Negara Republik Indonesia Serikat tersebut hanya delapan bulan dari waktu penyerahan kedaulatan, sebab pada tanggal 17 Agustus 1950 Republik Indonesia Serikat menjadi Negara Kesatuan.

Keberhasilan perjuangan politik diplomasi memberikan konstribusi yang besar dalam rangka menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan Negara Republik Indonesia meski hal tersebut ditunjang pula oleh perjuangan bersenjata, karena antara keduanya adalah saling melengkapi, bahkan oleh K.M.L. Tobing (1986) dikatakan bahwa perjuangan di meja perundingan (diplomasi) itu lebih berat apabila dibandingkan dengan perjuangan fisik yang dilakukan di garis terdepan dalam front pertempuran.

   

Kamis, 12 Agustus 2021

~ MENGAJAR ASYIK DENGAN PLICKERS ~

Sigit Kindarto, S.Pd., M.Pd.
Guru di SMP Negeri 7 Cilacap
Alumni Peraih Beasiswa S2 P2TK Kemdikbud 
Tahun 2012


A.      Ide Dasar

Perkembangan teknologi informasi saat ini sedang mengalami booming. Tercipta berbagai perangkat teknologi yang dapat memberikan kemudahan dan fasilitasi kehidupan manusia. Hidup serasa dimudahkan dengan adanya temuan baru teknologi. Demikian juga untuk lingkup pendidikan, telah banyak temuan software maupun aplikasi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. teknologi ini mampu membantu guru dan siswa untuk melakukan kegiatan belajar mengajar secara efektif, kreatif dan inovatif. Banyak temuan inovasi teknologi yang diprioritaskan untuk Mata pelajaran Sains.

Proses pembelajaran Mata Pelajaran IPS jarang yang memanfaatkan teknologi digital. Ada yang sudah memanfaatkan kemajuan teknologi ini, namun dengan persentase yang sangat rendah. Hal ini dikarenakan tingkat SDM yang kurang tertarik dengan perkembangan teknologi. Mindset tersebut mesti harus diubah bahwa meski usia sudah senja, tetapi mempelajari teknologi untuk keperluan kemajuan pembelajaran harus tetap dilakukan. Dan pada kesempatan ini, penulis mencoba memanfaatkan kemajuan teknologi untuk diterapkan dalam proses pembelajaran IPS.

 

B.       Sintak Aplikasi Plickers

Aplikasi Plickers merupakan sebuah aplikasi yang tersedia gratis, sebagaimana aplikasi Facebook. Aplikasi ini dapat dipakai oleh semua orang yang berminat memanfaatkannya. Aplikasi ini mempunyai unsur kemanfaatan besar bagi proses kegiatan belajar mengajar, karena akan memberikan tampilan yang berbeda kepada siswa dalam belajar IPS. Dengan frame baru ini IPS akan menjadi mata pelajaran yang menarik dan memotivasi siswa untuk belajar lebih intens.

Ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi ketika akan memanfaatkan aplikasi ini yaitu ;

1.      Mempunyai email

2.      Login ke aplikasi Plickers

3.      Koneksi internet

4.      Laptop

5.      HP Android

Sedangkan rancangan pemanfaatan Aplikasi Plickers ini sebagai berikut :

1.      Cara login Plickers di Laptop

a.       Nyalakan laptop dan koneksikan dengan internet

b.      Buka

c.       Ketik Plickers

d.     Pilih kata Plickers yang muncul di mesin pencari google

e.       Login atau Masuk ke aplikasi plickers menggunakan email  

f.       Aplikasi plickers siap digunakan

 

2.      Menggunakan Plickers di Handphone, harus melakukan download terlebih dahulu di HP. Langkah download aplikasi ini adalah

a.       Buka aplikasi Play Store

b.      Pilih aplikasi plickers

c.       Kemudian pilih install aplikasi tersebut

d.      Aplikasi Plickers siap digunakan

 

C.      Proses Penemuan / Pembaharuan

Pembaharuan pemanfaatan aplikasi plickers berbasis android ini untuk kegiatan evaluasi pembelajaran. Quiz dalam evaluais yang diberikan guru dalam kegiatan belajar mengajar kebanyakan hanya berbasis kertas. Berbasis kertas ini maksudnya guru memberikan soal secara lisan untuk ditulis oleh siswa kemudian siswa langsung menjawab pada kertas yang sama, atau guru memberikan soal disertai dengan pilihan jawabannya dan siswa langsung mengerjakan pada kertas tersebut.

Aplikasi Plickers ini memberikan nuansa berbeda dalam kegiatan evaluasi pembelajaran melalui quis yang diberikan guru. Guru memanfaatkan Laptop, LCD Proyektor, dan HP Berbasis Android untuk memberikan quiz secara terbuka dan real time. Sebelum quiz dimulai guru membagikan kertas jawaban ke siswa ukuran 20 x 20 cm yang sudah berbarcode. Kertas jawaban dapat digunakan untuk menjawab semua soal yang diberikan guru dengan cara mengarahkan kertas jawaban ke Handphone Guru. Handphone inilah yang akan melalukan scan jawaban siswa dan akan terlihat siswa yang sudah menjawab dan siswa yang belum menjawab. Skema alur pemanfaatan aplikasi plickers dapat dilihat dalam gambar di bawah ini.


Proses evaluasi pembelajaran yang seperti ini mengalihkan model quiz dari yang semula berbasis kertas menjadi berbasis laptop dan handphone. Ini sejalan atau sesuai dengan kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah khususnya Kemdikbud yang mengalihkan model ujian akhir tahun kelas IX dari UNKP (Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil) menjadi UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer). Dengan menggunakan model quiz plickers ini secara tidak langsung akan membiasakan siswa untuk terikat secara emosional dengan perangkat laptop/computer, sehingga ketika pada saatnya mengikuti ujian akhir tahun yaitu UNBK kekhawatiran atau grogi/takut dapat diminimalisir.

 

D.      Aplikasi Praktis dalam Pembelajaran

Implementasi aplikasi plickers dan HP Berbasis Android dalam proses evaluasi pembelajaran IPS dilaksanakan secara bersamaan dan sifatnya on-line dan real time sebagai berikut :

1.        Login ke aplikasi plickers menggunakan laptop/computer

a.       Tahapan Input Data Laptop

1)      Membuat Kelas

Ø  Pilih Menu Bar Class

Ø  Add Class

Ø  Isi setiap kolom yang ada

Ø  Save

2)      Input Soal

Ø  Pilih Menu Library

Ø  Ketik New Folder

Ø  Isi Nama foldernya

Ø  Save 

Ø Ketik New Question

Ø  Ketik Soal

Ø  Isi Kunci Jawaban

Ø  Save and Create New

3)      Cetak Kartu

Ø  Pilih Menu Cards

Ø  Pilih Kartu yang diinginkan

Ø  Cetak sesuai jumlah murid

4)       Memulai Evaluasi

Ø Pilih Menu Class

Ø  Pilih kelas yang dievaluasi

Ø  Pilih Menu Live View

 

2.        Login ke Handphone Berbasis Android

a.        Aktifkan Aplikasi Plicker di HP

Ø  Pilih Kelas

Ø  Pilih Soal

Ø  Klik Icon ADD TO QQUEE

Ø Klik icon Kamera yang muncul pada pokok soal

Ø Siswa meihat  layar LCD Proyektor

Ø Arahkan HP ke siswa


Penerapan  Aplikasi Plickers Berbasis Android untuk meningkatkan Motivasi dalam Evaluasi Pembelajaran IPS Siswa Kelas VII H SMP Negeri 7 Cilacap dilaksankan secara on-line antara Laptop dan HP Android secara bersamaan dan memberikan hasil (skor) real time kepada guru dan siswa. Siswa memberikan jawaban terhadap pertanyaan guru hanya dengan mengangkat kertas ber-barcode yang diarahkan ke HP guru. HP inilah yang akan men-scan jawaban siswa benar atau salah dan akan tampak  terlihat lewat tayangan monitor di LCD Proyektor.

Setelah menerapkan aplikasi plickers dalam pembelajaran IPS, kegiatan belajar mengajar menjadi menarik ini ditandai dengan adanya peningkatan sebesar  57 point atau setara dengan 47,5 %, sedangkan motivasi mengikuti pembelajaran IPS meningkat secara siginifikan dari kondisi awal yang hanya 75 point atau 62,5 %  menjadi 111 point atau 92,5 % pada periode I dan 116 point atau 96,7 % pada periode II.

Sedangkan capaian nilai kognitif juga mengalami peningkatan yang menggembirakan dari kondisi awal dengan total nilai sebesar  2.200, kemudian meningkat menjadi 2.328 pada periode ulangan I dan menjadi 2.550 pada ulangan periode II. Dengan data tersebut menjelaskan bahwa aplikasi plickers mampu meningkatkan motivasi dan capaian nilai evaluasi siswa kelas VII H semester  I tahun pelajaran 2017/2018 di SMP Negeri 7 Cilacap.

 

E.      Saran

1.  Kepada Guru

a.    Sebaiknya guru memanfaatkan aplikasi plickers dalam pembelajaran sehingga siswa tumbuh rasa tertarik terhadap mata pelajaran yang diajarkan

b.    Guru dalam menerapkan berbantuan aplikasi plickers harus menguasai strategi pembelajaran dengan baik dan mampu merumuskan langkah-langkah dalam skenario pembelajaran

2. Kepada Institusi

a. Aplikasi Plickers dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam kebijakan pengembangan kurikulum sekolah, khususnya pada pembelajaran IPS di SMP.

b. Dapat digunakan dalam pengembangan profesi guru, terutama dalam inovasi pembelajaran.

c. Dapat digunakan sebagai pengembangan suatu proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar secara komprehensif yang meliputi ranah kognitif, afektif, serta psikomotor siswa.

3. Kepada Peneliti Lain

    Untuk dapat mengembangkan penelitian sejenis yang berfokus pada peningkatan partisipasi serta    pengembangan hasil belajar yang komprehensif agar dapat membantu siswa menemukan korelasi  pemahaman materi pelajaran dengan kondisi nyata dalam kehidupan siswa.