SIGIT KINDARTO

"SELAMAT DATANG DI BLOG SANG OEMAR BAKRI"

Jumat, 21 Desember 2012

Bahan Ajar IPS SMPku Kelas VIII

KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
DI KABUPATEN CILACAP

                       
Nama Sekolah
:
SMP Negeri 7 Cilacap
Kelas/Semester
:
VIII / 1
Mata Pelajaran
:
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester
:
VIII / 1
Standar Kompetensi               
:
1.
Memahami permasalahan sosial berkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk

Kompetensi Dasar
:
1.1
Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan
Indikator

:
1
Kognitif
Ø  Proses
Menyebutkan 2 jenis faktor kerusakan lingkungan hidup berdasarkan penyebabnya
Ø  Produk / Hasil
Mengenali lingkungan hidup yang telah mengalami  kerusakan


2
Psikomotor
Mampu mencari 5 gambar bentuk kerusakan lingkungan hidup dan faktor penyebab kerusakan lingkungan


3
Afektif
Ø  Menumbuhkan sikap cinta lingkungan alam
Ø  Gemar menjaga kebersihan             

A.    Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar

Agar lebih efektif dan efisien dalam mempelajari modul ini, hendaknya Anda memperhatikan petunjuk belajar berikut :
  1. Baca dan pelajarilah setiap uraian kegiatan belajar dalam bahan ajar ini secara runtut, cermat dan teliti.
  2. Catatlah atau tandailah hal-hal yang Anda anggap penting.
  3. Apabila ada yang kurang jelas, coba diskusikan dengan teman-teman Anda atau tanyakan kepada guru atau carilah sumber lain yang sesuai.

B.     Tujuan Pembelajaran

  1. Kognitif                             
a.  Proses
Menyebutkan 2 faktor kerusakan lingkungan hidup berdasarkan penyebabnya
            b.  Produk / Hasil
Mengenali lingkungan hidup yang telah mengalami  kerusakan

 2.   Psikomotorik
Mampu mencari gambar bentuk kerusakan lingkungan hidup dan faktor penyebab kerusakan lingkungan hari

  1. Afektif
Ø  Menumbuhkan sikap cinta lingkungan alam
Ø  Gemar menjaga kebersihan


C.    Uraian Materi Pembelajaran
Kabupaten Cilacap adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dengan luas wilayahnya 32.548 km², atau sekitar 25,04% dari luas pulau Jawa. Ibukotanya adalah Cilacap. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas di utara, Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Kebumen di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar (Jawa Barat) di sebelah Barat, berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Barat..
Bagian utara Kabupaten Cilacap adalah daerah perbukitan yang merupakan lanjutan dari Rangkaian Bogor di Jawa Barat, dengan puncaknya Gunung Pojoktiga (1.347meter), sedangkan bagian selatan merupakan dataran rendah. Kawasan hutan menutupi lahan Kabupaten Cilacap bagian utara, timur, dan selatan.
Tipe topografi keruangan Kabupaten Cilacap yang berupa pegunungan, tanahnya bergerak (labil) dan sebagian daratan lainnya merupakan dataran rendah membawa dampak buruk yang signifikan bagi masyarakatnya, Kabupaten ini sering mengalami kerusakan lingkungan alamnya sebagai akibat dari proses alam maupun akibat ulah penduduknya (baca : manusia). Pemberitaan di media massa pada kurun waktu awal tahun 2000-an sampai saat ini banyak menginformasikan kerusakan Lingkungan hidup di Kabupaten Cilacap. Hal ini menyebabkan kegunaan fungsi / guna lingkungan sebagai tempat untuk mendukung kehidupan makhluk hidup berkurang.



 
                                            Peta Kabupaten Cilacap
Kecenderungan degradasi lahan ini bila dicermati dari waktu ke waktu, dan dari tahun ke tahun semakin memprihatinkan. Kondisi ini jika dibiarkan tentu akan merugikan generasi penerus sebagi pemilik lingkungan hidup saat ini, karena semakin susut / sempitnya lahan yang dapat berfungsi sebagai tempat untuk berproduksi, tempat tinggal, keseimbangan ekosistem dan fungsi – fungsi lain bagi makhluk hidup.
Penyebab kerusakan lingkungan yang menimpa Kabupaten Cilacap ada yang bersifat rutin ada pula yang terjadi secara tiba – tiba, antara lain :
1.      Gempa Bumi
Gempa Bumi adalah getaran yang ditimbulkan karena adanya gerakan endogen. Gempa bumi menyebabkan bangunan-bangunan retak atau hancur, struktur batuan rusak, jaringan telpon dan listrik berantakan.
Kabupaten Cilacap berada pada rangkaian jalur lempeng Pasific – Eurasia yang menjadi pemicu terjadinya bencana gempa bumi, apabila kedua lempeng tersebut bertumbukan (Agus Hendratno, 2009 : 23).
 


                                                Potensi Gempa di Indonesia
 Ketika di Pangandaran terjadi gempa dengan kekuatan 6,4 skala richter pada tahun 2006 yang dirasakan sampai wilayah Cilacap membawa dampak kerusakan yang parah pada lingkungan alam maupun lingkungan social.































 Gempa bumi terbelah di Sidareja                    Gbr. Bangunan Runtuh

 Jika gempa bumi berpusat di lautan yang berada pada kedalaman dangkal akan menyebabkan Tsunami.
2.      Tsunami
Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya.
Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Tsunami yang menimpa Cilacap khususnya di Pantai Widara Payung pada tahun 2006 menyebabkan 78 orang meninggal dan merusak fasilitas public maupun pemukiman penduduk.

3.      Banjir
Banjir merupakan salah satu bentuk fenomena alam yang unik, karena banjir dapat terjadi karen alam murni gejala alam dan dampak dari ulah manusia sendiri. Sebagai  gejala alam murni jika kondisi alam memang mempengaruhi terjadinya banjir, misal hujan lebat yang turun terus menerus, sedangkan kalau akibat ulah manusia karena penggundulan hutan di kawasan resapan air, timbunan sampah dll.
Wilayah Cilacap yang menjadi kawasan langganan banjir adalah beberapa Kecamatan di Cilacap Barat seperti Wanareja, Cimanggu, Sidareja, Kawunganten, Kesugihan. Hal ini terjadi karena kontur tanah yang rendah dan adanya penebangan kawasan hutan tanpa reboisasi.

4.      Tanah Longsor
Bencana alam ini dapat terjadi karena proses alam ataupun karena dampak kecerobohan manusia. Bencana alam ini dapat merusak struktur tanah, merusak lahan pertanian, pemukiman, sarana dan prasa  rana publik. Peristiwa tanah longsor terjadi pada daerah yang memiliki topografi miring atau berlereng curam. Di Kawasan Cilacap daerah Daeyuh Luhur merupakan lokasi yang sering terjadi tanah longsor.



5.      Hutan Nusakambangan Rusak
Kerusakan hutan akibat penjarahan liar di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), semakin memprihatinkan. Bahkan dari luasan 12 ribu hektare (ha) lebih pulau penjara tersebut, 30% di antaranya telah rusak.
Direktur Jenderal (Dirjen) Pemasyarakatan Kemenkum dan HAM Untung Sugiyono mengungkapkan bahwa kerusakan lingkungan di Nusakambangan telah mencapai 30% dari luasan yang ada. "Kerusakan lingkungan tersebut di antaranya adalah penjarahan besar-besaran dan alih fungsi lahan dari hutan menjadi areal persawahan serta perkebunan. Selain itu, perburuan satwa liar juga masih terus terjadi". Untuk menekan angka kerusakan lingkungan, maka Kemenkum dan HAM bekerja sama dengan para stakeholders lainnya seperti kepolisian, Badan Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Jateng, Pemkab Cilacap, LSM dan pihak terkait lainnya menggelar patroli bersama. "Patroli ini untuk mencegah terjadinya pembalakan liar, perburuan satwa liar dan masuknya pendatang illegal..
Untuk itu perlu dibentuk sekretariat bersama untuk menanggulangi kerusakan lingkungan di Nusakambangan.  "Para petugas gabungan yang terdiri dari kepolisian, Satuan Tugas Keamanan dan Ketertiban (Satgas Kamtib) Nusakambangan, polisi hutan BKSDA dan lainnya secara rutin bakal melakukan operasi di pulau ini. Apalagi di pulau ini ada sejumlah jenis flora dan fauna yang khas serta butuh perlindungan. Di antaranya adalah pohon plalar, macan tutul dan bunga wijaya kusuma," selain patroli bersama, tim gabungan juga menyusun road map Nusakambangan ke depan, pembentukan laboratorium flora dan fauna yang melibatkan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, penghutanan kembali daerah yang gundul dan lainnya. Upaya-upaya itu dilakukan sebagai usaha konservasi Nusakambangan.

6.      Abrasi
Pengertian Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh kekuatan gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Ada yang mengatakan Abrasi sebagai erosi pantai. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipengaruhi oleh gejala alami dan tindakan manusia. Tindakan manusia yang mendorong terjadinya abrasi adalah pengambilan batu dan pasir di pesisir pantai sebagai bahan bangunan. Selain itu penebangan pohon-pohon pada hutan pantai atau hutan mangrove memacu terjadinya abrasi pantai lebih cepat. Abrasi Pantai yang menumbangkan Pohon Hutan Pantai yang tidak terjadi abrasi mempunyai beberapa zonasi yang jelas, yaitu zone Ipomea pescaprae dan zone Barringtonia. Zone Ipomea pescaprae biasanya didominasi oleh Ipomea pescaprae dan Spinifex littoreus (rumput angin). Sedangkan zone Barringtonia sering terdapat jenis-jenis pohon Barringtonia asiatica, Pongamia pinnata Merr, Cordia subcordata L, Calophyllum inophyllum L, Terminalia cattapa L, dll.
Di Cilacap hutan Mangrove sebagai pelindung kawasan pantai kurang terpelihara berakibat terkikisnya daerah sekitar pantai, bahkan mengancam terhadap keberadaan pemukiman masyarakat nelayan.

7.           Penambangan Pasir Besi
Saat ini penambangan pasir yang ada di pantai selatan Cilacap cenderung hanya ke arah negative. Penambangan pasir besi di pantai selatan Cilacap perlu dikaji lebih intensif. Pengawasan harus ketat karena keberadaannya dikhawatirkan hanya akan merugikan lingkungan ketimbang memberi keuntungan. Hal ini dilihat dari keuntungan pendapatan asli daerah yang didapat kerap tidak sebanding dengan kerusakan lingkungan. Langkah eksploitasi dengan mengeruk pasir terlalu banyak dikhawatirkan akan membahayakan daerah di sekitar penambangan. Selama ini gumuk pasir menjadi salah satu komponen ampuh untuk meredam terjadinya gelombang besar yang ada di laut selatan, baik karena cuaca maupun ancaman tsunami. Ia menambahkan, bila dengan ditanami bakau, kawasan itu pasti menjadi daerah cukup aman dari gelombang pasang atau tsunami. "Pemerintah daerah harus benar-benar berhati-hati dalam melakukan eksplorasi dan pengeboran pasir besi. Harusnya ada studi komprehensif dan sesuai dengan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). Jangan sampai tujuan menyejahterakan rakyat miskin di sekitar pesisir pantai justru makin menyiksa masyarakat nelayan.
Kajian yang dilakukan Fakultas Teknik Geologi Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung. Bahwa dengan melakukan tambang terbuka, pasti ada perubahan lingkungan di sekitarnya, baik tehadap kualitas air maupun produksi mata air. "Tanpa eksplorasi, selain untuk keamanan daerah pesisir, lingkungan di sekitarnya bisa juga dimanfaatkan untuk pertanian, perkebunan, atau pariwisata.
Kawasan Cilacap Selatan, seperti Lengkong, Adipala, Bunton, Jetis, Widayarapayung saat ini menjadi sasaran utama para investor untuk menggali pasir besi guna di ekspor. Bekas galian yang menganga berakibat terdegradasinya fungsi lahan pasca eksplorasi.

8.      Pencemaran Limbah Industri
Kabupaten Cilacap merupakan salah satu daerah yang menjadi tujuan investor untuk mendirikan industry. Banyak industry yang beroperaasi dan berproduksi di Cilacap, baik yang berada di dalam KIC (Kawasan Industri Cilacap) maupun yang berada di luar zona tersebut.
Dampak dari banyak industry yang beroperasi di kawasan Cilacap adalah munculnya limbah industry di sekitar pabrik yang mengganggu kesehatan masyarakat. Pencemaran tersebut berupa polusi udara, polusi air maupun polusi B3 yaitu bahan berbahaya beracun.
Chating
 
Limbah cair dari pabrik sangat berbahaya bagi makhluk yang hidup di air dan sanitasi pemukiman, karena akan karena menjadi sumber penyakit. Bahan cair ini jika tidak ditangani secara maksimal akan merembet ke segala arah dan akan mencemari setiap sendi kehidupan makhluk hidup




Text Box: Carilah Istilah Ilmiah Geografi berikut :
Ø Abrasi
Ø Kawasan Industri
Ø Topografi
= Catatan Penting
 











E. Informasi Pendukung

  1. Jurnal Kementrian ESDM Kabupaten Cilacap tahun 2011 nomor XXI, tentang Menurunnya daya dukung alam sebagai akibat bencana alam


F. Rangkuman

  • Kerusakan lingkungan alam di daerah Cilacap terjadi karena adanya proses alam yaitu adanya aktivitas tenaga endogen maupun tenaga eksogen dan akibat ulah / aktivitas manusia yang tidak memperhatikan factor keseimbangan alam sehingga berakibat terjadinya degradasi fungsi lingkungan.
  • Contoh penyebab kerusakan lingkungan alam di kawasan Cilacap adalah…
1)      Gempa Bumi
2)      Tsunami
3)      Banjir
4)      Panambangan pasir besi
5)      Abrasi
6)      Hutan gundul
7)      Tanah longsor


 

 












G. Latihan / Soal

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !
  1. Perhatikan peta Kabupaten Cilacap di bawah ini !


 







Berilah tanda X pada peta yang lingkungan alamnya dieksploitasi / digali pasir besinya, 3 saja !
2.   Berilah 2 contoh tindakan yang dapat menyebabkan terganggungya keseimbangan lingkungan fisik !


 
Kunci Jawaban
Essay
1.      Daerah yang dieksploitasi tambang pasir besinya adalah :
 







2.      Tindakan yang dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan lingkungan antara lain :
a.       Menebang pohon hutan serampangan
b.      Menggali bahan tambang tanpa mengindahkan ekosistem sekitar
c.       Membuang sampah sembarangan
d.      Membuang limbah cair tanpa ranah yang benar
H.  Norma Penilaian

Untuk soal essay setiap nomor diberi nilai       =  5

Jumlah  soal  2  X  5 nilai total                         = 10

Nila Essay betul semua  5

                                                            NILAI    =  10
                                                                                   
                                                                                    Cilacap,   20-12-2012
Mengetahui :
Kepala SMP Negeri 7 Cilacap



Drs. SUGIYONO, MM.Pd.
NIP. 19671221 199512 1 003

Guru Mapel IPS




SIGIT KINDARTO, S.Pd.
NIP. 19700501 200801 1 007




























DAFTAR PUSTAKA

Agus Hendratno “Pengenalan Bumi Yang Berproses  Workshop Subject Content Training Mata Pelajaran Geografi (Kursus Geologi bagi Guru Geografi SMP-SMA) Semarang : 12 Oktober 2009

Jurnal Kementrian ESDM Kabupaten Cilacap tahun 2011 nomor XXI, tentang Menurunnya Daya Dukung Alam Sebagai Akibat Bencana Alam di Kabupaten Cilacap.

Ihsanudin Haris (2009), Hutan Nusakambangan Semakin Kritis, Artikel SKH Suara Merdeka tanggal 28 Februari 2009


Tidak ada komentar:

Posting Komentar