SIGIT KINDARTO

"SELAMAT DATANG DI BLOG SANG OEMAR BAKRI"

Kamis, 05 Agustus 2021

~ IMPLEMENTASI STRATEGI REACT DALAM CTL ~

Sigit Kindarto, S.Pd., M.Pd.
Guru SMP Negeri 7 Cilacap
Editor Jurnal Pendidikan Expertis
ISPI Kabupaten Cilacap


Strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran kontekstual adalah REACT Menurut CORD (The Center for Occupational Research and Development), (2012: 2) REACT adalah strategi pembelajaran dengan  relating, experiencing, appliying, cooperating dan transferring. Penjelasan selengkapnya adalah sebagai berikut:

1)        Relating (Mengaitkan)

Guru menggunakan strategi relating ketika mengaitkan  konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Untuk menjadikan pembelajaran lebih bermakna maka hendaknya proses pembelajarannya mengaitkan konsep-konsep dengan keadaan nyata di lingkungan sekitar. Guru berperan membantu menghubungkan antara yang baru dengan yang sudah diketahui siswa. Seseorang yang mampu belajar dengan mengaitkan antara pengalaman lama dan pengalaman baru akan memperoleh pemahaman yang baik dan pengetahuanakan diingat dalam waktu lama.

2)        Experiencing (Mengalami)

Experiencing adalah bermakna “learning by doing” atau belajar melalui eksplorasi, penemuan dan penciptaan. Aktivitas experiencing di dalam kelas dapat berupa kegiatan memanipulasi peralatan, pemecahan masalah maupun kegiatan di laboratorium. Gafur (2003: 277) menerangkan bahwa.proses pembelajaran perlu mendapatkan pengalaman langsung melalui kegiatan eksplorasi, penemuan (discovery), inventory, investigasi, penelitian.

3)        Applying (Menerapkan)

Artinya suatu tahap pembelajaran bagaimana menempatkan suatu konsep untuk digunakan, dalam hal ini adalah guru tidak perlu mentransfer semua pengetahuan tetapi mengajak siswa untuk berpikir dan mencari jawaban sendiri atas permasalahan yang diberikan oleh guru maupun siswa itu sendiri. Cara ini akan melatih kemahiran aplikasi siswa dan cara penyelesaian masalah. Kemampuan siswa menerapkan konsep dan informasi dalam konteks yang bermanfaat juga dapat mendorong siswa untuk memikirkan karir dan pekerjaan di masa depan (Gafur, 2003: 277)

4)        Cooperating (Bekerja sama)

Siswa yang bekerja secara individu dalam memecahkan suatu masalah sering tidak menunjukkan perkembangan signifikan, terkadang justru frustasi kecuali jika guru memberikan petunjuk penyelesaian langkah demi langkah. Sebaliknya siswa yang bekerja secara kelompok sering dapat mengatasi masalah dengan sedikit bantuan. Bekerja dengan teman sejawat dalam kelompok kecil akan meningkatkan kesiapan siswa dalam menjelaskan pemahaman konsep dan menyarankan pendekatan pemecahan bagi kelompoknya.

5)        Transfering (Memindahkan)

Transfering bermakna mempelajari sesuatu dalam konteks pengetahuan, ketrampilan serta sikap yang telah ada, menggunakan dan memperluas apa yang telah diketahui. Tranfering juga bermakna menghubungkan apa yang sudah dipelajari siswa atau apa yang sudah diketahui siswa secara konteks untuk dipergunakan pada kondisi yang lebih luas dalam meta kognitif. Peran guru adalah membuat bermacam-macam pengalaman belajar siswa dengan focus pada pemahaman bukan pada hafalan. Kemampuan siswa menerapkan konsep dalam situasi lain merupakan bentuk keberhasilan proses pembelajaran siswa secara komprehensif.

b.      Langkah-Langkah Pelaksanaan REACT

Langkah-langkah pembelajaran dengan strategi pembelajaran kontekstual REACT pada dasarnya mengikuti tahapan-tahapan dari model tersebut, yaitu terdiri dari lima fase (1) relating atau mengaitkan, (2) experiencing atau mengalami, (3) applying atau menerapkan, (4) cooperating atau kerjasama, dan (5) transferring atau pemindahan. Proses pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual REACT merupakan suatu siklus kegiatan. Artinya, proses tersebut tidak pernah terputus, seperti yang disajikan pada gambar dibawah. 



Gambar 1

Proses Pelaksanaan REACT

Sumber: CORD, (2012: 4)

 

 

Pembelajaran diawali dengan tahap relating. Pada tahap ini guru mengaitkan pengetahuan awal siswa dengan pengetahuan baru yang akan dibahas dengan memunculkan permasalahan-permasalahan autentik yang akrab dengan keseharian siswa. Tahap kedua adalah experiencing. Pada tahap ini guru mengajak siswa untuk menemukan konsep melalui aktivitas laboratorium (kegiatan eksperimen). Setelah siswa menemukan konsep pada tahap experiencing, pembelajaran dilanjutkan ke tahap applying yaitu penerapan konsep melalui latihan soal yang sifatnya autentik dan realistik. Tahap pembelajaran keempat adalah cooperating, yaitu kerjasama kelompok untuk mencari solusi pemecahan masalah yang terbaik. Tahap pembelajaran paling akhir adalah transfering. Pada tahap ini guru mencoba membimbing siswa mentransfer pengetahuan atau konsep yang sudah didapatkan dalam proses pembelajaran ke konteks pengetahuan lain yang lebih kompleks

c.       Keunggulan Pembelajaran Kontekstual

Keunggulan pembelajaran kontekstual menurut Gafur (2003: 276-278) sebagai berikut:

1)      Pembelajaran yang memiliki keterkaitan dengan lingkungan siswa atau konteks pengalaman kehidupan sehari-hari

2)      Pembelajaran lebih memberikan kegiatan eksplorasi, penemuan langsung, produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena pembelajaran kontekstual menuntut siswa menemukan sendiri bukan menghafal

3)      Pembelajaran yang membimbing siswa untuk menerapkan  materi pelajaran dalam situasi lain yang berbeda. Kemampuan siswa menerapkan konsep dan informasi dalam konteks yang bermanfaat dapat mendorong siswa untuk memikirkan kair dan pekerjaan masa depan yang mereka minati.

4)      Melatih siswa untuk bekerjasama, mengemukakan pendapat, mengajukan dan menjawab pertanyaan, komunikasi interaktif antar siswa dengan guru serta nara sumber. Pengalaman bekerja sama tidak hanya membantu membantu siswa belajar menguasai materi pembelajaran tetapi sekaligus memberikan wawasan pada dunia nyata bahwa untuk menyelesaikan suatu tugas akan lebih berhasil jika dilakukan secara bersama-sama dalam bentuk team kerja.

5)      Pembelajaran yang menekankan pada kemampuan mentransfer pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang telah dimilikinya pada situasi lain. Dengan kata lain pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimiliki bukan sekedar dihafal tetapi digunakan, diaplikasikan pada situasi lain. Kemampuan menerapkan materi pembelajaran untuk memecahkan permasalahan yang ada merupakan penguasaan metakognitif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar