Hukum Gossen I yang disebut Hukum Guna Marginal
yang Terus Menurun: “Bila jumlah barang yang dikonsumsi pada waktu tertentu
terus ditambah, maka guna total yang diperoleh akan bertambah, tetapi guna
marginal akan semakin berkurang. Bahkan bila konsumsi terus dilakukan, guna
total akan menurun dan guna marginal menjadi nol, bahkan di bawah nol.”
Hukum tersebut bisa dijelaskan
dengan tabel dan keterangan berikut.
Hukum Gossen II
yang berbunyi: “Manusia akan
berusaha memenuhi bermacam-macam kebutuhannya sampai pada tingkat intensitas
yang sama.”
Contohnya: bila kita memiliki
sejumlah uang, kita cenderung menggunakan uang tersebut untuk membeli
bermacam-macam barang dan jasa, sehingga semua kebutuhan kita dapat terpenuhi
secara seimbang. Hukum Gossen II disebut pula Hukum Guna Horizontal karena
membahas pemuasan terhadap bermacam-macam barang.
1.Heuristik
Heuristik berasal dari kata Yunani, heuriskein, artinya menemukan. Heuristik, maksudnya adalah tahap untuk mencari, menemukan, dan mengumpulkan sumber-sumber berbagai data agar dapat mengetahui segala bentuk peristiwa atau kejadian sejarah masa lampau yang relevan dengan topik/judul penelitian.
Untuk melacak sumber tersebut,
sejarawan harus dapat mencari di berbagai dokumen baik melalui metode
kepustakaan atau arsip nasional. Sejarawan dapat juga mengunjungi situs sejarah
atau melakukan wawancara untuk melengkapi data sehingga diperoleh data yang
baik dan lengkap, serta dapat menunjang terwujudnya sejarah yang mendekati
kebenaran. Masa lampau yang begitu banyak periode dan banyak bagian-bagiannya
(seperti politik, ekonomi, sosial, dan budaya) memiliki sumber data yang juga
beraneka ragam sehingga perlu adanya klasifikasi data dari banyaknya sumber
tersebut.
Dokumen-dokumen yang berhasil
dihimpun merupakan data yang sangat berharga Dokumen dapat menjadi dasar untuk
menelusuri peristiwa-peristiwa sejarah yang telah terjadi pada masa lampau.
Menurut sifatnya ada dua, yaitu sumber primer dan sumber sekunder.
- Sumber primer adalah sumber yang dibuat pada saat peristiwa terjadi,
seperti dokumen laporan kolonial. Sumber primer dibuat oleh tangan
pertama.
- sumber sekunder merupakan sumber yang menggunakan sumber primer
sebagai sumber utamanya. Jadi, dibuat oleh tangan atau pihak
kedua.Contohnya, buku, skripsi, dan tesis
Jika kita mendapatkan sumber
tertulis, kita akan mendapatkan sumber tertulis sezaman dan setempat yang
memiliki kadar kebenaran yang relatif tinggi, serta sumber tertulis tidak
sezaman dan tidak setempat yang memerlukan kejelian para penelitinya. Dari
sumber yang ditemukan itu, sejarawan melakukan penelitian.
Tanpa adanya sumber sejarah,
sejarawan akan mengalami kesulitan menemukan jejak-jejak sejarah dalam
kehidupan manusia. Untuk sumber lisan, pemilihan sumber didasarkan pada pelaku
atau saksi mata suatu kejadian. Narasumber lisan yang hanya mendengar atau
tidak hidup sezaman dengan peristiwa tidak bisa dijadikan narasumber lisan.
2.Verifikasi
Verifikasi adalah penilaian terhadap sumber-sumber sejarah. Verifikasi dalam sejarah memiliki arti pemeriksaan terhadap kebenaran laporan tentang suatu peristiwa sejarah.
Penilaian terhadap sumber-sumber sejarah menyangkut aspek ekstern dan intern.
- Aspek ekstern mempersoalkan apakah sumber itu asli atau
palsu sehingga sejarawan harus mampu menguji tentang keakuratan dokumen
sejarah tersebut, misalnya, waktu pembuatan dokumen, bahan, atau materi
dokumen.
- Aspek intern mempersoalkan apakah isi yang terdapat
dalam sumber itu dapat memberikan informasi yang diperlukan. Dalam hal
ini,aspek intern berupa proses analisis terhadap suatu dokumen.
Aspek ekstern harus dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut:
a.Apakah sumber itu merupakan sumber yang dikehendaki (autentitas)?
b.Apakah sumber itu asli atau
turunan (orisinalitas)?
c.Apakah sumber itu masih utuh atau
sudah diubah (soal integritas)?
Setelah ada kepastian bahwa sumber
itu merupakan sumber yang benar diperlukan dalam bentuk asli dan masih utuh,
maka dilakukan kritik intern.
Kritik intern dilakukan untuk membuktikan bahwa informasi yang terkandung di dalam sumber itu dapat dipercaya, dengan penilaian intrinsik terhadap sumber dan dengan membandingkan kesaksian-kesaksian berbagai sumber.
Langkah pertama
dalam penilain intrinsik
adalah menentukan sifat sumber itu (apakah resmi/formal atau tidak
resmi/informal). Dalam penelitian sejarah, sumber tidak resmi/informal dinilai
lebih berharga daripada sumber resmi sebab sumber tidak resmi bukan dimaksudkan
untuk dibaca orang banyak (untuk kalangan bebas) sehingga isinya bersifat apa
adanya, terus terang, tidak banyak yang disembunyikan, dan objektif.
Langkah kedua dalam penilaian intrinsik adalah menyoroti penulis sumber tersebut sebab dia yang memberikan informasi yang dibutuhkan. Pembuatan sumber harus dipastikan bahwa kesaksiannya dapat dipercaya. Untuk itu, harus mampu memberikan kesaksian yang benar dan harus dapat menjelaskan mengapa ia menutupi (merahasiakan) suatu peristiwa, atau sebaliknya melebih-lebihkan karena ia berkepentingan di dalamnya.
Langkah ketiga dalam
penilaian intrinsik adalah
membandingkan kesaksian dari berbagai sumber dengan menjajarkan kesaksian
para saksi yang tidak berhubungan satu dan yang lain (independent witness)
sehingga informasi yang diperoleh objektif. Contohnya adalah terjadinya
peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta.
Sumber-sumber yang diakui
kebenarannya lewat verifikasi atau kritik, baik intern maupun ekstern, menjadi
fakta. Fakta adalah keterangan tentang sumber yang dianggap benar oleh
sejarawan atau peneliti sejarah. Fakta bisa saja diartikan sebagai
sumber-sumber yang terpilih.
3.Interpretasi
Interpretasi adalah menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Interpretasi dalam sejarah dapat juga diartikan sebagai penafsiran suatu peristiwa atau memberikan pandangan teoritis terhadap suatu peristiwa.
Sejarah sebagai suatu peristiwa
dapat diungkap kembali oleh para sejarawan melalui berbagai sumber, baik
berbentuk data, dokumen perpustakaan, buku, berkunjung ke situs-situs sejarah
atau wawancara, sehingga dapat terkumpul dan mendukung dalam proses
interpretasi.
Dengan demikian, setelah kritik selesai maka langkah berikutnya adalah melakukan interpretasi atau penafsiran dan analisis terhadap data yang diperoleh dari berbagai sumber.
Dengan demikian, setelah kritik selesai maka langkah berikutnya adalah melakukan interpretasi atau penafsiran dan analisis terhadap data yang diperoleh dari berbagai sumber.
Interpretasi dalam sejarah adalah
penafsiran terhadap suatu peristiwa, fakta sejarah, dan merangkai suatu fakta
dalam kesatuan yang masuk akal. Penafsiran fakta harus bersifat logis terhadap
keseluruhan konteks peristiwa sehingga berbagai fakta yang lepas satu sama
lainnya dapat disusun dan dihubungkan menjadi satu kesatuan yang masuk akal.
Bagi kalangan akademis, agar dapat
menginterpretasi fakta dengan kejelasan yang objektif, harus dihindari
penafsiran yang semena-mena karena biasanya cenderung bersifat subjektif.
Selain itu, interpretasi harus bersifat
deskriptif sehingga para
akademisi juga dituntut untuk mencari landasan interpretasi yang mereka
gunakan.
Proses
interpretasi juga harus bersifat selektif sebab tidak mungkin semua fakta dimasukkan ke dalam cerita
sejarah, sehingga harus dipilih yang relevan dengan topik yang ada dan
mendukung kebenaran sejarah.
4.Historiografi
Historiografi adalah penulisan sejarah.
Historiografi merupakan tahap terakhir dari kegiatan penelitian untuk penulisan sejarah. Menulis kisah sejarah bukanlah sekadar menyusun dan merangkai fakta-fakta hasil penelitian, melainkan juga menyampaikan suatu pikiran melalui interpretasi sejarah berdasarkan fakta hasil penelitian. Untuk itu, menulis sejarah memerlukan kecakapan dan kemahiran.
Historiografi merupakan rekaman
tentang segala sesuatu yang dicatat sebagai bahan pelajaran tentang perilaku
yang baik. Sesudah menentukan judul, mengumpulkan bahan-bahan atau sumber serta
melakukan kritik dan seleksi, maka mulailah menuliskan kisah sejarah.
Ada tiga bentuk penulisan sejarah berdasarkan ruang dan waktu.
a.Penulisan sejarah tradisional
Kebanyakan karya ini kuat dalam hal genealogi, tetapi tidak kuat dalam hal kronologi dan detail biografis. Tekanannya penggunaan sejarah sebagai bahan pengajaran agama. Adanya kingship (konsep mengenai raja), pertimbangan kosmologis, & antropologis lebih diutamakan daripada keterangan dari sebab akibat.
b.Penulisan sejarah kolonial
Penulisan ini memiliki ciri
nederlandosentris (eropasentris), tekanannya pada aspek politik dan ekonomi
serta bersifat institusional.
c.Penulisan sejarah
nasional
Penulisannya menggunakan metode ilmiah secara terampil dan bertujuan untuk kepentingan nasionalisme.
Penulisannya menggunakan metode ilmiah secara terampil dan bertujuan untuk kepentingan nasionalisme.
10 Hewan
Asli Indonesia Yang Hampir Punah
1. Elang JawaElang Jawa (Spizaetus bartelsi) adalah burung nasional Indonesia karena kemiripannya dengan Garuda dan juga merupakan simbol jenis satwa langka di Indonesia. Elang Jawa hanya terdapat di Pulau Jawa dan penyebarannya terbatas di hutan-hutan. Sebagai predator puncak, Elang Jawa memainkan peran yang penting dalam menjaga keseimbangan dan fungsi dari bioma hutan di Jawa. Elang Jawa merupakan salah satu jenis burung pemangsa terlangka di dunia. Berdasarkan kriteria keterancaman terbaru dari IUCN, Elang Jawa dimasukan dalam kategori Endangered atau “Genting”. 2. Jalak bali (Leucopsar rothschildi) Panjang: 25 cm, Berat 85-90 gr Populasinya sangat terancam,jalak Bali merupakan salah satu burung paling langka di dunia dan relatif baru bagi ilmu pengetahuan menjadi yang pertama dijelaskan pada 1912 oleh Walter Rothschild. pada jalak bali dewasa memiliki sayap putih dengan strip hitam, ekor tipis dan biru di sekitar mata. Hewan endemik bagi pulau Bali di Indonesia dan sebelumnya ditemukan di sepanjang barat laut dari pulau ketiga.Mendiami hutan monsun dan akasia sabana. 3. Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi) Panjang kepala-badan: 150 cm, ekor: 24 cm, tinggi bahu: 70 cm, Tanduk: 15 - 20 cm Anoa gunung adalah hewan yg terancam punah, hewan ini adalah subfamili sapi liar, namun karena ukurannya yang kecil, itu lebih mirip dengan rusa. Anoa gunung hewan endemik Indonesia, ada hanya di provinsi Sulawesi dan pulau dekat Buton Sangat sedikit yang diketahui tentang preferensi habitat anoa gunung, karena itu adalah pemalu dan sedikit yg mempelajarinya. Hewan ini diketahui hidup di ketinggian antara 500 dan 2000 meter, namun laporan-laporan berbeda pada habitat lain. Ada yang mengatakan bahwa anoa pegunungan mendiami wilayah hutan lebat yang vegetationally beragam, sedangkan laporan lainnya yang suka area hutan yang relatif terbuka dengan kepadatan tanaman adapun yg mengatakan padadi sekitar daerah terbuka dan sumber-sumber air. 4. Kuskus Kuskus Beruang atau Kuse (Ailurops ursinus) adalah salah satu dari dua jenis kuskus endemik di Sulawesi. Binatang ini termasuk dalam golongan binatang berkantung (marsupialia), dimana betinanya membawa bayi di dalam kantong yang terdapat di bagian perut. Panjang badan dan kepala kuse adalah 56 cm, panjang ekornya 54 cm dan beratnya dapat mencapai 8 kg. Kuse memiliki ekor yang prehensil, yaitu ekor yang dapat memegang dan biasa digunakan untuk membantu berpegangan pada waktu memanjat pohon yang tinggi.Nasib Kuse di Sulawesi Utara berada dalam bahaya karena populasinya sudah terlampau kecil.Antara tahun 1980 dan 1995 di Tangkoko telah terjadi pengurangan kepadatan sebesar 50%, yakni dari 3,9 ekor per km2 menjadi 2,0 ekor per km2. Selama survei WCS di hutan-hutan lindung Sulawesi Utara tahun 1999, binatang ini hanya terlihat tujuh kali di sepanjang 491 km jalur transek. Ini menunjukkan kepadatan populasi yang sangat rendah. 5. Maleo (Macrocephalon maleo) Ukurannya 55-60 cm. termasuk ke dalam hewan yang terancam populasinya, Habitatnya di sulawesi dan pulau buton. Tinggal di dataran rendah dan pantai Burung mencolok ini memiliki khas kurus, gelap pada mahkota pelindung kepala, wajah berwarna kekuningan. Paha yang hitam, dan perut putih, dengan warna merah muda pada dorsal(dada). Burung langka ini biasanya diam, tetapi, terutama di sekitar sarang sangat menjaga, dapat memancarkan suara sangat luar biasa. Ini termasuk ringkikan keras dan, ketika dalam perebutan, seperti bebek ber-kwek. 6. Bangau Hitam Masuk dalam suku ciconiidae, bangau tongtong berhabitat asli di Asia, khususnya wilayah India, Indo Cina dan Indonesia kecuali Irian dan Maluku. Mereka menyebar ke Afrika, Myanmar, Hong Kong dan Filipina. Burung berkaki kuat ini senang hidup di daerah rawa, sungai, hutan bakau, sawah, dan hutan terbuka. Kadang juga di daerah tanah kering dan berlumpur. Tubuhnya berwarna hitam, kecuali leher dan perut bagian bawah berwarna putih. Panjang tubuh bisa mencapai 91 sentimeter. Di malam hari, bangau tongtong bertengger di pohon. Spesies ini merupakan satu-satunya bangau yang tidak melebarkan kaki dan sayap pada saat terbang. Mereka termasuk hewan yang mempunyai banyak variasi gaya hidup. Bangau tongtong bisa hidup menyendiri, berpasangan atau kadang berkelompok. Burung yang di daerah Jawa populer dengan nama sandanglawe ini sudah makin sulit ditemui. Mereka termasuk satwa yang dilindungi undang-undang karena mulai terancam punah. 7. Badak Jawa panjangnya bisa mencapai 2-4 meter, tingginya 170cm dan beratnya mencapai 900 – 2,300 kg. Statusnya sangat terancam, WWF melidungi hewan ini,badak Jawa adalah salah satu mamalia besar paling langka di dunia . Nama rhinoceros berasal dari bahasa Yunani untuk 'nose horn', dan badak Jawa memiliki satu tanduk di moncongnya itu, seperti tanduk badak, tidak memiliki inti yang kurus tapi terdiri dari serat keratin. Dewasa dalam warna abu-abu, dan memiliki penampilan yg berlapis baja disebabkan oleh lipatan dalam kulit berbulu. Kita dapat menemui hewan ini di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. 8. Hiu karpet berbintik (Hemiscyllium freycineti) Berpola kulit yang indah, hiu ini memiliki kemiripan yang luar biasa dengan kulit macan tutul. Heksagonal cokelat bintik, dengan pusat-pusat pucat, penuh di seluruh tubuh bagia atas. Kecil bintik-bintik gelap menutupi moncong, dan besar, gelap yang terletak tepat di belakang sirip dada. Kedua sirip punggung dan sirip anus ditempatkan di belakang tubuh,pada ekor tebal habitatnya pada air dangkal di terumbu karang, pasir dan rumput laut yang lebat, berada didaerah papua. 9. Babirusa Sulawesi (Babyrousa celebensis) Tergolong kedalam hewan yang rentan kepunahannya redaftar didalam data hewen yg hampir punah didunia. Babirusa Sulawesi jelas diketahui menghuni semenanjung utara dan utara-bagian timur Sulawesi, dan jangkauan dapat juga meliputi pusat, timur dan selatan-timur Sulawesi, meskipun studi lanjut pada penggolongan / taksonomi hewan ini diperlukan sebelum hal ini dapat dikonfirmasi. Beratnya mencapai 600kg, Hidup di hutan hujan dan beriklim tropis. 10. Alap Alap Burung ini termasuk carnivora atau pemakan daging. Salah satu jenis dari alap-alap ini yang populer adalah alap-alap capung. Dia dikenal karena tubuhnya yang kecil. Burung alap-alap capung berparuh kecil, berdarah panas, dan seperti burung pada umumnya, dia membiak dengan cara bertelur. Dikenal sebagai burung karnivora terkecil di dunia, alap-alap capung dapat ditemukan di kawasan Asia Tenggara dengan ukuran rata-rata sepanjang 15 cm dengan berat badan 35 gram. |
Elastisitas
Harga Permintaan : Elastisitas harga permintaan mengukur seberapa banyak permintaan
barang dan jasa (konsumsi) berubah ketika harganya berubah. Elastisitas
permintaan ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas
yang diminta sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.
Jenis-jenis
Elastisitas Permintaan
Ada lima jenis elastisitas
permintaan :
- Permintaan tidak elastis sempurna
: elastisitas = 0.
Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian,
kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti
bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak
berubah. Contoh barang yang permintaannya tidak elastis sempurna adalah
tanah (meskipun harganya naik terus, kuantitas yang tersedia tetap
terbatas), lukisan milik pelukis yang telah meninggal (berapapun harga
yang ditawar atas lukisan, pelukis tersebut tidak akan mampu menambah
kuantitas lukisannya), dan contoh lainnya yang sejenis.
- Permintaan tidak elastis : elastisitas < 1. Prosentase perubahan
kuantitas permintaan < dari prosentase perubahan harga. Contoh permintaan
tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk kebutuhan.
Misalnya beras, meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan
konsumsi beras sebagai makanan pokok. Karenanya, meskipun mungkin dapat
dihemat penggunaannya, namun cenderung tidakakan sebesar kenaikan harga
yang terjadi. Sebaliknya pula, jika harga beras turun konsumen tidak akan
menambah konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini karena konsumsi beras
memiliki keterbatasan (misalnya rasa kenyang). Contoh lainnya yang sejenis
adalah bensin. Jika harga bensin naik, tingkat penurunan penggunaannya
biasanya tidak sebesar tingkat kenaikan harganya. Ini karena kita tetap
membutuhkan bensin untuk bepergian. Sama halnya, ketika harganya turun,
kita juga tidak mungkin bepergian terus menerus demi menikmati penurunan
harga tersebut. Karakteristik produk yang seperti ini mengakibatkan
permintaan menjadi tidak elastis.
- Permintaan uniter elastis : elastisitas = 1. Prosentase perubahan
kuantitas permintaan = prosentase perubahan harga. Contoh produk yang
elastisitasnya uniter tidak dapat disebutkan secara spesifik. Jenis
permintaan ini sebenarnya lebih sebagai pembatas antara permintaan elastis
dan tidak elastis, sehingga belum tentu ada produk yang dapat dikatakan
memiliki permintaan uniter elastis.
- Permintaan elastis : elastisitas > 1. Prosentase perubahan
kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi
pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian,
makanan ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan
dengan mudah menemukan barang penggantinya.
- Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Dimana pada suatu harga
tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun,
kenaikan harga sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan
demikian, kurvanya berbentuk horisontal. Contoh produk yang permintaannya
bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat
komoditi, yaitu barang/jasa yang memiliki karakteristik dan fungsi sama meskipun
dijual di tempat yang berbeda atau diproduksi oleh produsen yang berbeda.
Dengan demikian, secara nalar barang/jasa tersebut seharusnya memiliki
harga yang sama pula. Misalnya saja paperclip dan pen tinta biasa (seperti
pen merek S dan P yang rata-rata berharga 1000-1500). Jika kita pergi ke
supermarket untuk membeli paperclip, misalnya, kita cenderung tidak akan
memperhatikan perbedaan merek. Satu-satunya yang sering kita jadikan bahan
perbandingan adalah harga, dimana kita akan membeli paperclip yang
harganya paling murah (atau pada harga rata-rata yang diterima pasar).
Akibatnya, bagi perusahaan yang menjual paperclip diatas harga rata-rata,
permintaan akan barangnya akan turun ke nol. Ini karena semua paperclip,
meskipun harganya berbeda-beda, memberikan fungsi yang sama.
Faktor
Penentu Elastisitas Permintaan
Ada empat faktor utama dalam
menentukan elastisitas permintaan :
1. Produk substitusi: Semakin
banyak produk pengganti (substitusi), permintaan akan semakin elastis. Hal ini
dikarenakan konsumen dapat dengan mudah berpindah ke produk substitusi jika
terjadi kenaikan harga, sehingga permintaan akan produk akan sangat sensitif
terhadap perubahan harga.
2. Prosentase pendapatan yang
dibelanjakan: Semakin tinggi bagian pendapatan yang digunakan untuk
membelanjakan produk tersebut, maka permintaan semakin elastis. Produk yang
harganya mahal akan membebani konsumen ketika harganya naik, sehingga konsumen
akan mengurangi permintaannya. Sebaliknya pada produk yang harganya murah.
3. Produk mewah versus kebutuhan: Permintaan
akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana konsumen sangat
membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencari substitusinya. Akibatnya,
kenaikan harga cenderung tidak menurunkan permintaan. Sebaliknya, permintaan akan
produk mewah cenderung elastis, dimana barang mewah bukanlah sebuah kebutuhan
dan substitusinya lebih mudah dicari. Akibatnya, kenaikan harga akan menurunkan
permintaan.
4. Jangka waktu permintaan
dianalisis: Semakin lama jangka waktu permintaan dianalisis, semakin
elastis permintaan akan suatu produk. Dalam jangka pendek, kenaikan harga yang
terjadi di pasar mungkin belum disadari oleh konsumen, sehingga mereka tetap
membeli produk yang biasa dikonsumsi. Dalam jangka panjang, konsumen telah
menyadari kenaikan harga, sehingga mereka akan pindah ke produk substitusi yang
tersedia. Selain itu, dalam jangka panjang kualitas dan desain produk juga
berubah, sehingga lebih mudah menyebabkan konsumen pindah ke produk lain
*Koefisien
Elastisitas Permintaan
Perhitungan
koefisien elastisitas permintaan
dengan menggunakan metode mid point adalah sebagai berikut :
Keterangan :
ED = Elastisitas permintaan
Q2 = Kuantitas permintaan setelah perubahan
Q1 = Kuantitas permintaan awal
P2 = Harga setelah perubahan
P1 = Harga awal
Q2 = Kuantitas permintaan setelah perubahan
Q1 = Kuantitas permintaan awal
P2 = Harga setelah perubahan
P1 = Harga awal
Dalam perhitungan koefisien
elastisitas ini, angka minus tidak perlu ditulis karena kita telah
mengetahui bahwa antara harga dan permintaan berslope negatif. Artinya,
kenaikan harga akan menurunkan permintaan, dan sebaliknya (hukum permintaan).
TEORI TERBENTUKNYA BUMI
Bumi adalah planet tempat tinggal
seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup,
bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi,
dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi
berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau,
lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam
sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita
perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya
(rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem
tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut
air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses
terbentuknya tata surya kita.
Setelah memahaminya, inilah proses pembentukan bumi dari beberapa teori:
Setelah memahaminya, inilah proses pembentukan bumi dari beberapa teori:
Theory Big bang
Teori ini adalh yang paling terkenal gan.
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Perubahan di bumi disebabkan oleh perubahan iklim dan cuaca.
Teori Kabut Kant-Laplace
Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah banyak berfikir dan melakukan analisis terhadap gejala-gejala alam. Mulai abad ke 18 para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi.
Ingatkah kamu tentang teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796)? Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.
Teori Planetesimal
Seabad sesudah teori kabut tersebut, muncul teori Planetesimal yang dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton. Teori ini mengungkapkan bahwa pada mulanya telah terdapat matahari asal. Pada suatu ketika, matahari asal ini didekati oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian matahari. Akibat tenaga penarikan matahari asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari, kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang padat, dan disebut planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi planet-planet, dan salah satunya adalah planet Bumi kita.
Pada dasarnya, proses-proses teoritis terjadinya planet-planet dan bumi, dimulai daribenda berbentuk gas yang bersuhu sangat panas. Kemudian karena proses waktu dan perputaran (pusingan) cepat, maka terjadi pendinginan yang menyebabkan pemadatan (pada bagian luar). Adapaun tubuh Bumi bagian dalam masih bersuhu tinggi.
Teori Pasang Surut Gas
Teori ini dikemukakan leh jeans dan Jeffreys, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekati matahari, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-guung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari tadi dan merentang kea rah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.
Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-planet. peranan yang dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan di atas.
Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya
Kesimpulan
Ada dua kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan mengenai proses terbentuknya bumi, yaitu:
1. Bumi berasal dari suatu gumpalan kabut raksasa yang meledak dahsyat, kemudian membentuk galaksi dan nebula. Setelah itu, nebula membeku membentuk galaksi Bima Sakti, lalu sistem tata surya.Bumi terbentuk dari bagian kecil ringan yang terlempar ke luar saat gumpalan kabut raksasa meledak yang mendingin dan memadat sehingga terbentuklah bumi.
2. Tiga tahap proses pembentukan bumi, yaitu mulai dari awal bumi terbentuk, diferensiasi sampai bumi mulai terbagi ke dalam beberapa zona atau lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi
G. Kartasaputra mendefinisikan bahwa perilaku penyimpangan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, yang tidak sesuai atau tidak menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat, baik yang dilakukan secara sadar ataupun tidak. Bentuk-bentuk penyimpangan tersebut, apabila terus berkembang akan menyebabkan timbulnya penyakit sosial dalam masyarakat. Dengan kata lain, penyakit sosial adalah bentuk penyimpangan terhadap norma masyarakat yang dilakukan secara terus-menerus.
Sama halnya dengan penyakit-penyakit fisik pada umumnya, penyakit sosial pun tidak muncul secara seketika. Ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya penyakit sosial di masyarakat kita. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Tidak adanya figur yang bisa dijadikan teladan dalam memahami dan menerapkan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dengan demikian, apa yang dirasa benar, akan dilakukan terus-menerus tanpa memedulikan apakah hal itu melanggar norma atau tidak.
2. Pengaruh lingkungan kehidupan sosial yang tidak baik. Lingkungan yang sebagian besar masyarakatnya sering melakukan tindak penyimpangan, seperti prostitusi, perjudian, dan mabuk-mabukan, bisa memengaruhi kondisi masyarakat yang tinggal di daerah itu, sehingga warganya ikut terjangkit penyakit sosial serupa.
3. Proses sosialisasi yang negatif. Seseorang yang bergaul dengan para pelaku penyimpangan sosial, seperti kelompok preman, pemabuk, penjudi, dan sebagainya, lambat laun akan menjadi sama dengan teman-teman sekelompok dengannya.
4. Ketidakadilan. Seseorang yang mendapatkan perlakuan tidak adil, bisa memicunya untuk melakukan protes, unjuk rasa, bahkan bisa menjurus ke tindakan anarkis.
Sementara itu, bentuk-bentuk penyakit sosial pun bermacam-macam. Beberapa penyakit sosial yang bisa ditemukan di masyarakat antara lain sebagai berikut.
1. Minuman Keras (Miras)
Minuman keras adalah minuman yang memiliki kandungan alkohol lebih dari 5 persen. Keberadaan miras di Indonesia sangat dibatasi oleh aturan pemerintah. Orang-orang yang menyalahgunakan miras akan dikenai sanksi. Adapun yang dimaksud penyalahgunaan di sini adalah suatu bentuk pemakaian yang tidak sesuai dengan ambang batas kesehatan. Artinya, pada dasarnya minuman keras boleh digunakan sejauh hanya untuk maksud pengobatan atau kesehatan di bawah pengawasan dokter atau ahlinya. Di beberapa daerah di Indonesia, terdapat jamu atau minuman tradisional yang dapat digolongkan sebagai minuman keras. Sebenarnya, jika tidak digunakan secara berlebihan, jamu atau minuman tradisional yang dapat digolongkan sebagai minuman keras tersebut, dapat bermanfaat bagi tubuh. Namun, sangat disayangkan jika jamu atau minuman tradisional tersebut, dikonsumsi secara berlebihan atau sengaja digunakan untuk mabuk-mabukan.
Para pemabuk minuman keras dapat dianggap sebagai penyakit masyarakat. Para pemabuk biasanya sudah kehilangan rasa malunya, tindakannya tidak terkontrol, dan sering kali melakukan hal-hal yang melanggar aturan masyarakat atau aturan hukum. Minuman keras juga berbahaya jika dikonsumsi saat mengemudi, karena dapat merusak konsentrasi sehingga dapat menimbulkan kecelakaan. Pada pemakaian jangka panjang, tidak jarang para pemabuk minuman keras meninggal dunia karena organ lambung atau hatinya rusak akibat efek samping alkohol yang dikonsumsinya.
2. Penyalahgunaan Narkotik
Pada awalnya, narkotik digunakan untuk keperluan medis, terutama sebagai bahan campuran obat-obatan dan berbagai penggunaan medis lainnya. Narkotik banyak digunakan dalam keperluan operasi medis, karena narkotik memberikan efek nyaman dan dapat menghilangkan rasa sakit sementara waktu, sehingga pasien dapat dioperasi tanpa merasa sakit. Pada pemakaiannya di bidang medis, dibutuhkan seorang dokter ahli untuk mengetahui kadar yang tepat bagi manusia, karena obat-obatan yang termasuk narkotik memunyai efek ketergantungan bagi para pemakainya. Penggunaan narkotik secara sembarangan/tanpa memerhatikan dosis penggunaan inilah yang memberikan dampak buruk. Sejak zaman globalisasi, di Indonesia sendiri, sudah banyak orang yang jatuh dalam penyalahgunaan narkoba. Pemakaiannya pun dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dihirup asapnya, dihirup serbuknya, disuntikkan, atau ditelan dalam bentuk pil atau kapsul. Padahal, dengan mengonsumsi narkoba, si pengguna bisa menjadi kecanduan. Jika sudah kecanduan, pemakaian narkoba bisa merusak sistem saraf manusia, bahkan dapat menyebabkan kematian. Berikut adalah contoh zat-zat yang termasuk dalam kategori narkotik.
a. Heroin
Heroin adalah jenis narkotik yang sangat keras, dengan zat adiktif yang cukup tinggi, dan bentuk yang beragam, seperti butiran, tepung, atau cairan. Zat ini sifatnya memperdaya penggunanya dengan cepat, baik secara fisik ataupun mental. Bagi mereka yang sudah kecanduan, usaha untuk menghentikan pemakaiannya dapat menimbulkan rasa sakit disertai kejang-kejang, kram perut dan muntah-muntah, keluar ingus, mata berair, kehilangan nafsu makan, serta dapat kehilangan cairan tubuh (dehidrasi). Salah satu jenis heroin yang banyak disalahgunakan dalam masyarakat adalah putauw.
b. Ganja
Ganja mengandung zat kimia yang dapat memengaruhi perasaan, penglihatan, dan pendengaran. Dampak penyalahgunaan ganja di antaranya adalah hilangnya konsentrasi, meningkatnya denyut jantung, gelisah, panik, depresi, dan sering berhalusinasi. Para pengguna ganja biasanya melakukan penyalahgunaan ganja dengan cara mengisapnya, seperti halnya tembakau pada rokok.
c. Ekstasi
Ekstasi termasuk jenis zat psikotropika yang diproduksi secara ilegal dalam bentuk tablet atau kapsul. Dengan mengonsumsi ekstasi, pengguna akan merasa lebih berenergi dan lebih kuat dibanding biasanya. Hal ini menyebabkan pengguna berkeringat secara berlebih juga. Akibatnya, pengguna akan selalu merasa haus, bahkan dehidrasi. Dampak yang ditimbulkan dari pengguna ekstasi di antaranya diare, rasa haus yang berlebihan, hiperaktif, sakit kepala, menggigil, detak jantung tidak teratur, dan hilangnya nafsu makan.
d. Sabu-Sabu
Sabu-sabu berbentuk kristal kecil yang tidak berbau dan tidak berwarna. Zat ini menimbulkan dampak negatif yang sangat kuat bagi penggunanya, khususnya di bagian saraf. Dampak yang ditimbulkan akibat penggunaan sabu-sabu di antaranya penurunan berat badan secara berlebihan, impotensi, sariawan akut, halusinasi, kerusakan ginjal, jantung, hati, dan stroke, bahkan dapat berakhir dengan kematian. Para pecandu biasanya mengonsumsi sabu-sabu dengan menggunakan alat yang dikenal dengan sebutan bong.
e. Amfetamin
Amfetamin merupakan jenis obat-obatan yang mampu mendorong dan memiliki dampak perangsang yang sangat kuat pada jaringan saraf. Meskipun setelah mengonsumsi amfetamin badan bisa terasa bugar, namun dampak yang ditinggalkan juga cukup berbahaya. Dampak yang ditimbulkan dari penggunaan obat ini di antaranya penurunan berat badan yang drastis, gelisah, kenaikan tekanan darah dan denyut jantung, paranoid, mudah lelah dan pingsan, serta penggunanya sering bertindak kasar dan berperilaku aneh.
f. Inhalen
Inhalen merupakan salah satu bentuk tindakan menyimpang dengan cara menghirup uap lem, tiner, cat, atau sejenisnya. Tindakan ini sering dilakukan oleh anak-anak jalanan yang lazim disebut dengan "ngelem". Penyalahgunaan inhalen dapat memengaruhi perkembangan otot-otot saraf, kerusakan paru-paru dan hati, serta gagal jantung.
3. Perkelahian Antarpelajar
Perkelahian antarpelajar sering terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan kota-kota besar lainnya. Perkelahian tersebut tidak hanya menggunakan tangan kosong atau perkelahian satu lawan satu, melainkan perkelahian bersenjata. Bahkan ada yang menggunakan senjata tajam dan dilakukan secara berkelompok. Banyak korban berjatuhan, bahkan ada yang meninggal dunia. Lebih disayangkan lagi, kebanyakan korban perkelahian tersebut adalah mereka yang justru tidak terlibat perkelahian secara langsung. Mereka umumnya hanya sekadar lewat atau hanya karena salah sasaran pengeroyokan. Kondisi ini jelas sangat mengganggu dan membawa dampak psikis dan traumatis bagi masyarakat, khususnya kalangan pelajar. Pada umumnya mereka menjadi was-was, sehingga kreativitas mereka menjadi terhambat. Hal ini tentu saja membutuhkan perhatian dari semua kalangan, sehingga dapat tercipta suasana yang nyaman dan kondusif khususnya bagi masyarakat usia sekolah.
4. Perilaku Seks di Luar Nikah
Perilaku seks di luar nikah selain ditentang oleh norma-norma sosial, juga secara tegas dilarang oleh agama. Perilaku menyimpang ini dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang belum atau bahkan tidak memiliki ikatan pernikahan resmi. Dampak negatif dari perilaku seks di luar nikah, antara lain: lahirnya anak di luar nikah, terjangkit PMS (penyakit menular seksual), bahkan HIV/AIDS, dan turunnya moral para pelaku.
5. Berjudi
Berjudi merupakan salah satu bentuk penyimpangan sosial. Berjudi adalah cara mempertaruhkan harta atau nafkah yang seharusnya dapat dimanfaatkan. Seseorang yang gemar berjudi, akan menjadi malas dan hanya berangan-angan mendapatkan banyak uang dengan cara-cara yang sebenarnya belum pasti. Indonesia merupakan salah satu negara yang melarang adanya perjudian, sehingga seluruh kegiatan perjudian di Indonesia adalah kegiatan ilegal yang dapat dikenai sanksi hukum. Akan tetapi, dalam beberapa kasus, aparat keamanan masih menoleransi kegiatan perjudian yang berkedok budaya, misalnya perjudian yang dilakukan masyarakat saat salah seorang warganya memunyai hajat. Langkah ini sebenarnya kurang tepat, mengingat bagaimanapun juga hal ini tetap merupakan bentuk perjudian yang dilarang agama.
6. Kejahatan (Kriminalitas)
Kejahatan adalah tingkah laku yang melanggar hukum dan melanggar norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya. Secara yuridis formal, kejahatan adalah bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral kemanusiaan (amoral), merugikan masyarakat, sifatnya asosiatif, dan melanggar hukum/undang-undang pidana. Tindak kejahatan bisa dilakukan oleh siapa pun baik wanita maupun pria, dapat berlangsung pada usia anak, dewasa, maupun usia lanjut. Tindak kejahatan pada umumnya terjadi pada masyarakat yang mengalami perubahan kebudayaan yang cepat, yang tidak dapat diikuti oleh semua anggota masyarakat, sehingga tidak terjadi penyesuaian yang sempurna. Selain itu, tindak kejahatan bisa muncul karena adanya tekanan mental atau kepincangan sosial. Oleh karena itu, tindak kejahatan (kriminalitas) sering terjadi pada masyarakat yang dinamis seperti di perkotaan. Tindak kejahatan (kriminalitas) mencakup pembunuhan, penjambretan, perampokan, korupsi, dan lain-lain.
Faktor pendorong munculnya
pergerakan nasional di Indonesia
Munculnya semangat kebangsaan yang
ada pada masyarakat Indonesia dipengaruhi oleh faktor dari dalam (intern) dan
faktor dari luar (ekstern).
Faktor ekstern yang mempengaruhi nasionalisme Indonesia adalah: (1) pengaruh
faham-faham modern dari Eropa (liberalisme, humanisme, nasionalisme,
komunisme); (2) pengaruh gerakan Pan-Islamisme; (3) Pengaruh pergerakan bangsa
terjajah di Asia; dan (4) Pengaruh kemenangan Jepang atas Rusia.
Sedangkan faktor Intern yang
mendorong munculnya semangat kebangsaan atau nasionalisme adalah: (1) timbulnya
kembali golongan pertengahan, kaum terpelajar; (2) adanya penderitaan dan
kesengsaraan yang dialami oleh seluruh rakyat dalam berbagai bidang kehidupan;
(3) pengaruh golongan peranakan; dan (4) adanya keinginan untuk melepaskan diri
dari imperialisme.
Faktor pendorong munculnya
pergerakan nasional di Indonesia
| faktor Intern dan Ekstern. Berikut penjelasan mengenai faktor Intern dan
Ekstern munculnya pergerakan nasional di Indonesia.
Faktor Ekstern
1. Munculnya kesadaran tentang
pentingnya semangat kebangsaan, semangat nasional, perasaan senasib sebagai
bangsa terjajah, serta keinginan untuk mendirikan negara berdaulat lepas dari
cengkeraman imperialisme di seluruh negara-negara jajahan di Asia, Afrika, dan
Amerika latin pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
2. Fase tumbuhnya anti imperialisme
berkembang bersamaan dengan atau dipengaruhi oleh lahirnya golongan terpelajar
yang memperoleh pengalaman pergaulan internasional serta mendapatkan pemahaman
tentang ide-ide baru dalam kehidupan bernegara yang lahir di Eropa,
seperti demokrasi, liberalisme, dan komunisme melalui pendidikan formal dari
negara-negara barat.
3. Paham-paham tersebut pada
dasarnya mengajarkan tentang betapa pentingnya persamaan derajat semua warga
negara tanpa membedakan warna kulit, asal usul keturunan, dan perbedaan
keyakinan agama. Paham tersebut masuk ke Indonesia dan dibawa oleh tokoh-tokoh
Belanda yang berpandangan maju, golongan terpelajar Indonesia yang memperoleh
pendidikan Barat, serta alim ulama yang menunaikan ibadah haji dan memiliki
pergaulan dengan sesama umat muslim seluruh dunia.
4. Perang dunia I (1914-1919) telah
menyadarkan bangsa-bangsa terjajah bahwa negara-negara imperialis telah
berperang diantara mereka sendiri. Perang tersebut merupakan perang
memperebutkan daerah jajahan. Tokoh-tokoh pergerakan nasional di Asia, Afrika
dan Amerika Latin telah menyadari bahwa kini saatnya telah tiba bagi mereka
untuk melakukan perlawanan terhadap panjajah yang sudah lelah berperang.
5. Menculnya rumusan damai mengenai
penentuan nasib sendiri (self determination) presiden Amerika Serikat Woodrow
Wilson pasca perang dunia I disambut tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia
sebagai pijakan dalam perjuangan mewujudkan kemerdekaan.
6. Lahirnya komunisme melalui
Revolusi Rusia 1917 yang diikuti dengan semangat anti kapitalisme dan
imperialisme telah mempengaruhi timbulnya ideologi perlawanan di negara-negara
jajahan terhadap imperialisme dan kapitalisme Barat. Konflik ideologi
dunia antara kapitalisme atau imperialisme sosialisme atau komunisme telah
memberikan dorongan bagi bangsa-bangsa terjajah untuk melawan kapitalisme atau
imperialisme Barat.
7. Munculnya nasionalisme di Asia
dan di negara-negara jajahan lainnya di seluruh dunia telah mengilhami
tokoh-tokoh pergerakan nasional untuk melakukan perlawanan terhadap penjajahan
Belanda. Kemenangan Jepang atas Rusia 1905 telah memberikat keyakinan bagi
tokoh nasionalis Indonesia bahwa bangsa kulit putih Eropa dapat dikalahkan oleh
kulit berwarna Asia. Demikian juga, model pergerakan nasional yang dilakukan
oleh Mahatma Gandhi di India, Mastapha Kemal Pasha di Turki, serta Dr. Sun Yat
Sen di Cina telah memberikan inspirasi bagi kalangan terpelajar nasionalis
Indonesia bahwa inperialisme Belanda dapat dilawan melalui organisasi modern
dengan cara memajukan ekonomi, pendidikan, sosial, budaya, dan politik pada
bangsa Indonesia terlebih dahulu sebelum memperjuangkan kemerdekaan.
Faktor Intern
1. Penjajahan mengakibatkan
terjadinya penderitaan rakyat Indonesia yang tidak terkira. Sistem penjajahan
Belanda yang eksploitatif terhadap sumber daya alam dan manusia Indonesia serta
sewenang-wenang terhadap warga pribumi telah menyadarkan penduduk Indonesia
tentang adanya sistem kolonialisme Imperialisme Barat yang menerapkan
ketidaksamaan dan perlakuan membeda-bedakan (diskriminatif).
2. Kenangan akan kejayaan masa lalu.
Rakyat Indonesia pada umumnya menyadari bahwa mereka pernah memiliki negara
kekuasaan yang jaya dan berdaulat di masa lalu (Sriwijaya dan Majapahit).
Kejayaan ini menimbulkan kebanggaan dan meningkatnya harga diri suatu bangsa,
oleh karena itu rakyat Indonesia berusaha untuk mengembalikan kebanggaan dan
harga diri sebagai suatu bangsa tersebut.
3. Lahirnya kelompok terpelajar yang
memperoleh pendidikan Barat dan Islam dari luar negeri . kesempatan ini terbuka
setelah pemerintah kolonial Belanda pada awal abad ke-20 menjalankan politik
Etis (edukasi, imigrasi, dan irigasi). Orang-orang Indonesia yang memperoleh
pendidikan barat berasal dari kalangan priayi abangan yang memiliki status
bangsawan. Sebagian lainnya berasal dari kalangan priayi dan santri yang secara
sosial ekonomi memiliki kemampuan untuk menunaikan ibadah haji serta memperoleh
pendidikan tertentu diluar negeri.
4. Lahirnya kelompok terpelajar
islam telah menyadarkan bangsa Indonesia terjajah yang sebagian besar
penduduknya beragama Islam. Kelompok intelektual Islam telah menjadi agent of
change atau agen pengubah cara pandang masyarakat bahwa nasib bangsa Indonesia
yang terjajah tersebut tidak dapat diperbaiki melalui belas kasihan penjajah
seperti Politik Etis misalnya. Nasib bangsa Indonesia harus diubah oleh bangsa
Indonesia sendiri dengan cara memberdayakan bangsa melalui peningkatan taraf
hidup di bidang ekonomi, pendidikan, sosial dan budaya.
5. Menyebarnya paham-paham baru yang
lahir di Eropa, seperti demokrasi, liberalisme, sosialisme, dan komunisme di
negeri jajahan (Indonesia) yang dilakukan oleh kalangan terpelajar.
6. Muncul dan berkembangnya semangat
persamaan derajat pada masyarakat Indonesia dan berkembang menjadi gerakan
politik yang sifatnya nasional. Tindakan pemerintah kolonial yang sifatnya
semakin represif seperti pembuangan para pemimpin Indische Partiij pada 1913,
ikut campurnya Belanda dalam urusan internal Sarekat Islam, dan penangkapan
tokoh-tokoh nasionalis telah menimbulkan gerakan nasional untuk memperoleh
kebebasan berbicara, berpolitik, serta menentukan nasib sendiri tanpa dicampuri
pemerintah kolonial Belanda.
Teori Keunggulan Komparatif : David
Ricardo
Penjelasan
mengenai hukum keunggulan komparatif dikemukakan oleh David Ricardo dalam
bukunya Principles of Political Economy and Taxation (1817). Menurut hukum keunggulan komparatif, meskipun
sebuah negara kurang efisien dibanding (atau memiliki kerugian absolut
terhadap) negara lain dalam memproduksi kedua jenis komoditi yang dihasilkan,
namun masih tetap terdapat dasar untuk melakukan perdagangan yang menguntungkan
kedua belah pihak. Negara A misalnya harus melakukan spesialisasi dalam
memproduksi dan mengekspor komoditi yang memiliki kerugian absolut lebih kecil
(yang merupakan komoditi yang memiliki keunggulan komparatif) dan mengimpor
komoditi yang memiliki kerugian absolut cukup besar (komoditi yang memiliki
kerugian komparatif). Jadi harga sesuatu barang tergantung dari banyaknya
tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut.
Teori keunggulan absolut tidak dapat digunakan sebagai dasar dalam perdagangan internasional apabila salah satu negara memiliki keunggulan absolut atas kedua jenis komoditi. Atau dengan kata lain bahwa bila salah satu negara memiliki keunggulan absolut atas kedua jenis komoditi, maka perdagangan tidak akan terjadi. Namun dengan teori keunggulan komparatif, perdagangan internasional antara dua negara masih dapat berlangsung walaupun salah satu negara memiliki keunggulan absolut atas kedua jenis komoditi. Hal tersebut dapat dijelaskan pada contoh di bawah ini.
Tabel 3 : Keunggulan komparatif berdasarkan jam kerja per satuan output : David Ricardo
Negara
|
Permadani
|
Sutra
|
Dasar Tukar Domestik (DTD)
|
India
|
30 menit/meter
|
24 menit/meter
|
1 meter sutra =
0,8 meter
permadani
|
Malaysia
|
40 menit/meter
|
50 menit/meter
|
1 meter sutra =
1,25 meter
permadani
|
Pada
tabel 3 bila dilihat jumlah jam (waktu) yang digunakan tanpa memperhatikan
perbandingan dasar tukar domestik antara permadani dan sutra di kedua negara,
tampaknya India memiliki keunggulan absolut atas permadani dan sutra, karena
India dapat menghasilkan permadani dalam waktu 30 menit/meter, sedangkan
Malaysia menggunakan waktu yang lebih banyak 40 menit/meter, begitu pula sutra,
India hanya menggunakan waktu 24 menit/meter, sedangkan Malaysia menggunakan 50
menit/meter. Dengan demikian berdasarkan teori keunggulan absolut, perdagangan
antara India dan Malaysia tidak akan terjadi, karena India memiliki keunggulan
absolut atas kedua jenis komoditi.
Bila
didasarkan pada teori keunggulan komparatif, perdagangan antara India dan
Malaysia masih tetap akan terjadi, karena secara komparatif India memiliki
keunggulan atas sutra dan Malaysia memiliki keunggulan atas permadani. Hal
tersebut dapat dilihat berdasarkan dasar tukar domestik masing-masing negara,
yaitu DTD di India adalah 1 meter sutra dapat ditukar dengan 0,8 meter
permadani, sementara di Malaysia 1 meter sutra dapat ditukar dengan 1,25 meter
permadani. Atau dengan kata lain bahwa di India harga sutra lebih murah di banding
harga permadani (karena ongkos produksinya hanya 24/50 atau 48 % dari ongkos
produksi sutra di Malaysia, sedang ongkos produksi permadani 30/40 atau 75 %
dari ongkos produksi permadani di Malaysia). Sebaliknya di Malaysia harga
permadani lebih murah dibandingkan harga sutra (karena ongkos produksi
permadani adalah 40/30 atau 133,33 % dari ongkos produksi di India, sedangkan
ongkos produksi sutra adalah 208,33 % dari ongkos produksi di India).
Perbedaan
harga komoditi di kedua negara dapat pula dijelaskan sebagai berikut : harga
relatif sutra terhadap permadani di
India sebesar (24/30 = 0,8) adalah lebih rendah di banding Malaysia sebesar (
50/40 = 1,25), dan harga relatif permadani terhadap sutra di Malaysia sebesar
(40/50 = 0,8) adalah lebih rendah di banding India sebesar (30/24 = 1,25).
Menurut Ricardo bahwa keuntungan perdagangan dapat diperoleh kedua negara yang melakukan hubungan perdagangan apabila dasar tukar internasional (DTI) 1 : 1. Dengan DTI 1 : 1, maka India akan memperoleh keuntungan sebanyak 0,2 meter permadani, karena di domestiik 1 meter sutra dapat ditukar dengan 0,8 meter permadani, tetapi melalui perdagangan internasional 1 meter sutra dapat ditukar dengan 1 meter permadani. Selanjutnya, Malaysia memperoleh keuntungan sebanyak 0,25 meter sutra, karena di domestik 1 meter sutra dapat ditukar dengan 1,25 meter permadani, tetapi dengan perdagangan internasional 1 meter sutra dapat ditukar dengan 1 meter permadani, dalam hal ini keuntungan Malaysia adalah berupa efisiensi dalam menukarkan permadani, yaitu dari 1,25 meter permadani menjadi hanya 1 meter permadani untuk memperoleh 1 meter sutra.
Selanjutnya dalam bentuk lain, yaitu banyaknya komoditi yang dapat dihasilkan per tenaga kerja dalam satu hari dengan jumlah jam kerja 8 jam per hari adalah sebagaimana pada tabel berikut :
Tabel 4 : Keunggulan komparatif berdasarkan output per tenaga kerja per hari (8jam kerja) : David Ricardo
Negara
|
Permadani
|
Sutra
|
Dasar Tukar Domestik (DTD)
|
India
|
16 meter
|
20 meter
|
1 meter sutra =
0,8 meter permadani
20 meter sutra = 16 meter permadani
|
Malaysia
|
12 meter
|
9,6 meter
|
1 meter sutra =
1,25 meter permadani
9,6 meter sutra = 12 meter permadani
|
Berdasarkan
tabel 4 setiap tenaga kerja di India dapat menghasilkan permadani dalam sehari
sebanyak 16 meter dan sutra sebanyak 20 meter, sedangkan Malaysia dapat
menghasilkan 12 permadani dan 9,6 meter sutra.
Apabila kedua negara melakukan perdagangan dengan DTI 1 : 1, maka India dapat memperoleh permadani sebanyak 20 meter (ada tambahan 4 meter permadani, yaitu dari 16 meter menjadi 20 meter), dan Malaysia dapat memperoleh sutra sebanyak 12 meter (ada tambahan sebanyak 2,4 meter sutra, yaitu dari 9,6 meter menjadi 12 meter).
Apabila DTD kedua negara atau salah satu negara sama dengan DTI 1 : 1, maka perdagangan antara kedua negara kecil kemungkinan untuk terjadi karena perdagangan luar negeri menghasilkan keuntungan sama dengan perdagangan domestik. Demikian halnya bila DTD kedua negara adalah 1 : 1, maka perdagangan juga tidak terjadi karena salah satu negara akan memperoleh kerugian. Jadi perdagangan yang akan memberi keuntungan kedua negara apabila DTI 1 : 1 berada di antara DTD masing-masing negara.
Masuknya kebudayaan India ke
Indonesia telah membawa pengaruh terhadap perkembangan kebudayaan di Indonesia.
Bangsa Indonesia yang sebelumnya memiliki kebudayaan asli, banyak
mengadopsi dan mengembangkan budaya India dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, masyarakat tidak begitu saja menerima budaya-budaya baru tersebut. Kebudayaan yang datang dari India mengalami proses penyesuaian dengan kebudayaan yang ada di Indonesia yang disebut dengan proses akulturasi kebudayaan.
Namun, masyarakat tidak begitu saja menerima budaya-budaya baru tersebut. Kebudayaan yang datang dari India mengalami proses penyesuaian dengan kebudayaan yang ada di Indonesia yang disebut dengan proses akulturasi kebudayaan.
Dalam bidang agama juga lahir
sinkretisme, yaitu perpaduan antara agama Hindu-Buddha dengan kepercayaan yang
telah ada dan berkembang di masyarakat Indonesia pada saat itu. Sehingga agama
Hindu-Buddha yang dianut oleh bangsa Indonesia pada aman kerajaan-kerajaan
sangat berbeda dengan agama Hindu-Buddha yang ada di India.
Masuknya agama Hindu dan Buddha
tidak serta merta menghilangkan unsur budaya lama yang telah berkembang dalam
masyarakat Indonesia. Salah satu contoh yang sangat mencolok dalam kehidupan
masyarakat Hindu di Indonesia misalnya dalam sistem kasta. Sistem kasta di
Indonesia yang mengadopsi dari agama Hindu tidak sama dengan sistem kasta yang
berkembang dari tanah kelahiran agama tersebut yaitu India.
Baik dari ciri-ciri maupun keketatannya tidak menggambarkan keadaan seperti sistem kasta di India. Bangsa Indonesia melaksanakan teori tentang kasta, tetapi tidak memindahkan wujudnya seperti yang berkembang di India, melainkan disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang sudah berlaku sebelumnya.
Baik dari ciri-ciri maupun keketatannya tidak menggambarkan keadaan seperti sistem kasta di India. Bangsa Indonesia melaksanakan teori tentang kasta, tetapi tidak memindahkan wujudnya seperti yang berkembang di India, melainkan disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang sudah berlaku sebelumnya.
Beberapa unsur kebudayaan yang
berkembang pada aman kerajaan Hindu-Buddha antara lain, seni bangunan, seni
ukir, seni sastra, dan seni patung. Salah satu hasil seni bangunan yang paling
penting dalam perkembangan seni bangunan di Indonesia adalah candi. Demikian
juga halnya dalam seni pembuatan candi yang merupakan pengaruh dari India, akan
tetapi dalam penerapannya menggunakan unsur-unsur budaya yang telah berkembang
sebelumnya di tanah Indonesia.
Pembuatan candi yang secara teoritis menggunakan dasar-dasar yang tercantum dalam kitab Silpasastra akan tetapi pada tahap pelaksanaan dan hasilnya memperlihatkan corak budaya asli Indonesia. Silpasastra ialah sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunan.
Pembuatan candi yang secara teoritis menggunakan dasar-dasar yang tercantum dalam kitab Silpasastra akan tetapi pada tahap pelaksanaan dan hasilnya memperlihatkan corak budaya asli Indonesia. Silpasastra ialah sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunan.
Pembuatan candi di India selalu
menunjukkan fungsinya yang utama yaitu sebagai tempat peribadatan. Sementara
candi-candi yang terdapat di Indonesia tidak hanya difungsikan sebagai tempat
peribadatan tetapi juga tempat pemakaman raja atau orang-orang yang dimuliakan.
Hal ini tampaknya dipahami oleh masyarakat Indonesia bahwa kata candi berasal
dari nama Durga sebagai Dewi Maut yaitu Candika. Dari kata Candika menunjukkan
bahwa candi merupakan tempat untuk memuliakan orang yang telah meninggal, khususnya
untuk para raja dan orang-orang terkemuka.
Terdapat perbedaan fungsi candi antara agama Hindu dan
Buddha. Dalam agama Hindu, candi adalah tempat penguburan abu jenazah. Di Bali
upacara pembakaran mayat dinamakan Ngaben. Di dalam candi Hindu biasanya terdapat
patung-patung dari para penguasa (raja) atau orang-orang terkenal yang
dijelmakan sebagai dewa. Dalam agama Buddha, candi berfungsi sebagai tempat
pemujaan. Arca yang ada dalam candi Buddha bukanlah arca perwujudan dari raja.
Candi-candi yang bercorak agama
Hindu-Buddha banyak ditemukan di Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Bali.
Di Jawa Tengah dan Yogyakarta banyak
ditemukan candi, baik yang bercorak Hindu maupun Buddha, di antaranya sebagai
berikut.
Borobudur
|
a. Candi Borobudur terletak di desa
Budur, Magelang. Candi ini bercorak Buddha dan didirikan oleh keluarga
Syailendra pada aman Mataram Lama. Bentuk candi Borobudur yang berupa punden
berundak-undak menggambarkan adanya akulturasi antara budaya India dengan
budaya asli Indonesia dari aman megalithikum. Berdasarkan ajaran Buddha
Mahayana, candi Borobudur merupakan Dasya-bodhisatwa-bhumi, artinya tempat mencapai
kebuddhaan melalui sepuluh tingkat bodhisatwa.
Borobudur terdiri atas sepuluh
tingkat yang terbagi dalam tiga bagian yaitu kamadhatu (merupakan tingkatan
paling rendah atau disebut kaki candi, pada tingkatan manusia masih terpengaruh
oleh keduniawian), Rupadhatu (merupakan bagian lorong-lorong dengan
dinding-dinding yang penuh dengan hiasan dan relief, pada tingkat ini manusia
masih terikat pada bentuk keduniawian, tetapi telah insyaf untuk mencari
kebenaran), A-rupadhatu (bagian ini terdiri atas lantai yang bulat, di sini
terdapat 72 stupa dan stupa induk dipuncaknya yang sekaligus merupakan mahkota
candi Borobudur. Hal ini menggambarkan manusia telah dapat membebaskan diri
sama sekali dari nafsu keduniawian dan hanya satu keinginan, yaitu mencapai moksa).
Candi Mendut
|
b. Candi Mendut dan candi Pawon
terletak tidak jauh dari candi Borobudur. Kedua candi ini bercorak Buddha dan
merupakan candi tiga serangkai dengan candi Borobudur. Ketiga candi ini
terletak pada satu garis lurus, hal ini sengaja dilakukan berdasarkan ajaran
Buddha Mahayana.
Menurut ajaran agama Buddha
Mahayana, untuk mencapai tujuan terakhir (moksa), yaitu mencapai kedudukan
sebagai Buddha harus melalui jalan secara bertahap. Tahap-tahap tersebut
terdiri atas dua bagian yaitu Dasyabodhisatwabhumi disebut tingkat lokattara
(tingkat di atas dunia), sebelum sampai ke tingkat lokattara lebih dahulu harus
menjalani tingkat persiapan.
Tingkat persiapan tersebut terdiri
atas dua tahap pula, yaitu Sambharamarga dan Prayogamarga. Kedua tahap ini
merupakan tahap kehidupan di dunia atau laukika. Jadi dari paham tersebut dapat
diterangkan bahwa candi Borobudur yang bersifat lokattara dibangun di atas
bukit, sedangkan candi Mendut dan candi Pawon yang bersifat laukika dan masing
masing menggambarkan Sambharamarga dan Prayogamarga dibangun di atas permukaan
bumi (daerah pedataran).
Candi Prambanan
|
c. Candi Prambanan dikenal pula
dengan nama Candi Lorojonggrang, bercorak Hindu dan terletak di desa Prambanan.
Relief candi Prambanan mengambil kisah Rama dari kitab Ramayana. Relief ini
ditatahkan pada dinding lorong di atas candi pertama, yang mengelilingi kaki
candi kedua.
d. Kelompok candi Dieng, yang
terdapat di Pegunungan Dieng letaknya sekitar 25 kilometer dari kota Wonosobo.
Candi-candi ini bercorak Hindu. Di dataran tinggi Dieng terdapat beberapa buah
candi antara lain Candi Bima, Candi gatotkaca, Candi Arjuna, Candi Semar, Candi
Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Subadra.
e. Candi lainnya adalah Candi Sukuh
terletak di lereng Gunung Latu, Karang Anyar, Candi Sarjiwan terletak di
selatan Prambanan, Candi Lumbung di selatan Candi Sewu, dan Candi Sari atau
Candi Bendah lokasinya tidak jauh dari Candi Kalasan
Begitu pula halnya di Jawa Timur,
banyak ditemukan candi, di antaranya sebagai berikut.
a. Candi Badut terletak di Desa
Dinoyo, sebelah barat laut Malang, merupakan candi bercorak Hindu yang
didirikan sekitar abad ke-8 M. Candi Singhasari terletak di Desa Candinegoro
sekitar 10 km dari kota Malang. Candi ini berasal dari abad ke-14 dan
dihubungkan dengan Raja Kertanegara dari Kerajaan Singhasari.
b. Candi Jago (Candi Jajaghu)
terletak 18 kilometer dari kota Malang. Candi ini merupakan candi bercorak
Siwa-Buddha dan bentuknya berundak-undak tiga buah serta di halaman candi
terdapat beberapa patung Buddha. Candi ini dibangun pada masa Raja Kertanegara
dari kerajaan Singhasari.
c. Candi Kidal terletak sekitar 7
kilometer sebelah tenggara dari candi jago. Candi ini merupakan bangunan suci
untuk memuliakan raja Anusapati Raja Singhasari.
d. Candi Panataran terletak sekitar
11 kilometer dari kota Blitar. Candi Panataran merupakan kompleks candi yang
terbesar di Jawa Timur dan merupakan candi Siwa.
e. Candi Jajawa (Candi Jawi)
terletak di Gunung Welirang yang merupakan makam Raja Kertanegara.
f. Candi Singhasari yang terletak 10
kilometer dari kota Malang. Candi sebagai tempat pendarmaan Raja Kertanegara
yang digambarkan sebagai Bhairawa (Siwa-Buddha)
g. Candi Rimbi terletak di Desa
Pulosari, Jombang yang merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit pada abad
ke-14.
h. Candi Bajang Ratu yang merupakan
gapura di daerah Trowulan bekas peninggalan kerajaan Majapahit.
i. Candi Sumber Awan bercorak Buddha
sebagai penghargaan atas kunjungan Raja Hayam Wuruk ke daerah kaki Gunung
Arjuna.
Apabila dibandingkan antara
kelompok-kelompok candi yang terdapat di Jawa Tengah dengan Jawa Timur terdapat
hal-hal yang sangat menarik. Kelompok candi di Jawa Tengah seperti Borobudur,
Pawon, Mendut dan Prambanan yang sebagian besar merupakan peninggalan kerajaan
Mataram adalah kelompok bangunan candi yang difungsikan sebagai tempat pemujaan
keagamaan, baik Hindu ataupun Buddha.
Sementara kelompok candi yang
terdapat di Jawa Timur seperti candi Kidal, Jago, Panataran, merupakan candi
yang difungsikan sebagai makam keluarga raja. Jumlah candinya lebih banyak
tetapi wujudnya kecil-kecil bila dibandingkan dengan kelompok candi Borobudur
atau Prambanan.
Candi-candi yang terdapat di Jawa Timur merupakan peninggalan kerajaan Singhasari sampai Majapahit. Meskipun berwujud candi Siwa atau Buddha, tetapi pada hakikatnya adalah candi makam dan bukan untuk pemujaan Siwa atau Buddha. Hal ini memperlihatkan bahwa pada aman Singhasari sampai Majapahit telah terjadi pembauran antara kepercayaan asli yang berupa pemujaan arwah leluhur dengan kepercayaan Siwa dan Buddha.
Candi-candi yang terdapat di Jawa Timur merupakan peninggalan kerajaan Singhasari sampai Majapahit. Meskipun berwujud candi Siwa atau Buddha, tetapi pada hakikatnya adalah candi makam dan bukan untuk pemujaan Siwa atau Buddha. Hal ini memperlihatkan bahwa pada aman Singhasari sampai Majapahit telah terjadi pembauran antara kepercayaan asli yang berupa pemujaan arwah leluhur dengan kepercayaan Siwa dan Buddha.
Di Jawa Barat ditemukan candi yang
bercorak Siwa, yaitu candi Cangkuang terletak di daerah Leles, Garut. Candi ini
bentuknya sangat sederhana dan diperkirakan berasal dari abad ke-8 Masehi.
Selain itu, di daerah Jawa Barat ditemukan beberapa arca dan bangunan suci,
baik yang berbentuk bangunan teras berundak, altar maupun percandian seperti
Batu Kalde di Pantai Pangandaran, Batujaya dan Cibuaya di Karawang, Astana Gede
di Kawali dan Bojongmenje di daerah Cicalengka, Kabupaten Bandung.
Di luar Jawa terdapat juga
candi-candi, seperti berikut ini.
Candi Muara Takus
|
a. Di pulau Sumatra terdapat
beberapa candi seperti Candi Muara Jambi di Jambi yang memperlihatkan corak
Buddha Mahayana. Ada juga Candi Muara Takus di Riau (terbuat dari batu bata dan
terdiri atas beberapa bangunan stupa).
Di komplek Candi Muara Takus ada beberapa candi seperti Candi Tua, Candi Bungsu, dan Candi Mahligai. Kompleks percandian (stupa) lainnya adalah Komplek Candi Padang Lawas yang terletak di Sumatera Utara dan bercorak Siwaisme dan Budhisme. Di daerah Tapanuli terdapat komplek Candi Gunung Tua yang bercorak Buddha.
Di komplek Candi Muara Takus ada beberapa candi seperti Candi Tua, Candi Bungsu, dan Candi Mahligai. Kompleks percandian (stupa) lainnya adalah Komplek Candi Padang Lawas yang terletak di Sumatera Utara dan bercorak Siwaisme dan Budhisme. Di daerah Tapanuli terdapat komplek Candi Gunung Tua yang bercorak Buddha.
b Di Kalimantan Selatan ditemukan
sebuah candi yaitu Candi Agung di daerah Amuntai.
c. Di Bali terdapat Candi Padas atau
Candi Gunung Kawi yang terletak di desa Tampaksiring Kabupaten Gianyar. Candi
ini dipahatkan pada dinding batu yang keras dan merupakan tempat pemujaan Raja
Anak Wungsu putra terakhir dari Raja Udayana.
Akulturasi antara kebudayaan lokal
yang berkembang sebelum masuknya pengaruh Hindu dengan budaya agama Hindu jelas
terlihat pada beberapa bangunan pura yang ditemukan di Bali. Pengaruh aman
megalithikum dengan budaya Hindu tampak terlihat dari bangunan pura yang mirip
dengan bangunan punden berundak-undak.
Beberapa benda yang berasal dari budaya megalithikum tetap dipelihara dan disandingkan dengan patung-patung agama Siwa dan Buddha, misalnya beberapa peti mayat (sarcophagus) sampai sekarang masih ditemukan di beberapa pura di Bali yang dianggap suci.
Beberapa benda yang berasal dari budaya megalithikum tetap dipelihara dan disandingkan dengan patung-patung agama Siwa dan Buddha, misalnya beberapa peti mayat (sarcophagus) sampai sekarang masih ditemukan di beberapa pura di Bali yang dianggap suci.
Bentuk akulturasi ini dapat kita
lihat dari penyebutan atau pemberian nama terhadap para dewa yang
memperlihatkan unsur-unsur lokalitas wilayah Bali. Misalnya nama Dewa Betara Da
Tonta yang bisa kita temukan di daerah Trunyan, Bali, memperlihatkan perpaduan
nama unsur asli daerah Bali dengan sedikit bahasa Sanskerta. Selain dari nama,
bentuk Dewa ini memiliki kemiripan dengan arca dari aman megalithikum.
Pada bentuk fisik bangunan candi di
Indonesia, seperti candi Borobudur, terdapat punden berundak-undak yang
merupakan kebudayaan asli bangsa Indonesia pada aman megalithikum. Hal ini
menunjukkan adanya akulturasi antara kebudayaan India dengan kebudayaan
Indonesia asli dalam seni bangunan. Ukiran atau relief yang ada pada dinding
candi, banyak dipengaruhi oleh kebudayaan India, berupa gambaran sehari-hari
kehidupan manusia, ataupun cerita dari kitab Ramayana dan Mahabharata.
Penjelasan tentang uang kartal dan giral
Supriyadi Pro Saturday, August 23,
2014
Tentang Uang
Kartal
Uang Kartal
adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah atau bank yang berfungsi sebagai
alat pembayaran yang sah.
Uang kartal
ada dua macam, yaitu :
A. Uang
negara atau pemerintah
Yaitu uang
yang dikeluarkan oleh pemerintah atau negara.
Uang negara
ada yang berupa kertas dan ada yang berupa logam.
- Uang
kertas negara bertuliskan "REPUBLIK INDONESIA" pada pembayaran
yang sah, angka menunjukkan nilai dan tahun pembuatan.
- Uang
logam bertuliskan "REPUBLIK INDONESIA" angka yang
menunjukkan nilai dan tahun pembuatan, tetapi sejak tahun 1968 uang negara
tidak boleh beredar lagi.
Sesuai
undang-undang Nomor 23 Tahun 1999, pemerintah memberi wewenang salah satu bank
untuk mengeluarkan uang. Bank yang memperoleh wewenang mengeluarkan uang
dinamakan Bank Sirkulasi atau Bank Indonesia. Uang yang dikeluarkan oleh Bank
Sirkulasi meliputi sebagai berikut :
1. Uang
kertas Bank Indonesia
Yang bertuliskan
"REPUBLIK INDONESIA" juga angka yang menunjukkan nilai dari tahun
dikeluarkannya. Ditandatangani oleh Gubernur Bank Indonesia dan seorang
direktur.
2. Uang
logam Bank Indonesia
Dibuat dari
perunggu atau alumunium. Pada uang logam terdapat tulisan pembuatan, tanda
tangan menteri keuangan tidak ada. Biasanya uang logam dikeluarkan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat akan uang yang bernilai kecil. Misalnya : Rp 500,
Rp 1000.
Kelebihan
dan kelemahan uang logam
1. Kelebihan
uang logam
- Kuat
dan tahan lama
- Tidak
mudah lusuh
- Mudah
dibawa ke mana-mana
- Mempermudah
pembayaran transaksi sehari-hari
2. Kelemahan
uang logam
- Persediaan
bahan logam terbatas
- Hanya
dapat digunakan untuk membayar dalam jumlah terbatas
- Kesulitan
membawa dalam jumlah besar, karena terlalu berat
Kelebihan
dan kelemahan uang kertas
1. Kelebihan
uang kertas
- Bahan
kertas mudah diperoleh dan murah harganya
- Biaya
pembuatan relatif murah
- Jika
terjadi kekurangan uang mudah mengatasi dengan mencetak uang itu
2. Kelemahan
uang kertas
- Mudah
rusak karena bahan dari kertas
- Mudah
terbakar
- Mudah
menimbulkan inflasi
- Mudah
dipalsukan
Tentang Uang
Giral
Uang Giral
adalah tagihan atau rekening suatu bank yang dapat dipakai sebagai alat
pembayaran dengan cek, bilyet, giro, perintah membayar dan transfer. Mari kita
jelaskan satu-persatu.
1. Cek
Cek adalah surat perintah dari seseorang yang mempunyai rekening di bank agar bank membayar sejumlah uang secara tunai kepada orang yang disebutkan dalam cek tersebut.
2. Bilyet dan Giro
Bilyet dan Giro merupakan permintaan seseorang yang mempunyai rekening di bank, atau supaya bank membayar dengan cara memindahkan sebagian atau seluruh rekeningnya kepada rekening pihak yang dibayar pada bank yang sama. Orang yang memiliki rekening giro dibank disebut Giran.
3. Perintah membayar
Merupakan perintah dari seseorang yang mempunyai rekening di bank, agar bank membayar sejumlah uang yang diambil sebagian atau seluruh rekeningnya kepada seseorang yang ditunjuk. Perintah membayar ini adalah alat yang memudahkan/mengubah uang giral menjadi uang kartal.
4. Telegraphic Transfer (TT) pemindahan telegrafis
Merupakan pembayaran yang dilakukan dengan pemindahan antara rekening di suatu bank yang sama. Biasanya dilakukan bila pemilik rekening pembayar dan yang dibayar di kota dan dilakukan dengan menggunakan telegram, mereka ingin pembayaran secara cepat.
Proses uang giral sebagai berikut :
a. Seseorang menitipkan uang pada bank, titipan semacam itu dinamakan primary deposits, artinya uang titipan.
b. Seseorang meminjam uang pada bank, uang tersebut tidak diambil tetapi dititipkan pada bank yang sewaktu-waktu dapat diambil. Titipan uang tersebut disebut loan deposit, yang artinya uang pinjaman yang dititipkan.
Saya kira demikian penjelasan mengenai uang kartal dan uang giral, semoga menjadikan tambahan pengetahuan.
1. Cek
Cek adalah surat perintah dari seseorang yang mempunyai rekening di bank agar bank membayar sejumlah uang secara tunai kepada orang yang disebutkan dalam cek tersebut.
2. Bilyet dan Giro
Bilyet dan Giro merupakan permintaan seseorang yang mempunyai rekening di bank, atau supaya bank membayar dengan cara memindahkan sebagian atau seluruh rekeningnya kepada rekening pihak yang dibayar pada bank yang sama. Orang yang memiliki rekening giro dibank disebut Giran.
3. Perintah membayar
Merupakan perintah dari seseorang yang mempunyai rekening di bank, agar bank membayar sejumlah uang yang diambil sebagian atau seluruh rekeningnya kepada seseorang yang ditunjuk. Perintah membayar ini adalah alat yang memudahkan/mengubah uang giral menjadi uang kartal.
4. Telegraphic Transfer (TT) pemindahan telegrafis
Merupakan pembayaran yang dilakukan dengan pemindahan antara rekening di suatu bank yang sama. Biasanya dilakukan bila pemilik rekening pembayar dan yang dibayar di kota dan dilakukan dengan menggunakan telegram, mereka ingin pembayaran secara cepat.
Proses uang giral sebagai berikut :
a. Seseorang menitipkan uang pada bank, titipan semacam itu dinamakan primary deposits, artinya uang titipan.
b. Seseorang meminjam uang pada bank, uang tersebut tidak diambil tetapi dititipkan pada bank yang sewaktu-waktu dapat diambil. Titipan uang tersebut disebut loan deposit, yang artinya uang pinjaman yang dititipkan.
Saya kira demikian penjelasan mengenai uang kartal dan uang giral, semoga menjadikan tambahan pengetahuan.
Thanks for
reading Penjelasan tentang uang kartal dan giral
Penelitian
kuantitatif
adalah penelitian ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian
kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model
matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam.
Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam
penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental
antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari
hubungan-hubungan kuantitatif.
Penelitian kuantitatif banyak
dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu
alam maupun ilmu-ilmu sosial,
dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai
cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering
dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.
Penelitian kuantitatif adalah
definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui
perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta
menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan
persentase tanggapan mereka. Sebagai contoh: 240 orang, 79% dari populasi
sampel, mengatakan bahwa mereka lebih percaya pada diri mereka pribadi masa
depan mereka dari setahun yang lalu hingga hari ini. Menurut ketentuan ukuran
sampel statistik yang berlaku, maka 79% dari penemuan dapat diproyeksikan ke
seluruh populasi dari sampel yang telah dipilih. pengambilan data ini adalah
disebut sebagai survei kuantitatif atau penelitian kuantitatif.
Ukuran sampel untuk survei oleh
statistik dihitung dengan menggunakan rumusan untuk menentukan seberapa besar
ukuran sampel yang diperlukan dari suatu populasi untuk mencapai hasil dengan
tingkat akurasi yang dapat diterima. pada umumnya, para peneliti mencari ukuran
sampel yang akan menghasilkan temuan dengan minimal 95% tingkat keyakinan (yang
berarti bahwa jika Anda survei diulang 100 kali, 95 kali dari seratus, Anda
akan mendapatkan respon yang sama) dan plus / minus 5 persentase poin margin
dari kesalahan. Banyak survei sampel dirancang untuk menghasilkan margin yang
lebih kecil dari kesalahan.
Beberapa survei dengan melalui
pertanyaan tertulis dan tes, kriteria yang sesuai untuk memilih metode dan
teknologi untuk mengumpulkan informasi dari berbagai macam responden survei,
survei dan administrasi statistik analisis dan pelaporan semua layanan yang
diberikan oleh pengantar komunikasi. Namun, oleh karena sifat teknisnya metode
pilihan pada survei atau penelitian oleh karena sifat teknis, maka topik yang
lain tidak tercakup dalam cakupan ini.
Hukum Gossen I yang disebut Hukum Guna Marginal
yang Terus Menurun: “Bila jumlah barang yang dikonsumsi pada waktu tertentu
terus ditambah, maka guna total yang diperoleh akan bertambah, tetapi guna
marginal akan semakin berkurang. Bahkan bila konsumsi terus dilakukan, guna
total akan menurun dan guna marginal menjadi nol, bahkan di bawah nol.”
Hukum tersebut bisa dijelaskan
dengan tabel dan keterangan berikut.
Hukum Gossen II
yang berbunyi: “Manusia akan
berusaha memenuhi bermacam-macam kebutuhannya sampai pada tingkat intensitas
yang sama.”
Contohnya: bila kita memiliki
sejumlah uang, kita cenderung menggunakan uang tersebut untuk membeli
bermacam-macam barang dan jasa, sehingga semua kebutuhan kita dapat terpenuhi
secara seimbang. Hukum Gossen II disebut pula Hukum Guna Horizontal karena
membahas pemuasan terhadap bermacam-macam barang.
1.Heuristik
Heuristik berasal dari kata Yunani, heuriskein, artinya menemukan. Heuristik, maksudnya adalah tahap untuk mencari, menemukan, dan mengumpulkan sumber-sumber berbagai data agar dapat mengetahui segala bentuk peristiwa atau kejadian sejarah masa lampau yang relevan dengan topik/judul penelitian.
Untuk melacak sumber tersebut,
sejarawan harus dapat mencari di berbagai dokumen baik melalui metode
kepustakaan atau arsip nasional. Sejarawan dapat juga mengunjungi situs sejarah
atau melakukan wawancara untuk melengkapi data sehingga diperoleh data yang
baik dan lengkap, serta dapat menunjang terwujudnya sejarah yang mendekati
kebenaran. Masa lampau yang begitu banyak periode dan banyak bagian-bagiannya
(seperti politik, ekonomi, sosial, dan budaya) memiliki sumber data yang juga
beraneka ragam sehingga perlu adanya klasifikasi data dari banyaknya sumber
tersebut.
Dokumen-dokumen yang berhasil
dihimpun merupakan data yang sangat berharga Dokumen dapat menjadi dasar untuk
menelusuri peristiwa-peristiwa sejarah yang telah terjadi pada masa lampau.
Menurut sifatnya ada dua, yaitu sumber primer dan sumber sekunder.
- Sumber primer adalah sumber yang dibuat pada saat peristiwa terjadi,
seperti dokumen laporan kolonial. Sumber primer dibuat oleh tangan
pertama.
- sumber sekunder merupakan sumber yang menggunakan sumber primer
sebagai sumber utamanya. Jadi, dibuat oleh tangan atau pihak
kedua.Contohnya, buku, skripsi, dan tesis
Jika kita mendapatkan sumber
tertulis, kita akan mendapatkan sumber tertulis sezaman dan setempat yang
memiliki kadar kebenaran yang relatif tinggi, serta sumber tertulis tidak
sezaman dan tidak setempat yang memerlukan kejelian para penelitinya. Dari
sumber yang ditemukan itu, sejarawan melakukan penelitian.
Tanpa adanya sumber sejarah,
sejarawan akan mengalami kesulitan menemukan jejak-jejak sejarah dalam
kehidupan manusia. Untuk sumber lisan, pemilihan sumber didasarkan pada pelaku
atau saksi mata suatu kejadian. Narasumber lisan yang hanya mendengar atau
tidak hidup sezaman dengan peristiwa tidak bisa dijadikan narasumber lisan.
2.Verifikasi
Verifikasi adalah penilaian terhadap sumber-sumber sejarah. Verifikasi dalam sejarah memiliki arti pemeriksaan terhadap kebenaran laporan tentang suatu peristiwa sejarah.
Penilaian terhadap sumber-sumber sejarah menyangkut aspek ekstern dan intern.
- Aspek ekstern mempersoalkan apakah sumber itu asli atau
palsu sehingga sejarawan harus mampu menguji tentang keakuratan dokumen
sejarah tersebut, misalnya, waktu pembuatan dokumen, bahan, atau materi
dokumen.
- Aspek intern mempersoalkan apakah isi yang terdapat
dalam sumber itu dapat memberikan informasi yang diperlukan. Dalam hal
ini,aspek intern berupa proses analisis terhadap suatu dokumen.
Aspek ekstern harus dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut:
a.Apakah sumber itu merupakan sumber yang dikehendaki (autentitas)?
b.Apakah sumber itu asli atau
turunan (orisinalitas)?
c.Apakah sumber itu masih utuh atau
sudah diubah (soal integritas)?
Setelah ada kepastian bahwa sumber
itu merupakan sumber yang benar diperlukan dalam bentuk asli dan masih utuh,
maka dilakukan kritik intern.
Kritik intern dilakukan untuk membuktikan bahwa informasi yang terkandung di dalam sumber itu dapat dipercaya, dengan penilaian intrinsik terhadap sumber dan dengan membandingkan kesaksian-kesaksian berbagai sumber.
Langkah pertama
dalam penilain intrinsik
adalah menentukan sifat sumber itu (apakah resmi/formal atau tidak
resmi/informal). Dalam penelitian sejarah, sumber tidak resmi/informal dinilai
lebih berharga daripada sumber resmi sebab sumber tidak resmi bukan dimaksudkan
untuk dibaca orang banyak (untuk kalangan bebas) sehingga isinya bersifat apa
adanya, terus terang, tidak banyak yang disembunyikan, dan objektif.
Langkah kedua dalam penilaian intrinsik adalah menyoroti penulis sumber tersebut sebab dia yang memberikan informasi yang dibutuhkan. Pembuatan sumber harus dipastikan bahwa kesaksiannya dapat dipercaya. Untuk itu, harus mampu memberikan kesaksian yang benar dan harus dapat menjelaskan mengapa ia menutupi (merahasiakan) suatu peristiwa, atau sebaliknya melebih-lebihkan karena ia berkepentingan di dalamnya.
Langkah ketiga dalam
penilaian intrinsik adalah
membandingkan kesaksian dari berbagai sumber dengan menjajarkan kesaksian
para saksi yang tidak berhubungan satu dan yang lain (independent witness)
sehingga informasi yang diperoleh objektif. Contohnya adalah terjadinya
peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta.
Sumber-sumber yang diakui
kebenarannya lewat verifikasi atau kritik, baik intern maupun ekstern, menjadi
fakta. Fakta adalah keterangan tentang sumber yang dianggap benar oleh
sejarawan atau peneliti sejarah. Fakta bisa saja diartikan sebagai
sumber-sumber yang terpilih.
3.Interpretasi
Interpretasi adalah menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Interpretasi dalam sejarah dapat juga diartikan sebagai penafsiran suatu peristiwa atau memberikan pandangan teoritis terhadap suatu peristiwa.
Sejarah sebagai suatu peristiwa
dapat diungkap kembali oleh para sejarawan melalui berbagai sumber, baik
berbentuk data, dokumen perpustakaan, buku, berkunjung ke situs-situs sejarah
atau wawancara, sehingga dapat terkumpul dan mendukung dalam proses
interpretasi.
Dengan demikian, setelah kritik selesai maka langkah berikutnya adalah melakukan interpretasi atau penafsiran dan analisis terhadap data yang diperoleh dari berbagai sumber.
Dengan demikian, setelah kritik selesai maka langkah berikutnya adalah melakukan interpretasi atau penafsiran dan analisis terhadap data yang diperoleh dari berbagai sumber.
Interpretasi dalam sejarah adalah
penafsiran terhadap suatu peristiwa, fakta sejarah, dan merangkai suatu fakta
dalam kesatuan yang masuk akal. Penafsiran fakta harus bersifat logis terhadap
keseluruhan konteks peristiwa sehingga berbagai fakta yang lepas satu sama
lainnya dapat disusun dan dihubungkan menjadi satu kesatuan yang masuk akal.
Bagi kalangan akademis, agar dapat
menginterpretasi fakta dengan kejelasan yang objektif, harus dihindari
penafsiran yang semena-mena karena biasanya cenderung bersifat subjektif.
Selain itu, interpretasi harus bersifat
deskriptif sehingga para
akademisi juga dituntut untuk mencari landasan interpretasi yang mereka
gunakan.
Proses
interpretasi juga harus bersifat selektif sebab tidak mungkin semua fakta dimasukkan ke dalam cerita
sejarah, sehingga harus dipilih yang relevan dengan topik yang ada dan
mendukung kebenaran sejarah.
4.Historiografi
Historiografi adalah penulisan sejarah.
Historiografi merupakan tahap terakhir dari kegiatan penelitian untuk penulisan sejarah. Menulis kisah sejarah bukanlah sekadar menyusun dan merangkai fakta-fakta hasil penelitian, melainkan juga menyampaikan suatu pikiran melalui interpretasi sejarah berdasarkan fakta hasil penelitian. Untuk itu, menulis sejarah memerlukan kecakapan dan kemahiran.
Historiografi merupakan rekaman
tentang segala sesuatu yang dicatat sebagai bahan pelajaran tentang perilaku
yang baik. Sesudah menentukan judul, mengumpulkan bahan-bahan atau sumber serta
melakukan kritik dan seleksi, maka mulailah menuliskan kisah sejarah.
Ada tiga bentuk penulisan sejarah berdasarkan ruang dan waktu.
a.Penulisan sejarah tradisional
Kebanyakan karya ini kuat dalam hal genealogi, tetapi tidak kuat dalam hal kronologi dan detail biografis. Tekanannya penggunaan sejarah sebagai bahan pengajaran agama. Adanya kingship (konsep mengenai raja), pertimbangan kosmologis, & antropologis lebih diutamakan daripada keterangan dari sebab akibat.
b.Penulisan sejarah kolonial
Penulisan ini memiliki ciri
nederlandosentris (eropasentris), tekanannya pada aspek politik dan ekonomi
serta bersifat institusional.
c.Penulisan sejarah
nasional
Penulisannya menggunakan metode ilmiah secara terampil dan bertujuan untuk kepentingan nasionalisme.
Penulisannya menggunakan metode ilmiah secara terampil dan bertujuan untuk kepentingan nasionalisme.
10 Hewan
Asli Indonesia Yang Hampir Punah
1. Elang JawaElang Jawa (Spizaetus bartelsi) adalah burung nasional Indonesia karena kemiripannya dengan Garuda dan juga merupakan simbol jenis satwa langka di Indonesia. Elang Jawa hanya terdapat di Pulau Jawa dan penyebarannya terbatas di hutan-hutan. Sebagai predator puncak, Elang Jawa memainkan peran yang penting dalam menjaga keseimbangan dan fungsi dari bioma hutan di Jawa. Elang Jawa merupakan salah satu jenis burung pemangsa terlangka di dunia. Berdasarkan kriteria keterancaman terbaru dari IUCN, Elang Jawa dimasukan dalam kategori Endangered atau “Genting”. 2. Jalak bali (Leucopsar rothschildi) Panjang: 25 cm, Berat 85-90 gr Populasinya sangat terancam,jalak Bali merupakan salah satu burung paling langka di dunia dan relatif baru bagi ilmu pengetahuan menjadi yang pertama dijelaskan pada 1912 oleh Walter Rothschild. pada jalak bali dewasa memiliki sayap putih dengan strip hitam, ekor tipis dan biru di sekitar mata. Hewan endemik bagi pulau Bali di Indonesia dan sebelumnya ditemukan di sepanjang barat laut dari pulau ketiga.Mendiami hutan monsun dan akasia sabana. 3. Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi) Panjang kepala-badan: 150 cm, ekor: 24 cm, tinggi bahu: 70 cm, Tanduk: 15 - 20 cm Anoa gunung adalah hewan yg terancam punah, hewan ini adalah subfamili sapi liar, namun karena ukurannya yang kecil, itu lebih mirip dengan rusa. Anoa gunung hewan endemik Indonesia, ada hanya di provinsi Sulawesi dan pulau dekat Buton Sangat sedikit yang diketahui tentang preferensi habitat anoa gunung, karena itu adalah pemalu dan sedikit yg mempelajarinya. Hewan ini diketahui hidup di ketinggian antara 500 dan 2000 meter, namun laporan-laporan berbeda pada habitat lain. Ada yang mengatakan bahwa anoa pegunungan mendiami wilayah hutan lebat yang vegetationally beragam, sedangkan laporan lainnya yang suka area hutan yang relatif terbuka dengan kepadatan tanaman adapun yg mengatakan padadi sekitar daerah terbuka dan sumber-sumber air. 4. Kuskus Kuskus Beruang atau Kuse (Ailurops ursinus) adalah salah satu dari dua jenis kuskus endemik di Sulawesi. Binatang ini termasuk dalam golongan binatang berkantung (marsupialia), dimana betinanya membawa bayi di dalam kantong yang terdapat di bagian perut. Panjang badan dan kepala kuse adalah 56 cm, panjang ekornya 54 cm dan beratnya dapat mencapai 8 kg. Kuse memiliki ekor yang prehensil, yaitu ekor yang dapat memegang dan biasa digunakan untuk membantu berpegangan pada waktu memanjat pohon yang tinggi.Nasib Kuse di Sulawesi Utara berada dalam bahaya karena populasinya sudah terlampau kecil.Antara tahun 1980 dan 1995 di Tangkoko telah terjadi pengurangan kepadatan sebesar 50%, yakni dari 3,9 ekor per km2 menjadi 2,0 ekor per km2. Selama survei WCS di hutan-hutan lindung Sulawesi Utara tahun 1999, binatang ini hanya terlihat tujuh kali di sepanjang 491 km jalur transek. Ini menunjukkan kepadatan populasi yang sangat rendah. 5. Maleo (Macrocephalon maleo) Ukurannya 55-60 cm. termasuk ke dalam hewan yang terancam populasinya, Habitatnya di sulawesi dan pulau buton. Tinggal di dataran rendah dan pantai Burung mencolok ini memiliki khas kurus, gelap pada mahkota pelindung kepala, wajah berwarna kekuningan. Paha yang hitam, dan perut putih, dengan warna merah muda pada dorsal(dada). Burung langka ini biasanya diam, tetapi, terutama di sekitar sarang sangat menjaga, dapat memancarkan suara sangat luar biasa. Ini termasuk ringkikan keras dan, ketika dalam perebutan, seperti bebek ber-kwek. 6. Bangau Hitam Masuk dalam suku ciconiidae, bangau tongtong berhabitat asli di Asia, khususnya wilayah India, Indo Cina dan Indonesia kecuali Irian dan Maluku. Mereka menyebar ke Afrika, Myanmar, Hong Kong dan Filipina. Burung berkaki kuat ini senang hidup di daerah rawa, sungai, hutan bakau, sawah, dan hutan terbuka. Kadang juga di daerah tanah kering dan berlumpur. Tubuhnya berwarna hitam, kecuali leher dan perut bagian bawah berwarna putih. Panjang tubuh bisa mencapai 91 sentimeter. Di malam hari, bangau tongtong bertengger di pohon. Spesies ini merupakan satu-satunya bangau yang tidak melebarkan kaki dan sayap pada saat terbang. Mereka termasuk hewan yang mempunyai banyak variasi gaya hidup. Bangau tongtong bisa hidup menyendiri, berpasangan atau kadang berkelompok. Burung yang di daerah Jawa populer dengan nama sandanglawe ini sudah makin sulit ditemui. Mereka termasuk satwa yang dilindungi undang-undang karena mulai terancam punah. 7. Badak Jawa panjangnya bisa mencapai 2-4 meter, tingginya 170cm dan beratnya mencapai 900 – 2,300 kg. Statusnya sangat terancam, WWF melidungi hewan ini,badak Jawa adalah salah satu mamalia besar paling langka di dunia . Nama rhinoceros berasal dari bahasa Yunani untuk 'nose horn', dan badak Jawa memiliki satu tanduk di moncongnya itu, seperti tanduk badak, tidak memiliki inti yang kurus tapi terdiri dari serat keratin. Dewasa dalam warna abu-abu, dan memiliki penampilan yg berlapis baja disebabkan oleh lipatan dalam kulit berbulu. Kita dapat menemui hewan ini di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. 8. Hiu karpet berbintik (Hemiscyllium freycineti) Berpola kulit yang indah, hiu ini memiliki kemiripan yang luar biasa dengan kulit macan tutul. Heksagonal cokelat bintik, dengan pusat-pusat pucat, penuh di seluruh tubuh bagia atas. Kecil bintik-bintik gelap menutupi moncong, dan besar, gelap yang terletak tepat di belakang sirip dada. Kedua sirip punggung dan sirip anus ditempatkan di belakang tubuh,pada ekor tebal habitatnya pada air dangkal di terumbu karang, pasir dan rumput laut yang lebat, berada didaerah papua. 9. Babirusa Sulawesi (Babyrousa celebensis) Tergolong kedalam hewan yang rentan kepunahannya redaftar didalam data hewen yg hampir punah didunia. Babirusa Sulawesi jelas diketahui menghuni semenanjung utara dan utara-bagian timur Sulawesi, dan jangkauan dapat juga meliputi pusat, timur dan selatan-timur Sulawesi, meskipun studi lanjut pada penggolongan / taksonomi hewan ini diperlukan sebelum hal ini dapat dikonfirmasi. Beratnya mencapai 600kg, Hidup di hutan hujan dan beriklim tropis. 10. Alap Alap Burung ini termasuk carnivora atau pemakan daging. Salah satu jenis dari alap-alap ini yang populer adalah alap-alap capung. Dia dikenal karena tubuhnya yang kecil. Burung alap-alap capung berparuh kecil, berdarah panas, dan seperti burung pada umumnya, dia membiak dengan cara bertelur. Dikenal sebagai burung karnivora terkecil di dunia, alap-alap capung dapat ditemukan di kawasan Asia Tenggara dengan ukuran rata-rata sepanjang 15 cm dengan berat badan 35 gram. |
Elastisitas
Harga Permintaan : Elastisitas harga permintaan mengukur seberapa banyak permintaan
barang dan jasa (konsumsi) berubah ketika harganya berubah. Elastisitas
permintaan ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas
yang diminta sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.
Jenis-jenis
Elastisitas Permintaan
Ada lima jenis elastisitas
permintaan :
- Permintaan tidak elastis sempurna
: elastisitas = 0.
Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian,
kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti
bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak
berubah. Contoh barang yang permintaannya tidak elastis sempurna adalah
tanah (meskipun harganya naik terus, kuantitas yang tersedia tetap
terbatas), lukisan milik pelukis yang telah meninggal (berapapun harga
yang ditawar atas lukisan, pelukis tersebut tidak akan mampu menambah
kuantitas lukisannya), dan contoh lainnya yang sejenis.
- Permintaan tidak elastis : elastisitas < 1. Prosentase perubahan
kuantitas permintaan < dari prosentase perubahan harga. Contoh permintaan
tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk kebutuhan.
Misalnya beras, meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan
konsumsi beras sebagai makanan pokok. Karenanya, meskipun mungkin dapat
dihemat penggunaannya, namun cenderung tidakakan sebesar kenaikan harga
yang terjadi. Sebaliknya pula, jika harga beras turun konsumen tidak akan
menambah konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini karena konsumsi beras
memiliki keterbatasan (misalnya rasa kenyang). Contoh lainnya yang sejenis
adalah bensin. Jika harga bensin naik, tingkat penurunan penggunaannya
biasanya tidak sebesar tingkat kenaikan harganya. Ini karena kita tetap
membutuhkan bensin untuk bepergian. Sama halnya, ketika harganya turun,
kita juga tidak mungkin bepergian terus menerus demi menikmati penurunan
harga tersebut. Karakteristik produk yang seperti ini mengakibatkan
permintaan menjadi tidak elastis.
- Permintaan uniter elastis : elastisitas = 1. Prosentase perubahan
kuantitas permintaan = prosentase perubahan harga. Contoh produk yang
elastisitasnya uniter tidak dapat disebutkan secara spesifik. Jenis
permintaan ini sebenarnya lebih sebagai pembatas antara permintaan elastis
dan tidak elastis, sehingga belum tentu ada produk yang dapat dikatakan
memiliki permintaan uniter elastis.
- Permintaan elastis : elastisitas > 1. Prosentase perubahan
kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi
pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian,
makanan ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan
dengan mudah menemukan barang penggantinya.
- Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Dimana pada suatu harga
tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun,
kenaikan harga sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan
demikian, kurvanya berbentuk horisontal. Contoh produk yang permintaannya
bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat
komoditi, yaitu barang/jasa yang memiliki karakteristik dan fungsi sama meskipun
dijual di tempat yang berbeda atau diproduksi oleh produsen yang berbeda.
Dengan demikian, secara nalar barang/jasa tersebut seharusnya memiliki
harga yang sama pula. Misalnya saja paperclip dan pen tinta biasa (seperti
pen merek S dan P yang rata-rata berharga 1000-1500). Jika kita pergi ke
supermarket untuk membeli paperclip, misalnya, kita cenderung tidak akan
memperhatikan perbedaan merek. Satu-satunya yang sering kita jadikan bahan
perbandingan adalah harga, dimana kita akan membeli paperclip yang
harganya paling murah (atau pada harga rata-rata yang diterima pasar).
Akibatnya, bagi perusahaan yang menjual paperclip diatas harga rata-rata,
permintaan akan barangnya akan turun ke nol. Ini karena semua paperclip,
meskipun harganya berbeda-beda, memberikan fungsi yang sama.
Faktor
Penentu Elastisitas Permintaan
Ada empat faktor utama dalam
menentukan elastisitas permintaan :
1. Produk substitusi: Semakin
banyak produk pengganti (substitusi), permintaan akan semakin elastis. Hal ini
dikarenakan konsumen dapat dengan mudah berpindah ke produk substitusi jika
terjadi kenaikan harga, sehingga permintaan akan produk akan sangat sensitif
terhadap perubahan harga.
2. Prosentase pendapatan yang
dibelanjakan: Semakin tinggi bagian pendapatan yang digunakan untuk
membelanjakan produk tersebut, maka permintaan semakin elastis. Produk yang
harganya mahal akan membebani konsumen ketika harganya naik, sehingga konsumen
akan mengurangi permintaannya. Sebaliknya pada produk yang harganya murah.
3. Produk mewah versus kebutuhan: Permintaan
akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana konsumen sangat
membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencari substitusinya. Akibatnya,
kenaikan harga cenderung tidak menurunkan permintaan. Sebaliknya, permintaan akan
produk mewah cenderung elastis, dimana barang mewah bukanlah sebuah kebutuhan
dan substitusinya lebih mudah dicari. Akibatnya, kenaikan harga akan menurunkan
permintaan.
4. Jangka waktu permintaan
dianalisis: Semakin lama jangka waktu permintaan dianalisis, semakin
elastis permintaan akan suatu produk. Dalam jangka pendek, kenaikan harga yang
terjadi di pasar mungkin belum disadari oleh konsumen, sehingga mereka tetap
membeli produk yang biasa dikonsumsi. Dalam jangka panjang, konsumen telah
menyadari kenaikan harga, sehingga mereka akan pindah ke produk substitusi yang
tersedia. Selain itu, dalam jangka panjang kualitas dan desain produk juga
berubah, sehingga lebih mudah menyebabkan konsumen pindah ke produk lain
*Koefisien
Elastisitas Permintaan
Perhitungan
koefisien elastisitas permintaan
dengan menggunakan metode mid point adalah sebagai berikut :
Keterangan :
ED = Elastisitas permintaan
Q2 = Kuantitas permintaan setelah perubahan
Q1 = Kuantitas permintaan awal
P2 = Harga setelah perubahan
P1 = Harga awal
Q2 = Kuantitas permintaan setelah perubahan
Q1 = Kuantitas permintaan awal
P2 = Harga setelah perubahan
P1 = Harga awal
Dalam perhitungan koefisien
elastisitas ini, angka minus tidak perlu ditulis karena kita telah
mengetahui bahwa antara harga dan permintaan berslope negatif. Artinya,
kenaikan harga akan menurunkan permintaan, dan sebaliknya (hukum permintaan).
TEORI TERBENTUKNYA BUMI
Bumi adalah planet tempat tinggal
seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup,
bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi,
dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi
berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau,
lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam
sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita
perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya
(rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem
tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut
air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses
terbentuknya tata surya kita.
Setelah memahaminya, inilah proses pembentukan bumi dari beberapa teori:
Setelah memahaminya, inilah proses pembentukan bumi dari beberapa teori:
Theory Big bang
Teori ini adalh yang paling terkenal gan.
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Perubahan di bumi disebabkan oleh perubahan iklim dan cuaca.
Teori Kabut Kant-Laplace
Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah banyak berfikir dan melakukan analisis terhadap gejala-gejala alam. Mulai abad ke 18 para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi.
Ingatkah kamu tentang teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796)? Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.
Teori Planetesimal
Seabad sesudah teori kabut tersebut, muncul teori Planetesimal yang dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton. Teori ini mengungkapkan bahwa pada mulanya telah terdapat matahari asal. Pada suatu ketika, matahari asal ini didekati oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian matahari. Akibat tenaga penarikan matahari asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari, kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang padat, dan disebut planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi planet-planet, dan salah satunya adalah planet Bumi kita.
Pada dasarnya, proses-proses teoritis terjadinya planet-planet dan bumi, dimulai daribenda berbentuk gas yang bersuhu sangat panas. Kemudian karena proses waktu dan perputaran (pusingan) cepat, maka terjadi pendinginan yang menyebabkan pemadatan (pada bagian luar). Adapaun tubuh Bumi bagian dalam masih bersuhu tinggi.
Teori Pasang Surut Gas
Teori ini dikemukakan leh jeans dan Jeffreys, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekati matahari, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-guung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari tadi dan merentang kea rah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.
Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-planet. peranan yang dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan di atas.
Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya
Kesimpulan
Ada dua kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan mengenai proses terbentuknya bumi, yaitu:
1. Bumi berasal dari suatu gumpalan kabut raksasa yang meledak dahsyat, kemudian membentuk galaksi dan nebula. Setelah itu, nebula membeku membentuk galaksi Bima Sakti, lalu sistem tata surya.Bumi terbentuk dari bagian kecil ringan yang terlempar ke luar saat gumpalan kabut raksasa meledak yang mendingin dan memadat sehingga terbentuklah bumi.
2. Tiga tahap proses pembentukan bumi, yaitu mulai dari awal bumi terbentuk, diferensiasi sampai bumi mulai terbagi ke dalam beberapa zona atau lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi
G. Kartasaputra mendefinisikan bahwa perilaku penyimpangan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, yang tidak sesuai atau tidak menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat, baik yang dilakukan secara sadar ataupun tidak. Bentuk-bentuk penyimpangan tersebut, apabila terus berkembang akan menyebabkan timbulnya penyakit sosial dalam masyarakat. Dengan kata lain, penyakit sosial adalah bentuk penyimpangan terhadap norma masyarakat yang dilakukan secara terus-menerus.
Sama halnya dengan penyakit-penyakit fisik pada umumnya, penyakit sosial pun tidak muncul secara seketika. Ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya penyakit sosial di masyarakat kita. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Tidak adanya figur yang bisa dijadikan teladan dalam memahami dan menerapkan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dengan demikian, apa yang dirasa benar, akan dilakukan terus-menerus tanpa memedulikan apakah hal itu melanggar norma atau tidak.
2. Pengaruh lingkungan kehidupan sosial yang tidak baik. Lingkungan yang sebagian besar masyarakatnya sering melakukan tindak penyimpangan, seperti prostitusi, perjudian, dan mabuk-mabukan, bisa memengaruhi kondisi masyarakat yang tinggal di daerah itu, sehingga warganya ikut terjangkit penyakit sosial serupa.
3. Proses sosialisasi yang negatif. Seseorang yang bergaul dengan para pelaku penyimpangan sosial, seperti kelompok preman, pemabuk, penjudi, dan sebagainya, lambat laun akan menjadi sama dengan teman-teman sekelompok dengannya.
4. Ketidakadilan. Seseorang yang mendapatkan perlakuan tidak adil, bisa memicunya untuk melakukan protes, unjuk rasa, bahkan bisa menjurus ke tindakan anarkis.
Sementara itu, bentuk-bentuk penyakit sosial pun bermacam-macam. Beberapa penyakit sosial yang bisa ditemukan di masyarakat antara lain sebagai berikut.
1. Minuman Keras (Miras)
Minuman keras adalah minuman yang memiliki kandungan alkohol lebih dari 5 persen. Keberadaan miras di Indonesia sangat dibatasi oleh aturan pemerintah. Orang-orang yang menyalahgunakan miras akan dikenai sanksi. Adapun yang dimaksud penyalahgunaan di sini adalah suatu bentuk pemakaian yang tidak sesuai dengan ambang batas kesehatan. Artinya, pada dasarnya minuman keras boleh digunakan sejauh hanya untuk maksud pengobatan atau kesehatan di bawah pengawasan dokter atau ahlinya. Di beberapa daerah di Indonesia, terdapat jamu atau minuman tradisional yang dapat digolongkan sebagai minuman keras. Sebenarnya, jika tidak digunakan secara berlebihan, jamu atau minuman tradisional yang dapat digolongkan sebagai minuman keras tersebut, dapat bermanfaat bagi tubuh. Namun, sangat disayangkan jika jamu atau minuman tradisional tersebut, dikonsumsi secara berlebihan atau sengaja digunakan untuk mabuk-mabukan.
Para pemabuk minuman keras dapat dianggap sebagai penyakit masyarakat. Para pemabuk biasanya sudah kehilangan rasa malunya, tindakannya tidak terkontrol, dan sering kali melakukan hal-hal yang melanggar aturan masyarakat atau aturan hukum. Minuman keras juga berbahaya jika dikonsumsi saat mengemudi, karena dapat merusak konsentrasi sehingga dapat menimbulkan kecelakaan. Pada pemakaian jangka panjang, tidak jarang para pemabuk minuman keras meninggal dunia karena organ lambung atau hatinya rusak akibat efek samping alkohol yang dikonsumsinya.
2. Penyalahgunaan Narkotik
Pada awalnya, narkotik digunakan untuk keperluan medis, terutama sebagai bahan campuran obat-obatan dan berbagai penggunaan medis lainnya. Narkotik banyak digunakan dalam keperluan operasi medis, karena narkotik memberikan efek nyaman dan dapat menghilangkan rasa sakit sementara waktu, sehingga pasien dapat dioperasi tanpa merasa sakit. Pada pemakaiannya di bidang medis, dibutuhkan seorang dokter ahli untuk mengetahui kadar yang tepat bagi manusia, karena obat-obatan yang termasuk narkotik memunyai efek ketergantungan bagi para pemakainya. Penggunaan narkotik secara sembarangan/tanpa memerhatikan dosis penggunaan inilah yang memberikan dampak buruk. Sejak zaman globalisasi, di Indonesia sendiri, sudah banyak orang yang jatuh dalam penyalahgunaan narkoba. Pemakaiannya pun dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dihirup asapnya, dihirup serbuknya, disuntikkan, atau ditelan dalam bentuk pil atau kapsul. Padahal, dengan mengonsumsi narkoba, si pengguna bisa menjadi kecanduan. Jika sudah kecanduan, pemakaian narkoba bisa merusak sistem saraf manusia, bahkan dapat menyebabkan kematian. Berikut adalah contoh zat-zat yang termasuk dalam kategori narkotik.
a. Heroin
Heroin adalah jenis narkotik yang sangat keras, dengan zat adiktif yang cukup tinggi, dan bentuk yang beragam, seperti butiran, tepung, atau cairan. Zat ini sifatnya memperdaya penggunanya dengan cepat, baik secara fisik ataupun mental. Bagi mereka yang sudah kecanduan, usaha untuk menghentikan pemakaiannya dapat menimbulkan rasa sakit disertai kejang-kejang, kram perut dan muntah-muntah, keluar ingus, mata berair, kehilangan nafsu makan, serta dapat kehilangan cairan tubuh (dehidrasi). Salah satu jenis heroin yang banyak disalahgunakan dalam masyarakat adalah putauw.
b. Ganja
Ganja mengandung zat kimia yang dapat memengaruhi perasaan, penglihatan, dan pendengaran. Dampak penyalahgunaan ganja di antaranya adalah hilangnya konsentrasi, meningkatnya denyut jantung, gelisah, panik, depresi, dan sering berhalusinasi. Para pengguna ganja biasanya melakukan penyalahgunaan ganja dengan cara mengisapnya, seperti halnya tembakau pada rokok.
c. Ekstasi
Ekstasi termasuk jenis zat psikotropika yang diproduksi secara ilegal dalam bentuk tablet atau kapsul. Dengan mengonsumsi ekstasi, pengguna akan merasa lebih berenergi dan lebih kuat dibanding biasanya. Hal ini menyebabkan pengguna berkeringat secara berlebih juga. Akibatnya, pengguna akan selalu merasa haus, bahkan dehidrasi. Dampak yang ditimbulkan dari pengguna ekstasi di antaranya diare, rasa haus yang berlebihan, hiperaktif, sakit kepala, menggigil, detak jantung tidak teratur, dan hilangnya nafsu makan.
d. Sabu-Sabu
Sabu-sabu berbentuk kristal kecil yang tidak berbau dan tidak berwarna. Zat ini menimbulkan dampak negatif yang sangat kuat bagi penggunanya, khususnya di bagian saraf. Dampak yang ditimbulkan akibat penggunaan sabu-sabu di antaranya penurunan berat badan secara berlebihan, impotensi, sariawan akut, halusinasi, kerusakan ginjal, jantung, hati, dan stroke, bahkan dapat berakhir dengan kematian. Para pecandu biasanya mengonsumsi sabu-sabu dengan menggunakan alat yang dikenal dengan sebutan bong.
e. Amfetamin
Amfetamin merupakan jenis obat-obatan yang mampu mendorong dan memiliki dampak perangsang yang sangat kuat pada jaringan saraf. Meskipun setelah mengonsumsi amfetamin badan bisa terasa bugar, namun dampak yang ditinggalkan juga cukup berbahaya. Dampak yang ditimbulkan dari penggunaan obat ini di antaranya penurunan berat badan yang drastis, gelisah, kenaikan tekanan darah dan denyut jantung, paranoid, mudah lelah dan pingsan, serta penggunanya sering bertindak kasar dan berperilaku aneh.
f. Inhalen
Inhalen merupakan salah satu bentuk tindakan menyimpang dengan cara menghirup uap lem, tiner, cat, atau sejenisnya. Tindakan ini sering dilakukan oleh anak-anak jalanan yang lazim disebut dengan "ngelem". Penyalahgunaan inhalen dapat memengaruhi perkembangan otot-otot saraf, kerusakan paru-paru dan hati, serta gagal jantung.
3. Perkelahian Antarpelajar
Perkelahian antarpelajar sering terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan kota-kota besar lainnya. Perkelahian tersebut tidak hanya menggunakan tangan kosong atau perkelahian satu lawan satu, melainkan perkelahian bersenjata. Bahkan ada yang menggunakan senjata tajam dan dilakukan secara berkelompok. Banyak korban berjatuhan, bahkan ada yang meninggal dunia. Lebih disayangkan lagi, kebanyakan korban perkelahian tersebut adalah mereka yang justru tidak terlibat perkelahian secara langsung. Mereka umumnya hanya sekadar lewat atau hanya karena salah sasaran pengeroyokan. Kondisi ini jelas sangat mengganggu dan membawa dampak psikis dan traumatis bagi masyarakat, khususnya kalangan pelajar. Pada umumnya mereka menjadi was-was, sehingga kreativitas mereka menjadi terhambat. Hal ini tentu saja membutuhkan perhatian dari semua kalangan, sehingga dapat tercipta suasana yang nyaman dan kondusif khususnya bagi masyarakat usia sekolah.
4. Perilaku Seks di Luar Nikah
Perilaku seks di luar nikah selain ditentang oleh norma-norma sosial, juga secara tegas dilarang oleh agama. Perilaku menyimpang ini dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang belum atau bahkan tidak memiliki ikatan pernikahan resmi. Dampak negatif dari perilaku seks di luar nikah, antara lain: lahirnya anak di luar nikah, terjangkit PMS (penyakit menular seksual), bahkan HIV/AIDS, dan turunnya moral para pelaku.
5. Berjudi
Berjudi merupakan salah satu bentuk penyimpangan sosial. Berjudi adalah cara mempertaruhkan harta atau nafkah yang seharusnya dapat dimanfaatkan. Seseorang yang gemar berjudi, akan menjadi malas dan hanya berangan-angan mendapatkan banyak uang dengan cara-cara yang sebenarnya belum pasti. Indonesia merupakan salah satu negara yang melarang adanya perjudian, sehingga seluruh kegiatan perjudian di Indonesia adalah kegiatan ilegal yang dapat dikenai sanksi hukum. Akan tetapi, dalam beberapa kasus, aparat keamanan masih menoleransi kegiatan perjudian yang berkedok budaya, misalnya perjudian yang dilakukan masyarakat saat salah seorang warganya memunyai hajat. Langkah ini sebenarnya kurang tepat, mengingat bagaimanapun juga hal ini tetap merupakan bentuk perjudian yang dilarang agama.
6. Kejahatan (Kriminalitas)
Kejahatan adalah tingkah laku yang melanggar hukum dan melanggar norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya. Secara yuridis formal, kejahatan adalah bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral kemanusiaan (amoral), merugikan masyarakat, sifatnya asosiatif, dan melanggar hukum/undang-undang pidana. Tindak kejahatan bisa dilakukan oleh siapa pun baik wanita maupun pria, dapat berlangsung pada usia anak, dewasa, maupun usia lanjut. Tindak kejahatan pada umumnya terjadi pada masyarakat yang mengalami perubahan kebudayaan yang cepat, yang tidak dapat diikuti oleh semua anggota masyarakat, sehingga tidak terjadi penyesuaian yang sempurna. Selain itu, tindak kejahatan bisa muncul karena adanya tekanan mental atau kepincangan sosial. Oleh karena itu, tindak kejahatan (kriminalitas) sering terjadi pada masyarakat yang dinamis seperti di perkotaan. Tindak kejahatan (kriminalitas) mencakup pembunuhan, penjambretan, perampokan, korupsi, dan lain-lain.
Faktor pendorong munculnya
pergerakan nasional di Indonesia
Munculnya semangat kebangsaan yang
ada pada masyarakat Indonesia dipengaruhi oleh faktor dari dalam (intern) dan
faktor dari luar (ekstern).
Faktor ekstern yang mempengaruhi nasionalisme Indonesia adalah: (1) pengaruh
faham-faham modern dari Eropa (liberalisme, humanisme, nasionalisme,
komunisme); (2) pengaruh gerakan Pan-Islamisme; (3) Pengaruh pergerakan bangsa
terjajah di Asia; dan (4) Pengaruh kemenangan Jepang atas Rusia.
Sedangkan faktor Intern yang
mendorong munculnya semangat kebangsaan atau nasionalisme adalah: (1) timbulnya
kembali golongan pertengahan, kaum terpelajar; (2) adanya penderitaan dan
kesengsaraan yang dialami oleh seluruh rakyat dalam berbagai bidang kehidupan;
(3) pengaruh golongan peranakan; dan (4) adanya keinginan untuk melepaskan diri
dari imperialisme.
Faktor pendorong munculnya
pergerakan nasional di Indonesia
| faktor Intern dan Ekstern. Berikut penjelasan mengenai faktor Intern dan
Ekstern munculnya pergerakan nasional di Indonesia.
Faktor Ekstern
1. Munculnya kesadaran tentang
pentingnya semangat kebangsaan, semangat nasional, perasaan senasib sebagai
bangsa terjajah, serta keinginan untuk mendirikan negara berdaulat lepas dari
cengkeraman imperialisme di seluruh negara-negara jajahan di Asia, Afrika, dan
Amerika latin pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
2. Fase tumbuhnya anti imperialisme
berkembang bersamaan dengan atau dipengaruhi oleh lahirnya golongan terpelajar
yang memperoleh pengalaman pergaulan internasional serta mendapatkan pemahaman
tentang ide-ide baru dalam kehidupan bernegara yang lahir di Eropa,
seperti demokrasi, liberalisme, dan komunisme melalui pendidikan formal dari
negara-negara barat.
3. Paham-paham tersebut pada
dasarnya mengajarkan tentang betapa pentingnya persamaan derajat semua warga
negara tanpa membedakan warna kulit, asal usul keturunan, dan perbedaan
keyakinan agama. Paham tersebut masuk ke Indonesia dan dibawa oleh tokoh-tokoh
Belanda yang berpandangan maju, golongan terpelajar Indonesia yang memperoleh
pendidikan Barat, serta alim ulama yang menunaikan ibadah haji dan memiliki
pergaulan dengan sesama umat muslim seluruh dunia.
4. Perang dunia I (1914-1919) telah
menyadarkan bangsa-bangsa terjajah bahwa negara-negara imperialis telah
berperang diantara mereka sendiri. Perang tersebut merupakan perang
memperebutkan daerah jajahan. Tokoh-tokoh pergerakan nasional di Asia, Afrika
dan Amerika Latin telah menyadari bahwa kini saatnya telah tiba bagi mereka
untuk melakukan perlawanan terhadap panjajah yang sudah lelah berperang.
5. Menculnya rumusan damai mengenai
penentuan nasib sendiri (self determination) presiden Amerika Serikat Woodrow
Wilson pasca perang dunia I disambut tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia
sebagai pijakan dalam perjuangan mewujudkan kemerdekaan.
6. Lahirnya komunisme melalui
Revolusi Rusia 1917 yang diikuti dengan semangat anti kapitalisme dan
imperialisme telah mempengaruhi timbulnya ideologi perlawanan di negara-negara
jajahan terhadap imperialisme dan kapitalisme Barat. Konflik ideologi
dunia antara kapitalisme atau imperialisme sosialisme atau komunisme telah
memberikan dorongan bagi bangsa-bangsa terjajah untuk melawan kapitalisme atau
imperialisme Barat.
7. Munculnya nasionalisme di Asia
dan di negara-negara jajahan lainnya di seluruh dunia telah mengilhami
tokoh-tokoh pergerakan nasional untuk melakukan perlawanan terhadap penjajahan
Belanda. Kemenangan Jepang atas Rusia 1905 telah memberikat keyakinan bagi
tokoh nasionalis Indonesia bahwa bangsa kulit putih Eropa dapat dikalahkan oleh
kulit berwarna Asia. Demikian juga, model pergerakan nasional yang dilakukan
oleh Mahatma Gandhi di India, Mastapha Kemal Pasha di Turki, serta Dr. Sun Yat
Sen di Cina telah memberikan inspirasi bagi kalangan terpelajar nasionalis
Indonesia bahwa inperialisme Belanda dapat dilawan melalui organisasi modern
dengan cara memajukan ekonomi, pendidikan, sosial, budaya, dan politik pada
bangsa Indonesia terlebih dahulu sebelum memperjuangkan kemerdekaan.
Faktor Intern
1. Penjajahan mengakibatkan
terjadinya penderitaan rakyat Indonesia yang tidak terkira. Sistem penjajahan
Belanda yang eksploitatif terhadap sumber daya alam dan manusia Indonesia serta
sewenang-wenang terhadap warga pribumi telah menyadarkan penduduk Indonesia
tentang adanya sistem kolonialisme Imperialisme Barat yang menerapkan
ketidaksamaan dan perlakuan membeda-bedakan (diskriminatif).
2. Kenangan akan kejayaan masa lalu.
Rakyat Indonesia pada umumnya menyadari bahwa mereka pernah memiliki negara
kekuasaan yang jaya dan berdaulat di masa lalu (Sriwijaya dan Majapahit).
Kejayaan ini menimbulkan kebanggaan dan meningkatnya harga diri suatu bangsa,
oleh karena itu rakyat Indonesia berusaha untuk mengembalikan kebanggaan dan
harga diri sebagai suatu bangsa tersebut.
3. Lahirnya kelompok terpelajar yang
memperoleh pendidikan Barat dan Islam dari luar negeri . kesempatan ini terbuka
setelah pemerintah kolonial Belanda pada awal abad ke-20 menjalankan politik
Etis (edukasi, imigrasi, dan irigasi). Orang-orang Indonesia yang memperoleh
pendidikan barat berasal dari kalangan priayi abangan yang memiliki status
bangsawan. Sebagian lainnya berasal dari kalangan priayi dan santri yang secara
sosial ekonomi memiliki kemampuan untuk menunaikan ibadah haji serta memperoleh
pendidikan tertentu diluar negeri.
4. Lahirnya kelompok terpelajar
islam telah menyadarkan bangsa Indonesia terjajah yang sebagian besar
penduduknya beragama Islam. Kelompok intelektual Islam telah menjadi agent of
change atau agen pengubah cara pandang masyarakat bahwa nasib bangsa Indonesia
yang terjajah tersebut tidak dapat diperbaiki melalui belas kasihan penjajah
seperti Politik Etis misalnya. Nasib bangsa Indonesia harus diubah oleh bangsa
Indonesia sendiri dengan cara memberdayakan bangsa melalui peningkatan taraf
hidup di bidang ekonomi, pendidikan, sosial dan budaya.
5. Menyebarnya paham-paham baru yang
lahir di Eropa, seperti demokrasi, liberalisme, sosialisme, dan komunisme di
negeri jajahan (Indonesia) yang dilakukan oleh kalangan terpelajar.
6. Muncul dan berkembangnya semangat
persamaan derajat pada masyarakat Indonesia dan berkembang menjadi gerakan
politik yang sifatnya nasional. Tindakan pemerintah kolonial yang sifatnya
semakin represif seperti pembuangan para pemimpin Indische Partiij pada 1913,
ikut campurnya Belanda dalam urusan internal Sarekat Islam, dan penangkapan
tokoh-tokoh nasionalis telah menimbulkan gerakan nasional untuk memperoleh
kebebasan berbicara, berpolitik, serta menentukan nasib sendiri tanpa dicampuri
pemerintah kolonial Belanda.
Teori Keunggulan Komparatif : David
Ricardo
Penjelasan
mengenai hukum keunggulan komparatif dikemukakan oleh David Ricardo dalam
bukunya Principles of Political Economy and Taxation (1817). Menurut hukum keunggulan komparatif, meskipun
sebuah negara kurang efisien dibanding (atau memiliki kerugian absolut
terhadap) negara lain dalam memproduksi kedua jenis komoditi yang dihasilkan,
namun masih tetap terdapat dasar untuk melakukan perdagangan yang menguntungkan
kedua belah pihak. Negara A misalnya harus melakukan spesialisasi dalam
memproduksi dan mengekspor komoditi yang memiliki kerugian absolut lebih kecil
(yang merupakan komoditi yang memiliki keunggulan komparatif) dan mengimpor
komoditi yang memiliki kerugian absolut cukup besar (komoditi yang memiliki
kerugian komparatif). Jadi harga sesuatu barang tergantung dari banyaknya
tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut.
Teori keunggulan absolut tidak dapat digunakan sebagai dasar dalam perdagangan internasional apabila salah satu negara memiliki keunggulan absolut atas kedua jenis komoditi. Atau dengan kata lain bahwa bila salah satu negara memiliki keunggulan absolut atas kedua jenis komoditi, maka perdagangan tidak akan terjadi. Namun dengan teori keunggulan komparatif, perdagangan internasional antara dua negara masih dapat berlangsung walaupun salah satu negara memiliki keunggulan absolut atas kedua jenis komoditi. Hal tersebut dapat dijelaskan pada contoh di bawah ini.
Tabel 3 : Keunggulan komparatif berdasarkan jam kerja per satuan output : David Ricardo
Negara
|
Permadani
|
Sutra
|
Dasar Tukar Domestik (DTD)
|
India
|
30 menit/meter
|
24 menit/meter
|
1 meter sutra =
0,8 meter
permadani
|
Malaysia
|
40 menit/meter
|
50 menit/meter
|
1 meter sutra =
1,25 meter
permadani
|
Pada
tabel 3 bila dilihat jumlah jam (waktu) yang digunakan tanpa memperhatikan
perbandingan dasar tukar domestik antara permadani dan sutra di kedua negara,
tampaknya India memiliki keunggulan absolut atas permadani dan sutra, karena
India dapat menghasilkan permadani dalam waktu 30 menit/meter, sedangkan
Malaysia menggunakan waktu yang lebih banyak 40 menit/meter, begitu pula sutra,
India hanya menggunakan waktu 24 menit/meter, sedangkan Malaysia menggunakan 50
menit/meter. Dengan demikian berdasarkan teori keunggulan absolut, perdagangan
antara India dan Malaysia tidak akan terjadi, karena India memiliki keunggulan
absolut atas kedua jenis komoditi.
Bila
didasarkan pada teori keunggulan komparatif, perdagangan antara India dan
Malaysia masih tetap akan terjadi, karena secara komparatif India memiliki
keunggulan atas sutra dan Malaysia memiliki keunggulan atas permadani. Hal
tersebut dapat dilihat berdasarkan dasar tukar domestik masing-masing negara,
yaitu DTD di India adalah 1 meter sutra dapat ditukar dengan 0,8 meter
permadani, sementara di Malaysia 1 meter sutra dapat ditukar dengan 1,25 meter
permadani. Atau dengan kata lain bahwa di India harga sutra lebih murah di banding
harga permadani (karena ongkos produksinya hanya 24/50 atau 48 % dari ongkos
produksi sutra di Malaysia, sedang ongkos produksi permadani 30/40 atau 75 %
dari ongkos produksi permadani di Malaysia). Sebaliknya di Malaysia harga
permadani lebih murah dibandingkan harga sutra (karena ongkos produksi
permadani adalah 40/30 atau 133,33 % dari ongkos produksi di India, sedangkan
ongkos produksi sutra adalah 208,33 % dari ongkos produksi di India).
Perbedaan
harga komoditi di kedua negara dapat pula dijelaskan sebagai berikut : harga
relatif sutra terhadap permadani di
India sebesar (24/30 = 0,8) adalah lebih rendah di banding Malaysia sebesar (
50/40 = 1,25), dan harga relatif permadani terhadap sutra di Malaysia sebesar
(40/50 = 0,8) adalah lebih rendah di banding India sebesar (30/24 = 1,25).
Menurut Ricardo bahwa keuntungan perdagangan dapat diperoleh kedua negara yang melakukan hubungan perdagangan apabila dasar tukar internasional (DTI) 1 : 1. Dengan DTI 1 : 1, maka India akan memperoleh keuntungan sebanyak 0,2 meter permadani, karena di domestiik 1 meter sutra dapat ditukar dengan 0,8 meter permadani, tetapi melalui perdagangan internasional 1 meter sutra dapat ditukar dengan 1 meter permadani. Selanjutnya, Malaysia memperoleh keuntungan sebanyak 0,25 meter sutra, karena di domestik 1 meter sutra dapat ditukar dengan 1,25 meter permadani, tetapi dengan perdagangan internasional 1 meter sutra dapat ditukar dengan 1 meter permadani, dalam hal ini keuntungan Malaysia adalah berupa efisiensi dalam menukarkan permadani, yaitu dari 1,25 meter permadani menjadi hanya 1 meter permadani untuk memperoleh 1 meter sutra.
Selanjutnya dalam bentuk lain, yaitu banyaknya komoditi yang dapat dihasilkan per tenaga kerja dalam satu hari dengan jumlah jam kerja 8 jam per hari adalah sebagaimana pada tabel berikut :
Tabel 4 : Keunggulan komparatif berdasarkan output per tenaga kerja per hari (8jam kerja) : David Ricardo
Negara
|
Permadani
|
Sutra
|
Dasar Tukar Domestik (DTD)
|
India
|
16 meter
|
20 meter
|
1 meter sutra =
0,8 meter permadani
20 meter sutra = 16 meter permadani
|
Malaysia
|
12 meter
|
9,6 meter
|
1 meter sutra =
1,25 meter permadani
9,6 meter sutra = 12 meter permadani
|
Berdasarkan
tabel 4 setiap tenaga kerja di India dapat menghasilkan permadani dalam sehari
sebanyak 16 meter dan sutra sebanyak 20 meter, sedangkan Malaysia dapat
menghasilkan 12 permadani dan 9,6 meter sutra.
Apabila kedua negara melakukan perdagangan dengan DTI 1 : 1, maka India dapat memperoleh permadani sebanyak 20 meter (ada tambahan 4 meter permadani, yaitu dari 16 meter menjadi 20 meter), dan Malaysia dapat memperoleh sutra sebanyak 12 meter (ada tambahan sebanyak 2,4 meter sutra, yaitu dari 9,6 meter menjadi 12 meter).
Apabila DTD kedua negara atau salah satu negara sama dengan DTI 1 : 1, maka perdagangan antara kedua negara kecil kemungkinan untuk terjadi karena perdagangan luar negeri menghasilkan keuntungan sama dengan perdagangan domestik. Demikian halnya bila DTD kedua negara adalah 1 : 1, maka perdagangan juga tidak terjadi karena salah satu negara akan memperoleh kerugian. Jadi perdagangan yang akan memberi keuntungan kedua negara apabila DTI 1 : 1 berada di antara DTD masing-masing negara.
Masuknya kebudayaan India ke
Indonesia telah membawa pengaruh terhadap perkembangan kebudayaan di Indonesia.
Bangsa Indonesia yang sebelumnya memiliki kebudayaan asli, banyak
mengadopsi dan mengembangkan budaya India dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, masyarakat tidak begitu saja menerima budaya-budaya baru tersebut. Kebudayaan yang datang dari India mengalami proses penyesuaian dengan kebudayaan yang ada di Indonesia yang disebut dengan proses akulturasi kebudayaan.
Namun, masyarakat tidak begitu saja menerima budaya-budaya baru tersebut. Kebudayaan yang datang dari India mengalami proses penyesuaian dengan kebudayaan yang ada di Indonesia yang disebut dengan proses akulturasi kebudayaan.
Dalam bidang agama juga lahir
sinkretisme, yaitu perpaduan antara agama Hindu-Buddha dengan kepercayaan yang
telah ada dan berkembang di masyarakat Indonesia pada saat itu. Sehingga agama
Hindu-Buddha yang dianut oleh bangsa Indonesia pada aman kerajaan-kerajaan
sangat berbeda dengan agama Hindu-Buddha yang ada di India.
Masuknya agama Hindu dan Buddha
tidak serta merta menghilangkan unsur budaya lama yang telah berkembang dalam
masyarakat Indonesia. Salah satu contoh yang sangat mencolok dalam kehidupan
masyarakat Hindu di Indonesia misalnya dalam sistem kasta. Sistem kasta di
Indonesia yang mengadopsi dari agama Hindu tidak sama dengan sistem kasta yang
berkembang dari tanah kelahiran agama tersebut yaitu India.
Baik dari ciri-ciri maupun keketatannya tidak menggambarkan keadaan seperti sistem kasta di India. Bangsa Indonesia melaksanakan teori tentang kasta, tetapi tidak memindahkan wujudnya seperti yang berkembang di India, melainkan disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang sudah berlaku sebelumnya.
Baik dari ciri-ciri maupun keketatannya tidak menggambarkan keadaan seperti sistem kasta di India. Bangsa Indonesia melaksanakan teori tentang kasta, tetapi tidak memindahkan wujudnya seperti yang berkembang di India, melainkan disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang sudah berlaku sebelumnya.
Beberapa unsur kebudayaan yang
berkembang pada aman kerajaan Hindu-Buddha antara lain, seni bangunan, seni
ukir, seni sastra, dan seni patung. Salah satu hasil seni bangunan yang paling
penting dalam perkembangan seni bangunan di Indonesia adalah candi. Demikian
juga halnya dalam seni pembuatan candi yang merupakan pengaruh dari India, akan
tetapi dalam penerapannya menggunakan unsur-unsur budaya yang telah berkembang
sebelumnya di tanah Indonesia.
Pembuatan candi yang secara teoritis menggunakan dasar-dasar yang tercantum dalam kitab Silpasastra akan tetapi pada tahap pelaksanaan dan hasilnya memperlihatkan corak budaya asli Indonesia. Silpasastra ialah sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunan.
Pembuatan candi yang secara teoritis menggunakan dasar-dasar yang tercantum dalam kitab Silpasastra akan tetapi pada tahap pelaksanaan dan hasilnya memperlihatkan corak budaya asli Indonesia. Silpasastra ialah sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunan.
Pembuatan candi di India selalu
menunjukkan fungsinya yang utama yaitu sebagai tempat peribadatan. Sementara
candi-candi yang terdapat di Indonesia tidak hanya difungsikan sebagai tempat
peribadatan tetapi juga tempat pemakaman raja atau orang-orang yang dimuliakan.
Hal ini tampaknya dipahami oleh masyarakat Indonesia bahwa kata candi berasal
dari nama Durga sebagai Dewi Maut yaitu Candika. Dari kata Candika menunjukkan
bahwa candi merupakan tempat untuk memuliakan orang yang telah meninggal, khususnya
untuk para raja dan orang-orang terkemuka.
Terdapat perbedaan fungsi candi antara agama Hindu dan
Buddha. Dalam agama Hindu, candi adalah tempat penguburan abu jenazah. Di Bali
upacara pembakaran mayat dinamakan Ngaben. Di dalam candi Hindu biasanya terdapat
patung-patung dari para penguasa (raja) atau orang-orang terkenal yang
dijelmakan sebagai dewa. Dalam agama Buddha, candi berfungsi sebagai tempat
pemujaan. Arca yang ada dalam candi Buddha bukanlah arca perwujudan dari raja.
Candi-candi yang bercorak agama
Hindu-Buddha banyak ditemukan di Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Bali.
Di Jawa Tengah dan Yogyakarta banyak
ditemukan candi, baik yang bercorak Hindu maupun Buddha, di antaranya sebagai
berikut.
Borobudur
|
a. Candi Borobudur terletak di desa
Budur, Magelang. Candi ini bercorak Buddha dan didirikan oleh keluarga
Syailendra pada aman Mataram Lama. Bentuk candi Borobudur yang berupa punden
berundak-undak menggambarkan adanya akulturasi antara budaya India dengan
budaya asli Indonesia dari aman megalithikum. Berdasarkan ajaran Buddha
Mahayana, candi Borobudur merupakan Dasya-bodhisatwa-bhumi, artinya tempat mencapai
kebuddhaan melalui sepuluh tingkat bodhisatwa.
Borobudur terdiri atas sepuluh
tingkat yang terbagi dalam tiga bagian yaitu kamadhatu (merupakan tingkatan
paling rendah atau disebut kaki candi, pada tingkatan manusia masih terpengaruh
oleh keduniawian), Rupadhatu (merupakan bagian lorong-lorong dengan
dinding-dinding yang penuh dengan hiasan dan relief, pada tingkat ini manusia
masih terikat pada bentuk keduniawian, tetapi telah insyaf untuk mencari
kebenaran), A-rupadhatu (bagian ini terdiri atas lantai yang bulat, di sini
terdapat 72 stupa dan stupa induk dipuncaknya yang sekaligus merupakan mahkota
candi Borobudur. Hal ini menggambarkan manusia telah dapat membebaskan diri
sama sekali dari nafsu keduniawian dan hanya satu keinginan, yaitu mencapai moksa).
Candi Mendut
|
b. Candi Mendut dan candi Pawon
terletak tidak jauh dari candi Borobudur. Kedua candi ini bercorak Buddha dan
merupakan candi tiga serangkai dengan candi Borobudur. Ketiga candi ini
terletak pada satu garis lurus, hal ini sengaja dilakukan berdasarkan ajaran
Buddha Mahayana.
Menurut ajaran agama Buddha
Mahayana, untuk mencapai tujuan terakhir (moksa), yaitu mencapai kedudukan
sebagai Buddha harus melalui jalan secara bertahap. Tahap-tahap tersebut
terdiri atas dua bagian yaitu Dasyabodhisatwabhumi disebut tingkat lokattara
(tingkat di atas dunia), sebelum sampai ke tingkat lokattara lebih dahulu harus
menjalani tingkat persiapan.
Tingkat persiapan tersebut terdiri
atas dua tahap pula, yaitu Sambharamarga dan Prayogamarga. Kedua tahap ini
merupakan tahap kehidupan di dunia atau laukika. Jadi dari paham tersebut dapat
diterangkan bahwa candi Borobudur yang bersifat lokattara dibangun di atas
bukit, sedangkan candi Mendut dan candi Pawon yang bersifat laukika dan masing
masing menggambarkan Sambharamarga dan Prayogamarga dibangun di atas permukaan
bumi (daerah pedataran).
Candi Prambanan
|
c. Candi Prambanan dikenal pula
dengan nama Candi Lorojonggrang, bercorak Hindu dan terletak di desa Prambanan.
Relief candi Prambanan mengambil kisah Rama dari kitab Ramayana. Relief ini
ditatahkan pada dinding lorong di atas candi pertama, yang mengelilingi kaki
candi kedua.
d. Kelompok candi Dieng, yang
terdapat di Pegunungan Dieng letaknya sekitar 25 kilometer dari kota Wonosobo.
Candi-candi ini bercorak Hindu. Di dataran tinggi Dieng terdapat beberapa buah
candi antara lain Candi Bima, Candi gatotkaca, Candi Arjuna, Candi Semar, Candi
Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Subadra.
e. Candi lainnya adalah Candi Sukuh
terletak di lereng Gunung Latu, Karang Anyar, Candi Sarjiwan terletak di
selatan Prambanan, Candi Lumbung di selatan Candi Sewu, dan Candi Sari atau
Candi Bendah lokasinya tidak jauh dari Candi Kalasan
Begitu pula halnya di Jawa Timur,
banyak ditemukan candi, di antaranya sebagai berikut.
a. Candi Badut terletak di Desa
Dinoyo, sebelah barat laut Malang, merupakan candi bercorak Hindu yang
didirikan sekitar abad ke-8 M. Candi Singhasari terletak di Desa Candinegoro
sekitar 10 km dari kota Malang. Candi ini berasal dari abad ke-14 dan
dihubungkan dengan Raja Kertanegara dari Kerajaan Singhasari.
b. Candi Jago (Candi Jajaghu)
terletak 18 kilometer dari kota Malang. Candi ini merupakan candi bercorak
Siwa-Buddha dan bentuknya berundak-undak tiga buah serta di halaman candi
terdapat beberapa patung Buddha. Candi ini dibangun pada masa Raja Kertanegara
dari kerajaan Singhasari.
c. Candi Kidal terletak sekitar 7
kilometer sebelah tenggara dari candi jago. Candi ini merupakan bangunan suci
untuk memuliakan raja Anusapati Raja Singhasari.
d. Candi Panataran terletak sekitar
11 kilometer dari kota Blitar. Candi Panataran merupakan kompleks candi yang
terbesar di Jawa Timur dan merupakan candi Siwa.
e. Candi Jajawa (Candi Jawi)
terletak di Gunung Welirang yang merupakan makam Raja Kertanegara.
f. Candi Singhasari yang terletak 10
kilometer dari kota Malang. Candi sebagai tempat pendarmaan Raja Kertanegara
yang digambarkan sebagai Bhairawa (Siwa-Buddha)
g. Candi Rimbi terletak di Desa
Pulosari, Jombang yang merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit pada abad
ke-14.
h. Candi Bajang Ratu yang merupakan
gapura di daerah Trowulan bekas peninggalan kerajaan Majapahit.
i. Candi Sumber Awan bercorak Buddha
sebagai penghargaan atas kunjungan Raja Hayam Wuruk ke daerah kaki Gunung
Arjuna.
Apabila dibandingkan antara
kelompok-kelompok candi yang terdapat di Jawa Tengah dengan Jawa Timur terdapat
hal-hal yang sangat menarik. Kelompok candi di Jawa Tengah seperti Borobudur,
Pawon, Mendut dan Prambanan yang sebagian besar merupakan peninggalan kerajaan
Mataram adalah kelompok bangunan candi yang difungsikan sebagai tempat pemujaan
keagamaan, baik Hindu ataupun Buddha.
Sementara kelompok candi yang
terdapat di Jawa Timur seperti candi Kidal, Jago, Panataran, merupakan candi
yang difungsikan sebagai makam keluarga raja. Jumlah candinya lebih banyak
tetapi wujudnya kecil-kecil bila dibandingkan dengan kelompok candi Borobudur
atau Prambanan.
Candi-candi yang terdapat di Jawa Timur merupakan peninggalan kerajaan Singhasari sampai Majapahit. Meskipun berwujud candi Siwa atau Buddha, tetapi pada hakikatnya adalah candi makam dan bukan untuk pemujaan Siwa atau Buddha. Hal ini memperlihatkan bahwa pada aman Singhasari sampai Majapahit telah terjadi pembauran antara kepercayaan asli yang berupa pemujaan arwah leluhur dengan kepercayaan Siwa dan Buddha.
Candi-candi yang terdapat di Jawa Timur merupakan peninggalan kerajaan Singhasari sampai Majapahit. Meskipun berwujud candi Siwa atau Buddha, tetapi pada hakikatnya adalah candi makam dan bukan untuk pemujaan Siwa atau Buddha. Hal ini memperlihatkan bahwa pada aman Singhasari sampai Majapahit telah terjadi pembauran antara kepercayaan asli yang berupa pemujaan arwah leluhur dengan kepercayaan Siwa dan Buddha.
Di Jawa Barat ditemukan candi yang
bercorak Siwa, yaitu candi Cangkuang terletak di daerah Leles, Garut. Candi ini
bentuknya sangat sederhana dan diperkirakan berasal dari abad ke-8 Masehi.
Selain itu, di daerah Jawa Barat ditemukan beberapa arca dan bangunan suci,
baik yang berbentuk bangunan teras berundak, altar maupun percandian seperti
Batu Kalde di Pantai Pangandaran, Batujaya dan Cibuaya di Karawang, Astana Gede
di Kawali dan Bojongmenje di daerah Cicalengka, Kabupaten Bandung.
Di luar Jawa terdapat juga
candi-candi, seperti berikut ini.
Candi Muara Takus
|
a. Di pulau Sumatra terdapat
beberapa candi seperti Candi Muara Jambi di Jambi yang memperlihatkan corak
Buddha Mahayana. Ada juga Candi Muara Takus di Riau (terbuat dari batu bata dan
terdiri atas beberapa bangunan stupa).
Di komplek Candi Muara Takus ada beberapa candi seperti Candi Tua, Candi Bungsu, dan Candi Mahligai. Kompleks percandian (stupa) lainnya adalah Komplek Candi Padang Lawas yang terletak di Sumatera Utara dan bercorak Siwaisme dan Budhisme. Di daerah Tapanuli terdapat komplek Candi Gunung Tua yang bercorak Buddha.
Di komplek Candi Muara Takus ada beberapa candi seperti Candi Tua, Candi Bungsu, dan Candi Mahligai. Kompleks percandian (stupa) lainnya adalah Komplek Candi Padang Lawas yang terletak di Sumatera Utara dan bercorak Siwaisme dan Budhisme. Di daerah Tapanuli terdapat komplek Candi Gunung Tua yang bercorak Buddha.
b Di Kalimantan Selatan ditemukan
sebuah candi yaitu Candi Agung di daerah Amuntai.
c. Di Bali terdapat Candi Padas atau
Candi Gunung Kawi yang terletak di desa Tampaksiring Kabupaten Gianyar. Candi
ini dipahatkan pada dinding batu yang keras dan merupakan tempat pemujaan Raja
Anak Wungsu putra terakhir dari Raja Udayana.
Akulturasi antara kebudayaan lokal
yang berkembang sebelum masuknya pengaruh Hindu dengan budaya agama Hindu jelas
terlihat pada beberapa bangunan pura yang ditemukan di Bali. Pengaruh aman
megalithikum dengan budaya Hindu tampak terlihat dari bangunan pura yang mirip
dengan bangunan punden berundak-undak.
Beberapa benda yang berasal dari budaya megalithikum tetap dipelihara dan disandingkan dengan patung-patung agama Siwa dan Buddha, misalnya beberapa peti mayat (sarcophagus) sampai sekarang masih ditemukan di beberapa pura di Bali yang dianggap suci.
Beberapa benda yang berasal dari budaya megalithikum tetap dipelihara dan disandingkan dengan patung-patung agama Siwa dan Buddha, misalnya beberapa peti mayat (sarcophagus) sampai sekarang masih ditemukan di beberapa pura di Bali yang dianggap suci.
Bentuk akulturasi ini dapat kita
lihat dari penyebutan atau pemberian nama terhadap para dewa yang
memperlihatkan unsur-unsur lokalitas wilayah Bali. Misalnya nama Dewa Betara Da
Tonta yang bisa kita temukan di daerah Trunyan, Bali, memperlihatkan perpaduan
nama unsur asli daerah Bali dengan sedikit bahasa Sanskerta. Selain dari nama,
bentuk Dewa ini memiliki kemiripan dengan arca dari aman megalithikum.
Pada bentuk fisik bangunan candi di
Indonesia, seperti candi Borobudur, terdapat punden berundak-undak yang
merupakan kebudayaan asli bangsa Indonesia pada aman megalithikum. Hal ini
menunjukkan adanya akulturasi antara kebudayaan India dengan kebudayaan
Indonesia asli dalam seni bangunan. Ukiran atau relief yang ada pada dinding
candi, banyak dipengaruhi oleh kebudayaan India, berupa gambaran sehari-hari
kehidupan manusia, ataupun cerita dari kitab Ramayana dan Mahabharata.
Penjelasan tentang uang kartal dan giral
Supriyadi Pro Saturday, August 23,
2014
Tentang Uang
Kartal
Uang Kartal
adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah atau bank yang berfungsi sebagai
alat pembayaran yang sah.
Uang kartal
ada dua macam, yaitu :
A. Uang
negara atau pemerintah
Yaitu uang
yang dikeluarkan oleh pemerintah atau negara.
Uang negara
ada yang berupa kertas dan ada yang berupa logam.
- Uang
kertas negara bertuliskan "REPUBLIK INDONESIA" pada pembayaran
yang sah, angka menunjukkan nilai dan tahun pembuatan.
- Uang
logam bertuliskan "REPUBLIK INDONESIA" angka yang
menunjukkan nilai dan tahun pembuatan, tetapi sejak tahun 1968 uang negara
tidak boleh beredar lagi.
Sesuai
undang-undang Nomor 23 Tahun 1999, pemerintah memberi wewenang salah satu bank
untuk mengeluarkan uang. Bank yang memperoleh wewenang mengeluarkan uang
dinamakan Bank Sirkulasi atau Bank Indonesia. Uang yang dikeluarkan oleh Bank
Sirkulasi meliputi sebagai berikut :
1. Uang
kertas Bank Indonesia
Yang bertuliskan
"REPUBLIK INDONESIA" juga angka yang menunjukkan nilai dari tahun
dikeluarkannya. Ditandatangani oleh Gubernur Bank Indonesia dan seorang
direktur.
2. Uang
logam Bank Indonesia
Dibuat dari
perunggu atau alumunium. Pada uang logam terdapat tulisan pembuatan, tanda
tangan menteri keuangan tidak ada. Biasanya uang logam dikeluarkan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat akan uang yang bernilai kecil. Misalnya : Rp 500,
Rp 1000.
Kelebihan
dan kelemahan uang logam
1. Kelebihan
uang logam
- Kuat
dan tahan lama
- Tidak
mudah lusuh
- Mudah
dibawa ke mana-mana
- Mempermudah
pembayaran transaksi sehari-hari
2. Kelemahan
uang logam
- Persediaan
bahan logam terbatas
- Hanya
dapat digunakan untuk membayar dalam jumlah terbatas
- Kesulitan
membawa dalam jumlah besar, karena terlalu berat
Kelebihan
dan kelemahan uang kertas
1. Kelebihan
uang kertas
- Bahan
kertas mudah diperoleh dan murah harganya
- Biaya
pembuatan relatif murah
- Jika
terjadi kekurangan uang mudah mengatasi dengan mencetak uang itu
2. Kelemahan
uang kertas
- Mudah
rusak karena bahan dari kertas
- Mudah
terbakar
- Mudah
menimbulkan inflasi
- Mudah
dipalsukan
Tentang Uang
Giral
Uang Giral
adalah tagihan atau rekening suatu bank yang dapat dipakai sebagai alat
pembayaran dengan cek, bilyet, giro, perintah membayar dan transfer. Mari kita
jelaskan satu-persatu.
1. Cek
Cek adalah surat perintah dari seseorang yang mempunyai rekening di bank agar bank membayar sejumlah uang secara tunai kepada orang yang disebutkan dalam cek tersebut.
2. Bilyet dan Giro
Bilyet dan Giro merupakan permintaan seseorang yang mempunyai rekening di bank, atau supaya bank membayar dengan cara memindahkan sebagian atau seluruh rekeningnya kepada rekening pihak yang dibayar pada bank yang sama. Orang yang memiliki rekening giro dibank disebut Giran.
3. Perintah membayar
Merupakan perintah dari seseorang yang mempunyai rekening di bank, agar bank membayar sejumlah uang yang diambil sebagian atau seluruh rekeningnya kepada seseorang yang ditunjuk. Perintah membayar ini adalah alat yang memudahkan/mengubah uang giral menjadi uang kartal.
4. Telegraphic Transfer (TT) pemindahan telegrafis
Merupakan pembayaran yang dilakukan dengan pemindahan antara rekening di suatu bank yang sama. Biasanya dilakukan bila pemilik rekening pembayar dan yang dibayar di kota dan dilakukan dengan menggunakan telegram, mereka ingin pembayaran secara cepat.
Proses uang giral sebagai berikut :
a. Seseorang menitipkan uang pada bank, titipan semacam itu dinamakan primary deposits, artinya uang titipan.
b. Seseorang meminjam uang pada bank, uang tersebut tidak diambil tetapi dititipkan pada bank yang sewaktu-waktu dapat diambil. Titipan uang tersebut disebut loan deposit, yang artinya uang pinjaman yang dititipkan.
Saya kira demikian penjelasan mengenai uang kartal dan uang giral, semoga menjadikan tambahan pengetahuan.
1. Cek
Cek adalah surat perintah dari seseorang yang mempunyai rekening di bank agar bank membayar sejumlah uang secara tunai kepada orang yang disebutkan dalam cek tersebut.
2. Bilyet dan Giro
Bilyet dan Giro merupakan permintaan seseorang yang mempunyai rekening di bank, atau supaya bank membayar dengan cara memindahkan sebagian atau seluruh rekeningnya kepada rekening pihak yang dibayar pada bank yang sama. Orang yang memiliki rekening giro dibank disebut Giran.
3. Perintah membayar
Merupakan perintah dari seseorang yang mempunyai rekening di bank, agar bank membayar sejumlah uang yang diambil sebagian atau seluruh rekeningnya kepada seseorang yang ditunjuk. Perintah membayar ini adalah alat yang memudahkan/mengubah uang giral menjadi uang kartal.
4. Telegraphic Transfer (TT) pemindahan telegrafis
Merupakan pembayaran yang dilakukan dengan pemindahan antara rekening di suatu bank yang sama. Biasanya dilakukan bila pemilik rekening pembayar dan yang dibayar di kota dan dilakukan dengan menggunakan telegram, mereka ingin pembayaran secara cepat.
Proses uang giral sebagai berikut :
a. Seseorang menitipkan uang pada bank, titipan semacam itu dinamakan primary deposits, artinya uang titipan.
b. Seseorang meminjam uang pada bank, uang tersebut tidak diambil tetapi dititipkan pada bank yang sewaktu-waktu dapat diambil. Titipan uang tersebut disebut loan deposit, yang artinya uang pinjaman yang dititipkan.
Saya kira demikian penjelasan mengenai uang kartal dan uang giral, semoga menjadikan tambahan pengetahuan.
Thanks for
reading Penjelasan tentang uang kartal dan giral
Penelitian
kuantitatif
adalah penelitian ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian
kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model
matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam.
Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam
penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental
antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari
hubungan-hubungan kuantitatif.
Penelitian kuantitatif banyak
dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu
alam maupun ilmu-ilmu sosial,
dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai
cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering
dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.
Penelitian kuantitatif adalah
definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui
perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta
menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan
persentase tanggapan mereka. Sebagai contoh: 240 orang, 79% dari populasi
sampel, mengatakan bahwa mereka lebih percaya pada diri mereka pribadi masa
depan mereka dari setahun yang lalu hingga hari ini. Menurut ketentuan ukuran
sampel statistik yang berlaku, maka 79% dari penemuan dapat diproyeksikan ke
seluruh populasi dari sampel yang telah dipilih. pengambilan data ini adalah
disebut sebagai survei kuantitatif atau penelitian kuantitatif.
Ukuran sampel untuk survei oleh
statistik dihitung dengan menggunakan rumusan untuk menentukan seberapa besar
ukuran sampel yang diperlukan dari suatu populasi untuk mencapai hasil dengan
tingkat akurasi yang dapat diterima. pada umumnya, para peneliti mencari ukuran
sampel yang akan menghasilkan temuan dengan minimal 95% tingkat keyakinan (yang
berarti bahwa jika Anda survei diulang 100 kali, 95 kali dari seratus, Anda
akan mendapatkan respon yang sama) dan plus / minus 5 persentase poin margin
dari kesalahan. Banyak survei sampel dirancang untuk menghasilkan margin yang
lebih kecil dari kesalahan.
Beberapa survei dengan melalui
pertanyaan tertulis dan tes, kriteria yang sesuai untuk memilih metode dan
teknologi untuk mengumpulkan informasi dari berbagai macam responden survei,
survei dan administrasi statistik analisis dan pelaporan semua layanan yang
diberikan oleh pengantar komunikasi. Namun, oleh karena sifat teknisnya metode
pilihan pada survei atau penelitian oleh karena sifat teknis, maka topik yang
lain tidak tercakup dalam cakupan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar